Pembalasan

20 4 0
                                    

Mental bara, nata, dan maudy benar- benar sedang di uji, mereka sebenarnya tetap mempunyai rasa takut tetapi kalau masalah ini tidak diselesaikan mereka berpikir maka jayanda akan makin semena - mana pada semua siswa di sekolah.

"Ooo jadi begitu sikap sopan santun kalian ya, bukannya kemaren saya bilang bawa orang tua kalian kesekolah jadi sekarang dimana orang tua kalian ?" Jawab agam dengan wajah yang segitu sinis

"Bukannya saya juga bilang ke bapak kalau saya gak akan buang waktu orang tua saya cuman buat ngadep ke bapak ?" Jawab bara dengan tegas sambil menarik tangan nata dan maudy untuk berdiri dibelakang dia

"ANAK KURANG AJAR!!!" Ucap agam sambil menggebrak meja

Disisi lain jayanda, erik, dan dika begitu kaget karena jawaban bara dan gebarakan agam. Agam langsung berdiri dari duduknya dan berjalan menuju bara, ia sudah mengangkat tangannya akan memukul bara, ketika tangan agam sudah mengayun tiba - tiba nata memegang tangan agam sambil berkata.

"Kalo bapak menanyakan sopan santun kami, kami juga bisa bertanya kepada bapak dimana letak sopan santun bapak dan sosok ayah yang seharusnya menyangi anaknya dan mendidiknya bukannya mengajarkan kekerasan kepada anaknya seperti ini" ucap nata sembari memegang tangan agam

Agam menatap mata nata dengan tajam, ia mengingat bahwa nata adalah anak dari tukang kebun dia yang baru saja meninggal yaitu raga. Ia kembali beranggapan bahwa bara, nata, dan maudy bukan lawan yang sebanding dengan dia.

"Kamu anak raga bukan ? Anak tukang kebun saya yang baru meninggal kemarin" ucap agam dengan tawanya

"Iya pak, saya anak dari tukang kebun bapak" balas nata dengan tegas

"Ternyata memang benar buah jatuh gak jauh dari pohonnya, kamu sama raga bener - bener mirip. Kalian berdua sama - sama gak berguna, harusnya kamu nurut sama saya karena duit saya kamu bisa sekolah disini dasar anak gak tahu diri" ucap agam dengan tawanya

"Maksud bapak gak berguna ? ayah saya itu kerja ditempat bapak bukan jadi pengemis, jadi jangan pernah bilang ke saya kalo saya sekolah disini karena uang bapak!!!" sahut nata dengan menatap tajam agam

"Dasar anak gak tahu di untung!!!" ucap agam yang siap melayangkan pukulan pada nata.

Ketika pukulan agam akan melayang di wajah nata, maudy langsung menarik nata sehingga pukulan yang akan diberikan agam tidak mengenai nata. Agam begitu kesal karena semua drama dari 3 siswa yang ia anggap remeh. Tanpa ada bahasan apapun agam langsung mengeluarkan mereka bertiga.

"Kalian bertiga saya keluarkan dari sekolah ini" ucap agam sembari menyodorkan surat pengeluaran siswa

Semua orang pun kaget dengan ucapan agam

"Atas dasar apa bapak mengeluarkan kami ? Atas dasar membela korban bullying dan melawan pembullynya ?" ucap maudy dengan tegas

"Bapak gak bisa asal mengeluarkan kami pak kalau emang itu alasannya itu gak adil buat kami pak. Disini anak bapak yang salah bukan kami yang salah" Timbal nata

Sedangkan bara hanya tersenyum dengan hal yang terjadi

"Kalian lupa kalau sekolah ini donatur terbesarnya adalah saya tanpa ada saya sekolah ini gak akan punya fasilitas selengkap ini dan semaju ini. Gak perlu alasan buat saya kalau mau mengeluarkan kalian" jawab agam dengan sombong

"Mampus kalian gue udah pernah bilang gak usah ikut campur urusan gue sekarang kelurkan lo bertiga" ucap jayanda sambil tertawa

"Gue gak minta lo ngomong" ucap bara dengan menunjuk dan menatap tajam jayanda

"Kalau bapak mengingatkan kami atas donatur sekolah ini saya juga bisa mengingatkan kepada bapak kalau perusahan bapak juga punya pemegang saham terbesar dan perlu bapak ketahui pemegang saham terbesar di perusahaan bapak itu ibu saya ibu hana" ucap bara dengan mentap tajam agam

Agam yang mendengar hal tersebut benar - benar kaget karena ia benar - benar tidak tau bahwa anak dari pemegang saham di perusahaannya adalah bara. Agam tampak diam tak bisa berkata, tanpa ada sepatah katapun bara langsung mengambil telfonnya dan langsung memanggil seseorang untuk datang ke dalam ruangan. Pintu bergeser tampak seorang laki - laki muda dengan stelan jas hitam sedang memegang map, laki - laki tersebut masuk dan memberikan map tersebut kepada bara.

"Bapak Agam tanpa mengurangi rasa hormat saya bara argantara putra tunggal dari ibu hana memberikan surat pemutusan kontrak saham kepada perusahaan bapak" ucap bara sembari menyodorkan map yang ia pegang

Seisi ruangan begitu kaget mereka semua tak mengira bahwa bara adalah putra dari seseorang yang penting bagi agam dan keluarganya.

"Nak bara sepertinya untuk masalah ini perlu kita bicarakan baik - baik" ucap agam dengan nada bicara yang panik

"Maaf pak gak ada yang perlu dibahas lagi, saya memang sudah muak dengan sekolah ini dan isinya" jawab bara

"Nak bara bapak minta maaf kalau kemaren bapak sudah menampar bara dan bapak sudah berbicara yang tidak sopan kepada bara tapi tolong jangan putus kontrak di perusahaan bapak ya nak" ucap agam sambil memegang tangan bara

"Saya bisa aja gak mutusin kontrak dari perusahaan bapak tapi dengan satu syarat, syaratnya jayanda putra bapak sendiri harus minta maaf ke nata" ucap bara sambil menunjuk jayanda

Jayanda tertegun, ia langsung berdiri dari duduknya

"Gue gak akan pernah minta maaf ke lo apalagi ke si pincang, najis gue minta maaf ke orang kaya dia" ucap jayanda dengan nada tingginya

"Tutup mulut kamu jayanda, minta maaf ke nata sekarang!!!" Ucap agam sambil menggebrak meja

"Tapi yah" jawab jayanda

"Kamu sama teman - teman kamu mau ayah keluarin ? Kalau gak mau cepet minta maaf ke nata" sahut agam

Dika dan erik tiba - tiba menarik tangan jayanda

"Jay gue gak mau dikeluarin dari sekolah ini jay, ini kita bentar lagi juga lulus ya kali kita putus sekolah cuman gara - gara gini" bisik erik pada jayanda. Jayanda berfikir bahwa dunia benar - benar sudah tidak memihaknya bahkan ayahnya sendiri lebih mementingkan bisnis dan jabatannya dari pada membela anaknya sendiri. Ia tidak mau menyeret teman - temannya ia hanya ingin "Bahagia" tapi dunia seolah sudah tidak ada di pihaknya. Jayanda berjalan perlahan menuju nata, ia sambil melihat temannya dan ayahnya. Jayanda akhirnya mengulurkan tangannya kepada nata sembari berkata

"Nat gue minta maaf kalo selama ini gue selalu ngebully lo" ucap jayanda

"Tanpa lo minta maaf gue udah maafin lo jay, tapi tolong jay jangan ganggu gue lagi terlebih lo usik keluarga gue. Gue cuman pingin sekolah dengan tenang" jawab nata

"Iya nat gue minta maaf"

Waktu yang bara rencanakan untuk menolong sahabatnya sudah terjadi, ia begitu tenang karena sekarang ia yakin sahabatnya bisa sekolah selayaknya siswa. Sedangkan jayanda masih saja terpukul pada hari itu, ia masih tak menyangka bahwa ayahnya yang selama ini selalu menjadi tameng untuknya disekolah sekarang telah menjadi pisau bagi hidupnya.

"Dunia telah jahat kepada ku apakah ini hukuman bagi ku karena telah membuat dunia seseorang hancur"
Jayanda Putra Agam
.
.
.
.
.

Haiiiiiii kalian apa kabar ? 👋
Semoga kalian dalam keadaan sehat 😊👋

Aku harap kalian masih suka sama cerita yang ku buat
Terimakasih udah mau baca ceritaku sampe sekarang

Kalian sehat sehat disana ya

Jangan lupa vote dan komen guys 😁

Oh iya jangan lupa follow tiktok aku ya

Oh iya jangan lupa follow tiktok aku ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Kamu dan Dia [ Renjun, Ning Ning, Jeno ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang