Sosok Ayah

87 27 8
                                    

Sementara itu jayanda pulang sekolah dengan perasaan yang begitu emosi, bagaimana tidak seseorang yang selalu ia bully baru saja mengancamnya akan membunuhnya dan memukulnya habis habisan. Jayanda pulang dengan banyak luka lebam di wajahnya dan baju dia yang begitu kotor. Sesampainya dirumah jayanda langsung masuk ke dalam rumah dan tak disangka ayahnya sedang menunggu diruang tengah.

"Dari mana aja kamu" tanya ayah agam jayanda

Jayanda hanya berdiri diam dan ayahnya pun berjalan menuju dia

"Lo gak denger gue tadi ngomong apa ? Gue tanya ke lo, lo dari mana ?" ucap ayah agam

"Jayanda tadi abis main sama teman teman yah" sahut jayanda

Plakkkk...

Tamparan melayang diwajah jayanda

"Yah salah jayanda apa ? Jayanda sudah pulang yah jayanda gak bawa masalah apa apa kerumah!!!" ucap jayanda

"Kamu pikir ayah buta ? Kamu pikir ayah gak bisa liat ? Ribut sama siapa lagi kamu hah sampe muka kamu lebam baju kamu kotor" ucap agam sembari menunjuk jayanda

Jayanda benar benar tak menyangka akan mendapat sambutan seperti ini dari ayahnya sendiri, ia hanya ingin pulang ke "Rumah" dengan damai dan tenang. Memang ia tinggal ditempat yang tergelolong mewah tapi "Rumah" yang jayanda maksud adalah tempat dimana ia bisa diterima apa adanya dan dimana ia dapat disayang selayaknya anak yang disayang oleh orangtuanya.

" Kamu bilang kamu gak bawa masalah ? Terus dengan kondisi kamu yang kaya gini kalo bukan masalah apa ? Ayah didik kamu gak buat jadi berandalan jayanda ayah didik kamu itu biar kamu jadi anak yang berguna bukan jadi berandalan kaya gini" ucap ayah agam

"Apa ayah bilang tadi ? Didik ? Sejak kapan ayah ada didik jayanda sejak kapan ayah ada buat jayanda. Bahkan detik ini jayanda pulang wajah jayanda lebam baju jayanda kotor apa ayah nanya kondisi jayanda ? Apa ayah ngobatin jayanda ? Ayah malah mukul jayanda, ayah kaya begitu bukannya ngobatin jayanda malah tambah luka buat jayanda" jawab jayanda dengan tangisnya

Jayanda langsung pergi meninggalkan ayahnya

"Jayanda ayah belum selesai ngomong!!!"

Jayanda menghiraukan omongan sang ayah, ia melangkah menuju taman belakang rumahnya sembari mengusap air mata yang jatuh. Ia hanya bisa duduk di gubuk kecil yang berada di taman belakang rumahnya sembari mengusap air matanya. Tak lama langkah kaki terdengar menuju jayanda, jayanda sudah mengira kalau ayahnya akan menyusulnya tetapi kenyataannya tidak. Seorang laki laki sudah tua menghampirinya dengan membawa kota P3K, laki laki tersebut adalah raga ayah dari nata.

Laki laki tersebut duduk disamping jayanda sembari melepaskan tas jayanda yang masih jayanda pakai. Jayanda kaget karena selama ini tidak ada yang dekat denganya dirumah ia sendiri.

"Dilepas dulu den tasnya, sini bapak obatin dulu lukanya" ucap ayah raga

Jayanda diam tak berkutik, ia terpatung melihat sikap dari orangtua anak yang ia sering bully

"Anak bapak juga seumuran sama den jayanda kebetulan sekolahnya bareng den jayanda namanya nata den jayanda kenal gak ?" ucap ayah raga

Jayanda kembali terpatung

"Den ?"

"Eh iya pak, nata ya ? Jayanda gak kenal pak soalnya jayanda jarang main juga disekolah" ucap jayanda

"Oooo kirain bapak den jayanda kenal"

Jayanda sengaja tidak memberi tahu kalau ia mengenal nata karena ia tak ingin ada pembahasan lagi dengan agam sebab jayanda berpikir kalau ia dekat dengan pembantu pembantunya dirumah ia akan tertular kemiskinan pada dirinya.

"Den jayanda abis ribut ya ? Gapapa kalo den jayanda gak mau cerita tapi ini bapak obatin dulu ya soalnya bapak kalo ngeliat den jayanda kaya ngeliat anak sendiri. Omongan ayah agam tadi jangan dimasukin hati ya den soalnya bapak bapak memang kaya begitu kalo ngeliat anaknya pulang terus malah penuh luka gini jadinya malah panik sendiri" ucap ayah raga sembari mengobati luka jayanda

Ketika jayanda merasa ia tidak cocok dekat dengan orang miskin tetapi ia merasakan apa itu "Sosok Ayah" pada raga. Ia menatap ayah raga penuh dengan rasa ingin memeluknya dengan menceritakan hari hari beratnya

"Ayah memang jahat pak, dari kecil jayanda selalu dipukul terus padahal jayanda gak salah tapi selalu disalahin" ucap jayanda

"Ayah agam ngelakuin itu karena ayah agam sayang sama den jayanda, ayah agam pingin yang terbaik buat den jayanda" ucap ayah raga

Tak disangka raga langsung memeluk jayanda sambil mengelus kepala jayanda layaknya ia mengelus kepala nata anaknya sendiri

"Den jayanda kalo ada apa apa cerita saja ke bapak" ucap ayah raga

"Iya pak" sahut jayanda

Karena memang sikap jayanda yang sudah buruk ia memang merasa senang dan tenang karena ia baru saja merasakan apa itu sosok ayah dalam hidupnya tetapi disisi lain ia mengambil kesempatan ini untuk membuat nata lemah karena ayahnya sudah bisa jayanda pegang kendali.






Hai semuanya...Gimana kabar hari ini ? Ada cerita apa hari ini ? Kalo butuh tempat cerita boleh kok cerita di komen

Jangan lupa follow, vote, sama komen ya terimakasih semua

Oh iya aku ada buat tiktok nih, mungkin kalian bisa follow tiktok ku ya

Oh iya aku ada buat tiktok nih, mungkin kalian bisa follow tiktok ku ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Kamu dan Dia [ Renjun, Ning Ning, Jeno ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang