Gerimis di sabtu subuh tidak serta merta mengurungkan niat Sherina untuk pulang ke rumah orangtuanya. Ia yang pada akhirnya mengambil cuti selama dua hari itu tidak mau sia-siakan waktu. Pikirannya sejak beberapa hari lalu selalu tertuju pada Sadam, sahabat kecilnya yang tiba-tiba hilang kontak. Sepanjang jalan, Sherina berpikir jika ia harus pergi ke Bandung, ke rumah orangtua Sadam meski ia tahu Sadam tidak akan ia temukan disana.
"Ayaaahh.. Ibuuuu..." teriaknya saat memasuki rumah. Ibunya tak lama muncul dari ruang makan.
"Waduuuhh, anak ibu. Pagi-pagi sekali kamu Sher? Ada kerjaan yang ketinggalan dirumah?" ujar Ibunya saat melihat jam dinding bahkan baru menunjukan pukul enam lewat limabelas menit.
"Ke Bandung yuk bu?!" Jawab Sherina.
"Akhirnya anak Ayah ambil cuti juga, burn out ya?" Ayahnya tiba-tiba datang dengan tentengan berisi donat gula. "Nih, donat gula. Tiba-tiba aja ayah pengen beli tadi, ternyata bener ya feeling ayah, bocahnya pulang." Ayah mengangkat tentengannya ke depan wajah Sherina yang tentu saja bersambut samberan kilat dari anaknya yang kemudian masuk ke ruang makan dan duduk disana, siap menyantap donat gula kesukaannya.
"Bu, mau susu anget dong!" pintanya. Seketika seperti lupa tujuannya pulang adalah ingin mengajak ayah dan ibunya pergi ke Bandung.
"Segera ibu siapkan tuan putri.." sahut ibunya yang kemudian dengan cekatan menyiapkan apa yang anaknya minta. "Nih susunya. Gimana tadi? Kamu mau ke Bandung?" Tanya Ibu yang kemudian duduk di sebelahnya, menyelipkan rambut Sherina yang terurai ke belakang telinga anak satu-satunya itu.
Sherina mengangguk antusias.
"Mau ajak Ayah Ibu liburan ternyata." ayahnya yang tengah menikmati serabi kinca mengangguk-anggukan kepala mengetahui tujuan putrinya pulang kerumah hari ini. "Berapa lama?" tanya ayah kemudian.
"Nginep semalam ajalah Yah, aku kan senin harus balik kerja lagi. Mau gak? Siap-siap ayo!" Seperti biasa, bukan Sherina kalau tidak sat-set. Ibu segera masuk ke kamar, menyiapkan barang-barang yang perlu mereka bawa.
"Kita mau nginep dimana Sher?" tanya Ayahnya yang masih menemani Sherina menyantap donat ke tiganya.
"Hotel atau bisa cari villa di Lembang juga boleh. Nginep di rumah Sadam, juga bisa kan?" kemudian Sherina tersedak karna ucapannya sendiri, buru-buru meneguk habis susu di depannya.
"Nginep dirumah Sadam? Ya bisa aja sih, nanti coba ibu hubungi maminya Sadam." sahut ibunya yang sudah siap dengan satu tas besar berisikan pakaian.
"Ya udah ayo berangkat!" Sahut Sherina dengan sumringah.
"Sini! Biar ayah yang nyetir!" Tiba-tiba ayah merebut kunci mobil dari tangan Sherina.
"Iiiihhh ayaaaaahh. Aku aja!"
"Udah, Ayah aja yang bawa Sher." Ujar ibunya.
***
Sepanjang perjalanan, Sherina menatap keluar. Rasanya seperti sedang mengulang masalalu saat ia dengan kesal harus ikut pindah ke Bandung karena pekerjaan Ayahnya. Bedanya saat ini perasaannya penuh dengan antusias.
"Jadi inget pindahan dulu ya Yah, ada yang manyun aja sepanjang jalan. Sekarang keliatannya senang sekali jalan ke Bandung." Ujar ibunya saat Sherina tengah asik melihat pohon-pohon pinus yang menjulang disepanjang jalan.
"Loh, Ayah.. kok kesini?" tanya Sherina saat menyadari jika mobil mereka memasuki area parkir Hotel Pesona Bamboe.
"Kita nginap disini Sher, gak enaklah nginap di rumah Sadam sementara yang punya rumah aja tidak ada disana, iya kan bu?" ibunya mengiyakan dengan anggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akan Ku Tunggu
FanfictionTentang Sherina dengan segala keraguannya dan Sadam yang setia menunggunya. Jika kalian percaya dengan peribahasa "Mati satu tumbuh seribu". Tidak dengan Sherina. Baginya, satu yang hilang meski diganti dengan seribu tetap tidak akan sama. Begitu...