Crown Prince's Birthday-3

633 57 9
                                    

Tidak banyak mobil yang terparkir disana. Kebanyakan tamu memilih untuk hanya diantar hingga area parkir istana tidak terlalu sesak. Gawin dengan mudah memarkir mobilnya diantara jejeran mobil mewah.

Ballroom istana berada di sayap kiri. Bangunan berkubah emas dengan ornamen menyerupai matahari di puncaknya itu terang benderang dan mulai dipenuhi tamu.

Gawin mendahului Joss, memimpin langkah menuju pintu yang terbuka lebar. Sayup suara piano mengalun diantara dengung suara para undangan.

"Siapa ini? Kalau aku tidak salah mengenali, kau anak tunggal Tuan Kana Traipi." Seorang pria alpha dengan kepala penuh uban menyapa Gawin tepat di pintu masuk, yang Gawin kenali sebagai mertua raja.

Gawin tidak terkejut sama sekali meski tanpa pernah bertemu, orang-orang mengenali dirinya. Menjadi anak seorang pembisnis paling sukses di kota itu sekaligus digosipkan sebagai putra raja, aneh kalau tidak ada yang mengenalinya.

Gawin membungkuk memberi hormat.

"Anda benar, Tuan. Saya mewakili papa menghadiri undangan yang mulia putra mahkota." Ucap Gawin.

"Sayang sekali, padahal aku ingin bertemu langsung dengan pengusaha sukses sekelas Traipi. Dia sangat menginspirasi." Kata-kata itu jelas berisi sindiran.

"Saya akan menyampaikan kekecewaan anda, Tuan."

"Tidak perlu. Jangan ganggu papamu dengan hal remeh seperti itu. Bertemu dengan putranya juga cukup mengobati rasa penasaranku. Akhirnya kamulah yang akan mewarisi perusahaan papamu dan menjadi alasan lumbung istana tetap makmur. Meskipun rumornya kamu hanya anak angkat." Gawin paham kalau ia sedang diselidiki secara terang-terangan jadi ia hanya tersenyum.

"Oh, kau membawa teman." Si pria dengan rambut putih beralih pada Joss Wayar.

"Saya Joss Wayar." Joss memperkenalkan diri sambil menangkup kedua tangannya di depan dada.

Ayah dari Saint Suppapong itu mengerut memperhatikan Joss. Ia menilik dari ujung bawah sampai ujung atas tampilan Joss.

"Darimana kamu berasal?" Tanya Tuan Suppapong.

"Kota kecil di daerah selatan. Saya baru pindah sebulan yang lalu." Joss tidak risih dengan caranya menatap, ia justru penasaran karena pria tua itu terlihat tertarik pada dirinya.

"Apa kamu punya kerabat di kota ini?"

"Tidak, Tuan. Ayah dan ibu saya ada di kota asal saya dan sudah meninggal dunia."

Tuan Suppapong mengangguk-angguk.

Tepuk tangan bergemuruh, mengalihkan perhatian orang-orang termasuk tiga pria beda generasi itu. Sepertinya mereka terlalu berkonsentrasi dengan perbincangan mereka hingga pembawa acara yang mengabarkan kedatangan Raja dan pasangannya serta putra mahkota tidak terdengar.

Dari lantai atas, tepat di ujung tangga Mew Suppasit, sang Raja, berdiri gagah didampingi Saint Suppapong. Pakaian serba putih dengan aksen gold di beberapa bagian menunjukkan kelas mereka diantara ratusan tamu yang memenuhi ballroom istana. Di belakang mereka, putra mahkota menyusul.

Metawin Jongcheveevat berkilau cantik dibawah siraman cahaya lampu.

Omega itu tidak kemayu, ototnya menyangga jas yang ia pakai dengan congkak, memberi kesan gagah dengan kakinya yang panjang. Namun bagaimana kulitnya berkilau, disusul senyum tipis di bibir, semua orang harus mengakui bahwa putra mahkota dengan second gender omega itu menarik baik untuk kalangan pria ataupun wanita.

Tuan Suppapong pun maju menyambut menantu dan cucunya.

Semua orang membungkuk memberi hormat pada keluarga inti kerajaan.

Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang