- 32 -

399 36 46
                                    

"Kamu Jumat depan pulang ke Jakarta kan?" Tanya Sherina saat mereka sudah akan berpisah di Bandara Internasional Syamsudin Noor. Sadam terbang kembali ke Palangkaraya sedangkan Sherina dan Aryo kembali ke Jakarta.

"Iya, aku usahain Jumat depan aku pulang.." jawab Sadam.

"Kamu udah janji loh Yang!" Sherina yang sedari tadi bergelayut manja memeluk Sadam itu mendongakkan kepalanya, menatap Sadam dengan penuh protes.

"Iyaaa.. iyaaa.." Sadam mengusap pipi wanitanya gemas.

"Sher, lo aneh! Atau emang gue yang baru tahu ya lo sekarang jadi semanja itu?" Tanya Aryo.

"Lo aja yang baru tahu!" Jawab Sherina ketus.

"Ya udah, kita pisahan disini ya? Beda gate kan? Bye sayang!" Sadam memeluk Sherina erat, menghirup harum perempuan di pelukannya itu dalam. "I'll miss you my boo" bisiknya.

"Miss you more, boo!" Sahut Sherina sebelum pelukan mereka terlepas.

"Yo, ti-"

"Titip Sherina, kalau ada apa-apa kabarin gue ya!" Aryo memotong cepat ucapan Sadam yang sudah di hapalnya dengan sangat baik. "Lo mau bilang itu kan?!" Kemudian mereka bertiga tertawa.

Sejak masuk ke dalam pesawat, Sherina yang biasanya tak pernah bisa tidur setiap kali perjalanan udara itu kali ini nampak memejamkan matanya. Bahkan ketika Aryo mengajaknya berbicara ia hanya akan menanggapi dengan gumaman.

"Lo pusing Sher?" Tanya Aryo. Namun Sherina menggeleng. "Sedih pisah sama Sadam? Atau masih sedih karena kejadian nelayan kemaren? Atau apa? Kenapa?" Lagi-lagi jawabannya hanya gerakan kepala ke kanan dan kiri. Akhirnya Aryo memutuskan untuk diam saja.

***

Keesokan harinya, Aryo kembali ke kantor dengan semua data dan video liputan yang di kumpulkannya satu minggu kemarin bersama Sherina yang hari ini sepertinya tidak datang ke kantor. Entah alasannya apa, Aryo bahkan tidak bisa menghubunginya sejak pagi tadi. Mungkin Sherina perlu waktu istirahat pikirnya, jika ada apa-apa pasti ia memberi kabar. Satu hari, dua hari, hingga hari ke tiga Sherina menghilang, tidak ada kabar. Hingga akhirnya di hari minggu ini Aryo memutuskan untuk datang ke apartemennya bersama Acha, untuk memastikan jika Sherina baik-baik saja. Namun menurut info dari security, Sherina belum pulang sejak Selasa lalu. Yang Aryo ingat, Selasa lalu adalah hari keberangkatan mereka ke Kalimantan.

"Coba tanya Sadam.." ujar Acha saat mereka akhirnya memutuskan untuk pergi lagi dari apartemen Sherina.

"Iya juga ya, kalau Sher ngilang kan Sadam juga pasti panik..?" ujar Aryo yang dengan segera mencari kontak Sadam di ponselnya. Butuh tiga kali percobaan sebelum akhirnya panggilan di jawab.

"Iya Yo? Kenapa?"

"Dam, lo tahu Sher kemana gak? Tiga hari gak ngantor. Ini gue masih di depan apartemennya karena securitynya bilang kalau Sher belum pulang sejak selasa." Ucapan Aryo jelas membuat Sadam teringat, jika chat terakhir yang ia kirimkan pada Sherina untuk berpamitan karena harus masuk ke hutan tiga hari lalu itu juga tidak di balas oleh istrinya.

"Gak lagi bercanda lo? Gue baru banget keluar hutan ini, baru aja sampe kantor lagi.."

"Ya ampun Dam, niat banget gue usilin lo yang lagi jauh.. gak tega lah gue! Terakhir gue chat Sherina itu waktu pulang jumat lalu, gue kasih tahu dia kalau gue udah sampe, chatnya masih terkirim tapi dia gak baca."

"Ke rumah ibu kali ya? Coba gue telepon ibu dulu Yo.. tunggu sebentar.."

Panggilan terputus namun Aryo dengan Acha masih setia menunggu kabar dari Sadam. Hingga beberapa menit kemudian.

Akan Ku TungguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang