بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
"Masih sebatas praduga, belum ketahuan hasil pastinya."
-Rintik Sendu-
by IdrianiiinHAMZAH menatap penuh curiga dan siaga dengan gelagat Hamna yang akhir-akhir ini mengundang banyak prasangka. Pasalnya perempuan itu jadi agak sedikit aneh di mata Hamzah.
Seperti contohnya pagi ini.
"Aa kapan libur?" tanyanya seraya bergelayut di lengan sang suami.
"Hari ini, kan libur. Kamu lupa kalau sekarang weekend?"
Hamna terkekeh pelan. "Jalan-jalan yuk."
Hamzah ingin sekali melepaskan tangannya dari kungkungan Hamna, tapi lelaki itu takut menyinggung perasaan sang istri. "Ke mana?"
"Beli tahu."
"Serius kamu mau ajak saya jalan-jalan ke pasar?"
Hamna menggeleng tegas. "Masa jalan-jalan ke pasar, ke Sumedang atuh beli tahu."
Mata Hamzah membola seketika. "Na kalau cuma buat beli tahu sumedang, nggak usah jauh-jauh ke sana. Di sini juga banyak yang jual."
"Saya maunya yang asli, gimana dong?"
"Sumedang jauh lho, Na. Kamu nggak lagi sakit, kan?" cetus Hamzah seraya menempelkan tangannya di kening Hamna.
"Saya sehat wal afiat, sekalian stay cation atuh, Pak. Jangan di rumah terus, kepala saya mumet kuliah mulu. Mumpung sekarang libur, ya, ya?"
"Kamu nggak lagi ngidam, kan, Na?" tanyanya dengan alis yang di angkat satu.
"Iya saya ngidam, Pak."
"Hah?"
Hamna tertawa puas melihat wajah cengo Hamzah. "Biasa saja dong ekspresinya, bercanda saya. Mana mungkin saya ngidam, orang saya nggak ham---"
Belum sempat melanjutkan ucapannya Hamna langsung berlari ke arah nakas untuk mencari sesuatu. Setelah mendapatkannya dia duduk di tepi ranjang.
"Terakhir kali saya haid kapan, A?"
Hamzah berjalan menghampiri Hamna. "Kenapa kamu jadi malah tanya saya? Ya mana saya tahu!"
"Ahh, nggak beres ini!"
"Apanya yang nggak beres?"
Hamna menggigit bibirnya pelan. "Sekarang sudah masuk bulan baru, kan?"
"Iya, terus?"
"Saya belum haid-haid masa. Terakhir itu pas kita di Lombok kalau nggak salah."
"Iya saya ingat sekarang, waktu itu sehari kita sampai di Lombok kamu nangis sambil guling-guling di kasur karena haid hari pertama, tapi lupa nggak bawa pembalut dan malah minta saya untuk beli ke mini market. Itu kali pertama saya membeli roti jepang wanita, mana diketawain mbak-mbak kasirnya lagi. Malu banget saya, Na!"
Hamna mendengus dan mencubit pinggang Hamzah. "Ish, bukan itu pointnya!"
"Apaan sih, Na kamu nggak jelas banget."
"Ada yang berubah dari saya?"
"Banyak!"
"Apa?"
"Akhir-akhir ini kamu jadi suka sekali nempel-nempel saya, biasanya kepegang dikit saja kamu langsung ngamuk dan bikin bagian tubuh saya mem---"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Sendu Musim Pertama
EspiritualSPIN OFF || EPILOG TANPA PROLOG Melajang di usia matang bukanlah mimpi buruk. Justru mimpi buruk yang sesungguhnya ialah, kala dia harus menerima perjodohan yang telah dirancang sang ibu. Sekadar membayangkannya saja tak mampu, apalagi jika harus t...