بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
"Carilah pasangan yang sepadan agar sikap manja yang kita tunjukkan, tidak dianggap sebagai bentuk kekanak-kanakan."
-Rintik Sendu-
by IdrianiiinHAMZAH membaringkan tubuh di atas lembutnya pasir putih. Dia sama sekali tak terusik saat buih ombak menyapu ujung kakinya. Lain hal dengan Hamna yang berdiri sembari menikmati indahnya matahari yang baru beranjak naik.
Pantai Gili Trawangan memang menyajikan keindahan serta ketenangan.
Dengan cara bertadabbur alam kita bisa meningkatkan keimanan, sebab dengan begitu kita dapat menikmati bukti kemahabesaran Sang Pencipta.
Dengan usil Hamna mengubur tubuh sang suami menggunakan pasir, bahkan dia terkikik geli karena Hamzah belum kunjung menyadari. Mata lelaki itu ditutup oleh tangannya sendiri, atau mungkin malah asik terlelap saking nyamannya.
Hamna duduk di atas tubuh Hamzah yang sudah dipenuhi pasir, hanya kepala dan leher lelaki itu yang terbebas dari keusilan Hamna.
Hamzah sontak membuka matanya, dia terperangah melihat kondisi tubuhnya. "Kamu mau kubur saya hidup-hidup, Na?"
Hamna menjulurkan lidahnya. "Iya, kan lumayan saya bisa mendapat warisan dalam waktu yang cepat kalau Aa wafat."
"Astaghfirullah, itu mulut kamu sembarangan banget."
Hamna malah tertawa tanpa dosa.
"Bangun, Na berat tahu," keluh Hamzah.
"Orang saya kecil mungil begini, bohong banget."
Tanpa aba-aba Hamzah bangkit, hal itu membuat Hamna hampir terjungkal kalau saja tubuhnya tak ditahan oleh Hamzah.
"Kalau mau bangun bilang dong!" dumelnya lalu duduk di sisi sang suami.
"Suka-suka saya, lha."
Hamna hanya memutar bola mata malas.
"Menurut kamu lebih bagus sunrise atau sunset?"
"Dua-duanya juga bagus, emang kenapa?"
"Rata-rata orang lebih menyukai sunset, konon katanya di saat matahari mulai meninggalkan peraduan, di saat itulah keindahan datang. Tapi, saya lebih menyukai sunrise karena menurut saya, sunrise itu sumber pengharapan."
"Kenapa?"
"Sunrise itu sumber pengharapan manusia, di mana orang saling berlomba-lomba untuk membangun kehidupan dunia. Semua orang sibuk bersiap untuk bekerja, dengan harapan bisa memberi kehidupan layak untuk keluarganya."
"Pantas ada istilah kalau bangun kesiangan rezekinya akan dipatok ayam. Mungkin, itu kali yang membuat sebagian manusia hilang pengharapan, ya karena bangunnya pas matahari sudah naik."
Hamzah mengacak puncak kepala Hamna yang kini tertutup khimar berwarna biru dongker. "Makanya kalau bangun jangan terlalu siang."
"Nyelam kayaknya seru, tapi saya nggak bisa berenang."
"Bagaimana mungkin kamu bilang seru, padahal belum pernah merasakannya."
"Saya, kan bilang kayaknya A Hamzah."
"Kamu serius mau nyelam, Na?"
Hamna menggeleng. "Nggak jadi ah, takut tenggelam saya. Mati muda tidak ada dalam kamus saya."
![](https://img.wattpad.com/cover/355397240-288-k914231.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Sendu Musim Pertama
SpiritualSPIN OFF || EPILOG TANPA PROLOG Melajang di usia matang bukanlah mimpi buruk. Justru mimpi buruk yang sesungguhnya ialah, kala dia harus menerima perjodohan yang telah dirancang sang ibu. Sekadar membayangkannya saja tak mampu, apalagi jika harus t...