- 33 -

419 36 56
                                    

Sadam baru saja terbangun dari tidurnya pagi ini, tangannya terulur ke arah sampingnya, kemudian meraba-raba tempat yang di rasa kosong itu. Ia sontak membuka mata dan di buat terkejut saat mendapati jika Sherina tidak ada di sampingnya. "Sayaangg!!!" Teriaknya. Bergegas turun dari kasur, mencari ke setiap penjuru ruangan di sana tanpa terkecuali. Nihil. Sadam mengacak rambutnya, kembali ke kamar untuk mengambil ponselnya. Kemudian menyadari jika ponsel cadangan milik Sherina masih ada di atas nakas dalam keadaan tersambung ke aliran listrik.

"Yaaangg!!" Suara teriakan Sherina, berbarengan dengan suara pintu itu membuat Sadam bergegas keluar lagi dari kamar. "Sarapan yu- Astaga!!" keduanya hampir bertabrakan di depan pintu kamar.

"Kamu nih abis dari mana sih?" Nada suara Sadam meninggi, kedua tangan Sadam memegang bahu Sherina yang tampak terkejut di depannya. 

"Aku dari tempatnya Calista, ambil sarapan.. Kamu panik?" jemari Sherina terulur mengusap pipi sang suami.

"Huuuuffft" Sadam menghembuskan nafas. "Ya gimana gak panik, bangun tidur kamu ngilang!" Sadam kemudian menarik Sherina untuk memeluknya sesaat.

"It's okay Dam.. Maaf ya, gak bilang tadi, aku gak tega banguninnya, lagian cuma ke tempat Calista aja.." Sherina menepuk halus punggung Sadam. "Sarapan yuk! ada nasi uduk dari bu Lucia tuh.." kemudian keduanya menuju ke meja makan.

"Neng, kamu nih sembunyi di sini akan berapa lama lagi?" tanya Sadam di tengah-tengah mereka menyantap sarapan.

"Belum tahu Dam, kenapa?"

Sadam berpikir sejenak, memilah kata yang akan ia ucapkan. "Mmm... sebenarnya aku kesini tuh ninggalin tanggung jawab aku di OUKAL, gimana kalau sementara waktu sampai situasi kondusif kamu ikut aku kesana aja neng?" 

"Coba nanti aku tanya pak Ilyas, kerjaan aku juga sementara paling cuma edit artikel untuk post di berita online." Sherina menjawab sedangkan tangannya sibuk memisahkan daging ayam dari tulangnya dan ia letakkan di piring milik Sadam. "Maaf ya, aku ngerepotin kamu terus.. Sampe harus repot mendadak ke Jakarta gara-gara aku hilang kabar.. Padahal kalau aja kamu atau Aryo mau angkat teleppon dari nomor baru aku itu, kamu gak harus kesini loh Yang.." 

Sadam terkekeh mendengar ucapan Sherina yang selalu ada alasan untuk membuat seolah orang lain tetap melakukan kesalahan. "Gak apa-apa.. Aku gak akan bisa tenang juga kalau tetap diam di sana.."

***

Hampir satu bulan Sherina berada di Kalimantan, setiap hari membuntuti Sadam ke mana pun pria itu pergi. Sesekali ia tampak membantu mengecek beberapa dokumen. Dan hari ini, Sherina ikut turun ke hutan, ingin ikut melihat proses evakuasi orang utan yang terluka karena terkena jerat jebakan untuk babi hutan. 

"Kamu beneran gak apa-apa neng ikut ke hutan?" pertanyaan ini entah sudah berapa kali Sherina dengar, bahkan sejak kemarin ketika mereka masih berada di wisma.

"Aku udah di sini, Kalau aku jawab mau pulang aja kan gak lucu Dam!" jawab Sherina. Mereka saat ini tengah duduk di atas kursi lipat, menunggu perahu kelotok menjemput mereka.

 Mereka saat ini tengah duduk di atas kursi lipat, menunggu perahu kelotok menjemput mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akan Ku TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang