Jayanda menyadari bahwa sekarang ia hanya memiliki teman yang selalu bersamanya, sedangkan keluarga baginya hanyalah sebuah tempat yang tak berguna. Ia ingin keluar dari rumahnya dan hidup diluar bersama teman - temannya.
Setelah kejadian ia meminta maaf pada nata dan membuat perusahaan ayahnya terancam kehilangan saham dari ibu bara, jayanda hidup dengan makin banyak tekanan dari keluarganya. Ayahnya yang selalu memarahi dan memukulinya serta ibunya yang selalu mencacinya layaknya seorang yang tak berguna, selain tak mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya uang jayanda dan beberapa fasilitas yang selama ini ayahnya berikan mulai ditarik oleh ayahnya sehingga membuat hidup jayanda begitu prihatin.
Detik ini jayanda sudah membulatkan tekadnya untuk pergi dari rumahnya, jayandapun menghubungi kedua temannya untuk menumpang dirumah mereka selagi ia mencari pekerjaan.
"Rik Dik gue ada perlu sama kalian, ketemuan bentar yuk" ucap jayanda
"Lo lagi ada masalah jay ? yaudah ayok ketemuan, tempat biasakan ?" jawab erik
"Iya tempat biasa aja"
"Gasssss" balas dika
Mereka bertiga akhirny pergi ke club tempat mereka berkumpul, sesampainya disana jayanda sudah melihat dika dan erik sudah datang terlebih dahulu. Ia melangkahkan kakinya menuju kedua temannya dengan raut wajah yang begitu kesal.
"Aduh kenapa lagi ini jay keknya berat ni masalah" ucap erik sembari memberikan alkohol pada jayanda
"Gue pingin kabur dari rumah, gue gak tahan dirumah gue sendiri" sahut jayanda sembari meneguk alkohol yang berada ditangannya
Erik dan dika yang mendengar hal tersebut seketika menyemburkan minumannya dan menatap jayanda dengan serius.
"Lo gak bercandakan jay ?" ucap dika"Iya lo lagi gak bercandakan jay" sahut erik
"Gue serius... gue dah gak betah banget dirumah. Rumah yang seharusnya bisa jadi tempat gue istirahat tapi malah jadi neraka buat gue, terlebih sekarang keuangan gue udah ditarik sama ayah gue" jawab jayanda dengan nada yang kesal
"Jadi lo sekarang udah gak dikasih lagi uang sama bokap lo ?" timbal erik
"Ya masih rik tapi gak sebanyak dan sesering dulu, sekarang gue pingin keluar dari rumah gue pingin nyari kerja makannya gue mau bilang ke lo berdua kalo gue pingin numpang dulu dirumah kalian selagi gue masih nyari kerja" ucap jayanda
Erik dan dika yang mendengar penjelasan jayanda seketika saling bertatapan, mereka berdua sedikit terkekeh karena penjelasan jayanda. Jayanda yang melihat kedua temannya tertawa sehabis ia bercerita sangat amat membuat jayanda semakin kesal. Dika menaruh minumannya dimeja dan memegang pundak jayanda.
"Duh jay berarti sekarang lo miskin dong jay dah gak banyak uang lo kaya kemaren - kemaren nih ?" ucap dika
"Maksud lo apa bilang kaya gitu dik" jawab jayanda sembari melepaskan tangan dika
"Maksud dika berarti lo sekarang udah kaya nata jay, udah miskin eh malah gak dapet kasih sayang keluarga juga" sahut erik dengan tawa dan disambut oleh tawa dika juga
"BANGSAT LO BERDUA!!!" Teriak jayanda sembari menggebrak meja
Jayanda yang mendengar perkataan kedua sahabatnya begitu kecewa dengan mereka berdua, bagaimana bisa kedua temannya yang sudah ia anggap lebih dari keluarga sekarang berbalik menusuknya dan memberikan luka baru padanya.
"Sabar dong jay kalem - kalem, gue sama dika tetep mau kok temanan sama lo tapi kalo duit lo dah banyak lagi ya jay" ucap erik sembari memberikan minum kepada jayanda
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kamu dan Dia [ Renjun, Ning Ning, Jeno ]
Teen Fiction"Gue salah apa sih sama lo?" sebuah kata yang sering nata lontar kan pada pembullynya. Seorang anak SMA yang seharusnya menikmati masa SMA dengan bahagia tetapi harus menerima tindakan bully dari temannya hingga dia tidak memiliki teman, tetapi seor...