Gerbang sekolah telah di buka tampak kelas sudah tertata rapih dengan lantai yang begitu bersih. Hari ini berpetepatan dengan jadwal piket kelas nata sehingga ia membersihkan kelasnya dengan baik. Tak lama semua siswa datang masuk ke kelas termasuk bara dan jayanda. Nata yang melihat wajah jayanda yang masih memiliki banyak luka lebam langsung mendekati jayanda dan duduk disampingnya.
"Ini ada roti buat lo, makan aja" ucap nata sembari memberikan roti pada jayanda
Tampak jayanda hanya terdiam sembari menatap roti tersebut. Nata meninggalkan jayanda dan kembali ke mejanya. Sedangkan bara yang melihat hal tersebut merasa aneh karena sikap nata yang baik kepada jayanda dan wajah jayanda lebam.
"Ngapain lo kasih tu anak roti nat, terus kenapa lagi tu anak mukanya lebam" tanya bara
"Gapapa bar gue pengin ngasih aja ke jayanda soalnya kan dulu gue sering disuruh beli roti sama dia kalo pagi. Gue gak tau juga kenapa mukanya banyak lebam gitu" jawab nata
"Gak usah terlalu baik sama tu anak nat yang ada nanti lo malah dapet paitnya kalo deket - deket tu anak"
"Heh gak boleh lo bilang kaya gitu bar gimana juga tu anak temen sekelas kita"
"Suka hati lo nat biar seneng lo sekeluarga" ucap bara dengan tertawa
Sedangkan jayanda kembali melihat nata yang sedang tertawa bersama sahabatnya membuat jayanda iri dengan persahabatan mereka berdua. Bel masuk telah berbunyi semua siswa bergegas untuk masuk ke dalam kelas dan memulai pembelajaran hingga saatnya jam istirahat tiba, seperti biasa bara selalu menjemput maudy untuk makan bersamanya sedangkan nata memakan bekalnya.
Selesai memakan bekalnya nata berjalan keluar untuk menuju atap sekolah, atap sekolah selalu menjadi tempat nata untuk menjernihkan pikirannya karena ia bisa menghirup udara dengan bebas dan disertai tiupan angin yang kencang. Nata duduk ditepian pagar atap sekolah dan memikirkan pekerjannya karena ia tidak enak jika harus bekerja dirumah bara.
Ketika ia memikirkan tentang pekerjaannya ia menoleh kebelakang karena ia mendengar langkah kaki sedang menuju kepadanya. Tampak jayanda sedang berdiri menatapnya sembari memegang roti yang nata berikan tadi. Jayanda melangkahkan kakinya menuju nata.
"Ini uang lo gue kembaliin" ucap jayanda memberikan uang pada nata
"Gak usah jay gue ikhlas bantu lo" jawab nata
Jayanda menghiraukan perkataan nata ia melemparkan uangnya pada nata dan berbalik arah meninggalkan nata, sedangkan nata hanya tersenyum kepada jayanda seolah tak terjadi apa - apa. Langkah kaki jayanda terhenti ia berbalik dan menghadap pada nata.
"Kenapa lo tolong gue kemaren" tanya jayanda
"Gak ada alesan gue buat tolong lo jay" jawab nata sembari mengambil uang yang berserakan
"Lo gak punya harga diri banget ya nat, gue dah pernah bilang sama lo kalo gue gak perlu dikasihanin tapi lo malah tolong gue dan sekarang lo mungut duit gue" balas jayanda sembari tertawa
Nata hanya tersenyum mendengar perkataan jayanda, ia pun melangkah mendekati jayanda dan menatap jayanda dengan senyum yang masih terpancar di wajahnya."Gue tolongin lo karena lo temen gue juga jay, gak mungkin gue biarin temen gue tergeletak dijalanan kaya gitu aja" ucap nata sembari memegang tangan jayanda dan mengembalikan uang jayanda.
Jayanda terdiam ketika nata memanggil dia teman, jayanda masih berfikir kondisi dia saat ini dikarenakan nata, walaupun nata telah menolongnya dan menganggapnya teman tetapi rasa benci yang ada pada diri jayanda terhadap nata masih saja ada. Dengan kakinya yang pincang nata meninggalkan jayanda secara perlahan. Jayanda langsung menarik nata dan memegang kerah baju nata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu dan Dia [ Renjun, Ning Ning, Jeno ]
Teen Fiction"Gue salah apa sih sama lo?" sebuah kata yang sering nata lontar kan pada pembullynya. Seorang anak SMA yang seharusnya menikmati masa SMA dengan bahagia tetapi harus menerima tindakan bully dari temannya hingga dia tidak memiliki teman, tetapi seor...