بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
"Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda, terlebih terkait masa depan yang memang patut untuk diperjuangkan."
-Rintik Sendu-
by IdrianiiinRUANG keluarga mendadak hening dan mencekam, terlebih saat dengan gamblangnya Hamzah mengatakan hendak menginap di rumah sang mertua. Anggi sontak menentang keras, hingga Hamna yang semula berada di dalam kamar pun kini ikut disidang.
"Kamu jangan meracuni otak anak saya ya, Hamna!" sengitnya.
"Kalau memang saya memiliki niat buruk, bukan A Hamzah orang pertama yang saya racuni, melainkan Ibu!" sahut Hamna tak mau kalah.
"Berani-beraninya kamu mengatakan itu pada saya, hah?!"
"Ibu saja berani berlaku tidak baik pada saya, kenapa saya harus takut?"
Anggi menggeram kesal, kedua tangannya sudah terkepal kuat. "Kamu, ya!"
"Apa?" sengit Hamna tak gentar sedikit pun.
Hamzah memijat pelipisnya yang berdenyut. Menyaksikan perdebatan di antara ibu serta istrinya berhasil menghadirkan rasa pening.
"Ma, Hamzah hanya minta izin menginap dua hari di rumah orang tua Hamna. Kenapa harus dipersulit?"
"Nggak ada. Nggak boleh!"
Hamna berdecak. "Sungguh sangat kekanak-kanakan sekali. Egois dan tidak adil!"
"Kamu berani sekali mengatai saya, hah?!"
"Selagi saya benar, saya akan terus menyuarakan hak saya. Bukan berarti karena saya tinggal di sini, Ibu bisa dengan bebas memonopoli hidup saya. Jangan harap ya!"
"Kamu itu memang tidak ada dalam kriteria menantu idaman. Sangat suka mendebat orang tua!"
Hamna memutar bola mata malas. "Kalau saya hanya manggut-manggut saja, saya akan habis ditindas oleh Ibu. Ya saya nggak mau, lha. Nggak sudi!"
"Ada apa ini? Malam-malam malah ribut dan adu mulut," lerai Lingga yang baru saja keluar dari ruang kerjanya.
"Ada apa, Ham?" sambungnya pada sang putra yang terlihat frustrasi menghadapi Anggi serta Hamna yang sedang saling serang.
"Hamzah hanya minta izin untuk menginap di rumah orang tua Hamna pada Mama. Itu pun nggak lama, hanya dua hari, tapi Mama malah menentang keras."
Lingga kini beralih pada istrinya. "Kenapa Mama nggak kasih izin?"
"Ya nggak boleh. Pokoknya Hamzah nggak boleh pergi ke mana-mana!"
Lingga menghela napas singkat. "Kan hanya dua hari, Ma."
Anggi menggeleng keras. "Sekali nggak boleh, ya nggak boleh."
"Sekarang Ayah mau tanya sama Hamna, ada apa? Kok tiba-tiba mau menginap di rumah orang tua kamu, Na?" tanyanya lembut penuh kehati-hatian.
"Saya hanya ingin menenangkan diri, Yah, tapi A Hamzah nggak memberi izin kalau saya pergi sendiri alhasil A Hamzah menawarkan untuk kami menginap saja."
"Kenapa harus menenangkan diri di rumah orang tua kamu, Na?"
"Soalnya kalau di sini saya nggak tenang," sahut Hamna blak-blakan.
"Mama buat masalah apalagi sama Hamna, hm?" Kini Lingga beralih pada istrinya.
"Nggak!"
Hamna berdecih. "Nggak salah lagi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Sendu Musim Pertama
SpiritualSPIN OFF || EPILOG TANPA PROLOG Melajang di usia matang bukanlah mimpi buruk. Justru mimpi buruk yang sesungguhnya ialah, kala dia harus menerima perjodohan yang telah dirancang sang ibu. Sekadar membayangkannya saja tak mampu, apalagi jika harus t...