Sejak jam setengah tujuh pagi tadi, Sherina sudah berada di tengah keramaian manusia dari berbagai negara yang mengikuti kegiatan Jogja International Heritage Walk yang adalah acara jalan santai internasional yang diadakan setiap tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sudah rutin di selenggarakan sejak tahun 2008. Ia bersiap untuk melakukan liputan yang akan di tayangkan siang ini di Nex Tv meski Aryo dan Acha sedari subuh tadi berkali-kali bertanya tentang kondisi lengannya yang memang sedikit bengkak dan terlihat di area sekitar jahitan nampak memar, hingga Acha saja meringis melihatnya saat ia membantu Sherina mengganti perban. But live must go on pikir Sherina.
"Hati-hati ya Sher, aku ngeri lenganmu kesenggol orang.." ujar Acha saat Sherina akan menuju spot yang di tentukan Aryo untuk mengambil gambar.
"Aman Cha, kita kan jalan duluan nanti, gak masuk di kerumunan.." jawab Sherina meyakinkan. Tentu saja Sherina, Aryo dan Acha juga mengikuti kegiatan jalan santai ini dengan rute titik start dan finish yang berada di Lapangan Garuda, Candi Prambanan dan nanti mereka akan berhenti di rest area yang berada di area Candi Kedulan, Candi Sambisari dan Candi Sari, untuk meliput dan menikmati hidangan makanan khas desa setempat, minuman herbal dan menyaksikan berbagai macam kesenian sembari menikmati kemegahan candi-candi.
Tepat jam dua belas siang, acara selesai begitu pula dengan proses liputan yang mereka lakukan. Mereka bergegas menuju mobil agar bisa langsung memindahkan data dan mengirimnya ke kantor pusat. Jika bertanya tentang Sadam, Sherina sendiri tidak tahu hari ini dia kemana, bahkan pesannya yang tadi pagi di kirimkan pun seingat Sherina, tidak mendapat balasan.
"Sher, ini minum dulu!" Acha menyodorkan sebotol air mineral juga obat antibiotik yang tentu saja harus di habiskan. Beruntung kali ini Acha ikut dengan Sherina dan Aryo karena ia terdaftar menjadi peserta yang mengikuti kegiatan JIHW, setidaknya ada yang mengingatkan Sherina untuk meminum obat tepat waktu di tengah kesibukannya.
"Sher, Sadam nanyain kondisi lo nih.." Aryo tiba-tiba menunjuk ke arah notifikasi Whatsapp di laptopnya. Sherina hanya mellihatnya sekilas kemudian mengeluarkan ponsel yang sedari pagi tersimpan di dalam tas. Terdapat sepuluh panggilan tak terjawab dari ibu, tujuh panggilan tak terjawab dari ayah, lima panggilan dari Sadam tak tertinggal dengan beberapa notifikasi chat dari mereka.
Yayang
Gimana sekarang kondisi?
Kamu tetep nekat liputan Sher?
Gak pulang aja? Minta yang lain gantiin?
06.05Yayang
Gila ya kamu kalau hari ini tetep liputan, kok kuat banget?
Kabarin aku nanti jangan lupa!
06.15Ibu
Nak, kamu nih ada apa-apa tuh ya bilang..
kondisinya gimana sekarang?
ibu ayah perlu nyusul jemput kamu ke Yogya gak?
06.25
Ibu
Sher, semoga kamu selalu dalam lindungan Allah ya nak..
Ibu sama ayah nunggu kabar dari kamu ini..
Kabari kita segera ya neng..
07.05Ayah
Sher, katanya semalam kamu kena luka sayat?
Kok gak ngabarin kita?
Bisa angkat telepon dulu sebentar?
07.34Reflek Sherina tersenyum membaca semua kekhawatiran orang-orang terdekatnya, biasanya hanya ayah ibunya saja yang akan heboh, sekarang bertambah satu manusia lagi yang memberikan perhatiannya. Sebenarnya bukan bertambah, Sadam sudah sejak dulu seperti itu, tepatnya kali ini kembali memberikan perhatiannya secara langsung pada Sherina. Ia segera menelepon ibunya, yang ia tahu pasti hingga sekarang hati orang-orang terkasihnya belum tenang.
"Halo ibu?" sapanya.
"Alhamdulillah, akhirnya ada ngabarin.. Kamu gimana Sher? Kata Sadam lengan kamu di jahit? Besar sekali luka nya?" rentetan kata bernada khawatir dari ibu membuat hati Sherina menghangat, terharu. Benar kata orang jika kasih sayang orang tua itu sepanjang masa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akan Ku Tunggu
FanfictionTentang Sherina dengan segala keraguannya dan Sadam yang setia menunggunya. Jika kalian percaya dengan peribahasa "Mati satu tumbuh seribu". Tidak dengan Sherina. Baginya, satu yang hilang meski diganti dengan seribu tetap tidak akan sama. Begitu...