Mereka bertiga tiba di Kecamatan Sepaku dengan sambutan hangat dari Ketua Adat Suku Balik. Sadam turun terlebih dulu kemudian memegangi jemari Sherina ketika wanita itu juga turun dari mobil. Sementara Aryo tampak sibuk menurunkan barang bawaan mereka.
"Selamat datang di tempat kami, saya bapak Sibudin. Ketua adat suku balik di sini.." ujar pria paruh baya itu dengan ramah mengulurkan tangan, memperkenalkan diri.
"Saya Sherina pak, jurnalis dari NexTv.." Sherina menyambut baik uluran tangan pria yang mungkin seumuran dengan kakeknya jika saja masih ada.
"Saya Aryo pak, teman kameramennya Sherina.." bergiliran, kali ini tangan itu menjabat tangan Aryo.
"Saya Sadam, dari OUKAL, Kalimantan Tengah pak. Suami Sherina.." terdengar ada rasa bangga saat Sadam memperkenalkan diri sebagai suami sang jurnalis.
"Owalaah, suami-istri ternyata.. Syukurlah.. bapak pikir kalian masih berpacaran.." Pria itu mengusap lengan Sadam yang melirik Sherina dengan wajah bingung. "Mari mas, mbak.. Mari masuk.." sambungnya, mempersilahkan mereka masuk ke dalam bangunan yang dinding dan lantainya terbuat dari kayu. Rumah yang cukup luas dengan beberapa ruangan kamar di dalamnya.
"Kalau begitu, mbak Sherina sama mas Sadam di satu ruang kamar saja ya? Ini, disini.." ia membuka pintu kamar yang tidak telalu luas namun cukup nyaman untuk di tinggali. "Mas Aryo, bisa disini.." Aryo mengikuti langkah pak Sibudin menuju satu pintu yang bersebrangan dengan kamar Sherina dan Sadam. "Kamar mandi ada di bagian belakang.. Silahkan beristirahat dulu saja, kalau ada apa-apa saya ada di bangunan sebelah." ujarnya sebelum melangkah keluar dari bangunan itu setelah ketiga anak muda itu mengucap terima kasih.
Masuk kedalam kamar, Sadam meletakan koper milik Sherina dan ransel besar miliknya di sudut ruangan. Sedangkan Sherina di belakangnya tampak mengedarkan pandangan, mengagumi bangunan tradisional dengan kayu-kayu yang tampak mengkilap.
"Istirahat dulu neng?" tanya Sadam.
"Pengen mandi dulu sih aku.. Satu jam lagi mau mulai liputan, wawancara sama pak Sibudin." Sherina kemudian membuka kopernya, mengambil handuk dan peralatan mandi dari sana, tak lupa ia juga membawa pakaian gantinya. "Kamu bukannya mau langsung ke tempat Daniella?"
"Selesai kamu mandi, aku baru berangkat.." jawab Sadam. Sherina menggelengkan kepalanya sambil berlalu keluar kamar.
"Mandi Sher?" tanya Aryo saat ia keluar dari dalam kamarnya juga dengan membawa alat mandi dan barang lainnya di tangannya.
"Iya, gerah.. gue duluan ya! Cepet kok!" Sherina berlari kecil menuju ke dalam kamar mandi di bagian belakang rumah namun tak lama ia kembali ke ruang tengah. "Lo duluan deh Yo.." pintanya kemudian masuk kembali ke dalam kamar.
"Kok balik lagi? Sadam yang tengah merebahkan diri di atas kasur itu menoleh ke arah pintu saat Sherina membukanya kembali.
"Tungguin aku mandi ya nanti.." ujarnya. Sadam mengernyitkan alisnya. "Dinding kamar mandinya pendek. Takut ada yang intipin.." Sherina duduk di samping Sadam yang masih nyaman rebahan.
"Siapa yang mau ngintipin sih neng? Gak ada siapa-siapa juga.. masa Aryo intipin kamu?!"
"Ya kan gak tahu, takutnya aku lagi mandi tiba-tiba ada orang yang masuk langsung ke dapur?" jawab Sherina "Tapi ya udah kalau gak mau jagain aku mandi.. minta Aryo yang jagain aja.." Sherina baru akan beranjak saat Sadam menahan tangannya.
"Iyaaa aku jadi paspamsher deh.. ayo.." Sadam bangkit dari posisinya.
"Masih ada Aryo di kamar mandi, aku suruh dia duluan.." Sherina nyengir menunjukkan deretan gigi rapinya.
Sadam tengah bersiap untuk berangkat ke kantor Konservasi RASI di Samarinda setelah menjalankan tugasnya menjaga Sherina depan pintu kamar mandi. Perjalanan Sadam menuju Kecamatan Samarinda Ulu dari Kecamatan Sepaku memakan waktu hampir tiga jam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akan Ku Tunggu
FanfictionTentang Sherina dengan segala keraguannya dan Sadam yang setia menunggunya. Jika kalian percaya dengan peribahasa "Mati satu tumbuh seribu". Tidak dengan Sherina. Baginya, satu yang hilang meski diganti dengan seribu tetap tidak akan sama. Begitu...