Kantor Pusat Skylight Group.
Joss sampai di bangunan 13 lantai dengan halaman luas itu tepat jam 7 pagi. Kantor pusat dari tempat kerjanya dulu jauh di bagian selatan negeri itu.
Ia diarahkan untuk menunggu dalam satu ruangan dengan tiga meja yang letaknya berjauhan, satu set sofa serta rak yang berdiri di satu sudut, berjejer berbagai buku dan file. Ruangan luas itu terang benderang karena punya dinding kaca menghadap arah matahari terbit.
Joss berdiri di hadapan dinding kaca. Kedua tangannya bersembunyi di saku celana.
Halaman luas di bawah sana tampak berlebihan jika dibandingkan dengan bangunan lain di sekitarnya.
Bangunan perkantoran lain memanfaatkan lahan mereka untuk sesuatu yang lebih produktif daripada sekedar ditanami bunga matahari dan beberapa jenis mawar.
Meski Joss menyukai petak tanah dengan tanaman hias itu.
Dari lantai 12 yang sekarang ia pijak, ia bisa melihat jelas area istana. Bangunan megah dikelilingi tembok besar dengan satu area utama dan beberapa bangunan terpisah dari bangunan utama di dalamnya.
Siapa yang tak ingin jadi bagian dari kemegahan itu? Setidaknya ia bisa melihat dari dekat pusat dari negeri yang menjadi tumpah darahnya.
Joss mendapat panggilan setelah berhasil mendamaikan perseteruan beberapa pihak terkait pembukaan cabang perusahaan yang bergerak di bidang travel antar kota, dimana ia sudah mengabdi di perusahaan itu satu tahun lamanya.
Prestasi itu menarik perhatian seseorang di kantor pusat dan memanggilnya untuk mengisi kekosongan disana.
Tidak tanggung-tanggung, ia akan mendapat pelatihan sebagai asisten Kana Traipi karena salah satu dari dua asistennya mendadak meninggal dunia.
"Tuan Kana sudah sampai." Seorang wanita dengan rambut hitam panjang menarik Joss dari alam pikirnya.
"Ah, baiklah." Joss mengeluarkan kedua tangannya dari saku, menyatukannya di depan perut.
Itu hari pertamanya bekerja dan bertemu pimpinan Skylight Grup, ia harus memberi kesan baik.
Di belakang wanita itu, seorang pria separuh baya yang masih sangat tampan tersenyum padanya.
Omega dengan rambut lumayan panjang, menutupi sebagian rahang. Pheromonnya samar tercium beraroma citrus.
Melihat wajah Tuan Kana yang rupawan dengan pheromon segar, Joss memaklumi latar belakang perusahaan itu tumbuh besar tanpa kendala.
Pantas.
"Kau sungguh besar. Portofoliomu sudah kulihat tapi aku masih terkejut kau benar setinggi itu." Ucap Kana sambil menyodorkan tangannya.
Joss segera menyambut uluran tangan itu.
"Ibu saya tidak terlalu tinggi, mungkin saya mewarisinya dari ayah." Sahut Joss.
"Alpha sebesar dirimu sangat jarang kutemui. Aku bahkan lebih setuju kamu jadi model iklan beberapa produkku daripada duduk di belakang kursi."
Joss tak tahu kenapa pimpinan perusahaan terdengar seperti kerabat dekat yang baru saja bertemu setelah sekian lama terpisah. Terdengar terlalu akrab untuk ukuran atasan dan bawahan di pertemuan pertama.
"Saya tersanjung," cuma itu yang terpikir dalam benak Joss mendengar pujian atasannya.
"Baiklah, ini adalah ruanganmu. Di ruangan ini ada dua orang lagi yang akan menjadi teman kerjamu. Di ujung sana meja sekertarisku, di tengah itu meja Boston, dan yang ini adalah mejamu sendiri." Terang Tuan Kana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fall For You
Fanfiction"kalaupun kita saling mencintai, apa darah yang mengalir di tubuh kita bahkan merestui?" Visual dan nama dari semua tokoh diambil hanya untuk kepentingan cerita yang bersifat fiksi, tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata apalagi bermaksud menj...