- 8 -

461 41 11
                                    

Minggu ke enam, berstatus sebagai pacar dari Sadam Ardiwilaga. Di hari Minggu ini Sherina mendapat jatah liburnya dari segala kesibukan di kantor, ia baru saja keluar dari kamarnya saat mendengar berita kebakaran hutan dari televisi yang tengah di tonton ayahnya. 

Di Palangkaraya Kalimantan Tengah, kebakaran lahan gambut juga sudah meluas dan sudah mendekati jalan protokol dan pemukiman warga. Pekatnya asap menimbulkan kekhawatiran warga akan kesehatan mereka.

Sherina mengambil posisi duduk di sebelah Ayahnya, menyimak dengan serius isi berita pagi itu. Ia teringat cerita Sadam tentang Hilda yang di selamatkan oleh seorang gadis kecil dari kebakaran hutan, kemudian baru menyadari jika kebakaran hutan di Kalimantan ternyata separah itu. Ia bergegas bangkit, kembali menuju kamarnya untuk mengambil ponsel, teringat Sadam yang belum mengabarinya sejak semalam.

Sher, kebakaran hutan disini makin parah, aku harus bantu untuk rescue orang utan di sini. Jadi aku minta maaf kalau belum bisa kasih kamu kabar, doain semuanya disini semoga segera membaik yaa.. love you..
03.25

Setelah membuka chat dari Sadam, Sherina langsung mencoba meneleponnya. Namun nampaknya ponsel Sadam tidak aktif atau mungkin tidak ada jaringan disana? Sherina kembali keluar kamarnya. Pak Darmawan menangkap kegelisahan putri tunggalnya yang nampak jelas dari raut wajahnya.

"Sadam gimana Sher?" tanya ibu nya yang baru saja muncul dari arah dapur.

"Gak bisa di hubungi bu.. terakhir dia ngabarin kalau harus bantu rescue orang utan disana. Mungkin sekarang masih di dalam hutannya itu.." Sherina gusar.

"Sabar nak, kamu yang tenang.. berdoa semoga semuanya aman-aman saja."

"Yah, gimana bisa tenang itu apinya udah sampai ke kota loh Yah.. kalau di kota aja udah separah itu, gimana di hutan? Tempat kerja Sadam tuh ada di tengah-tengah hutan.. Astagaaa.." Sherina yang memang terkadang mudah panik ini nampak sangat frustasi.

"Sher, masih pagi loh.. tenang dulu nak.." ibunya menghampiri untuk mengusap punggung Sherina, berusaha menenangkan. 

Sherina membuka lockscreen ponselnya, menghubungi Aryo yang hari ini juga libur. 

"Yo, bangun lo!" Sherina beranjak menuju ke halaman belakang rumahnya. 

"Non, masih pagiiii, libur pula! Tolonglahhh" 

"Hutan Kalimantan kebakaran Aryo! Api nya udah menjalar ke Palangkaraya!"

"Ya terus gue harus apa Sherrrr???" 

"SADAM ADA DISANA ARYO!" teriakan Sherina kali ini membuat nyawa Aryo terkumpul sempurna, bukan karena suara teriakannya tapi karena ia baru sadar jika Sadam berada disana dalam kesulitan dan tentu saja ini akan menjadi kesulitan bagi Aryo menghadapi Sherina yang sering bertindak diluar prediksi.

"Oke, lo tenang... tenang dulu Sher, jangan panik, jangan overthinking, jangan gegabah.. Sadam pasti tidak hanya kali ini menghadapi situasi kayak sekarang, lo berdoa sambil kita berusaha mencari kabar Sadam disana bagaimana sekarang.. oke?"

"Gimana caranya Aryooo.. gimanaaaa??" rengekan bingung Sherina kali ini terdengar, "Apa kita ke Kalimantan aja ya Yo?" lintasan pikiran yang kali ini sudah Aryo tebak akan keluar dari partner kerjanya ini. 

"Ini gak masuk akal Sher, yang paling mungkin kita cari tahu ke kantor OUKAL di Bogor!" setelah mendengar ucapan Aryo, Sherina menepuk jidatnya. Dia baru ingat dengan kantor Oukal yang berada di Bogor.

"Oke! Lo bisa temenin gue kesana?"

"Sher, bisa lewat telepon dulu kan buat tanya-tanya.. kalau emang kantornya gak bisa di hubungi, ayo gue temenin kesana.." beruntungnya meski Aryo sering sekali senang bercanda, tapi dalam situasi genting begini dia sangat bisa di andalkan.

Akan Ku TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang