The Chosen Side

582 55 31
                                        

Aneh sekali karena Gawin terbangun saat matahari masih mengintip malu-malu diantara bukit yang memagari kota tempatnya tinggal. Semalam ia dan Joss tidur dini hari, setelah melakukan aktivitas fisik melelahkan tapi matanya sudah terbuka lagi di pagi buta.

Ketika melirik jam di atas nakas, ia menghitung jam tidurnya hanya sekitar 3-4 jam.

Sisi tepat tidur Gawin kosong, mungkin itulah penyebabnya.

Gawin harus protes pada alpha yang membangunkan tidurnya semalam lalu meninggalkannya tanpa ucapan selamat pagi. Sepagi ini, kemana kiranya alpha itu pergi?

Semalam menyenangkan, sama persis seperti beberapa malam sebelumnya ketika ia memutuskan untuk menunjukkan dirinya pada Joss Wayar tanpa malu. Bahkan ia sempat berencana menyatakan dirinya pada Joss kalau saja ia tidak mabuk kemarin kemarin.

Cheezy, Gawin jatuh cinta dan ia pikir ia tidak bertepuk sebelah tangan.

Luar biasa. Ia sempat berpikir bahwa Urassaya akan jadi kali pertama dan terakhir ia mau membuka hati.

Nyatanya, ia bisa membuka diri lagi. Dan ia mendapati dirinya berbeda, terutama bagaimana ia merasa dan melihat Joss Wayar.

Apa mereka perlu meresmikan hubungan? Gawin yakin Joss akan tertawa kalau ia tiba-tiba menyatakan perasaan, apalagi mereka sudah bukan remaja belasan tahun yang harus sepakat menjalin hubungan sebelum berciuman. Mereka melewati fase itu jauh sebelum terlibat dengan perasaan yang Gawin sebut rumit, dan ia menambahkan predikat menyenangkan padanya kini.

Gawin memutuskan untuk mandi, menyegarkan otot-ototnya yang berjibaku dengan alpha lain semalam. Mengingat itu semua Gawin tak sadar ia terlalu banyak tersenyum pada shower dan busa sabun yang menemani acara bersih-bersihnya.

Setelah berpakaian seadanya, kaos buntung dan celana pendek, ia mengetuk pintu kamar alphanya.

Alphanya. Agak aneh karena ia sendiri pun alpha tapi menggumamkan predikat itu di benaknya sendiri.

"Joss?" Panggil Gawin setelah ketukan di pintu tidak mendapat respon.

"Mungkin masih tidur. Kenapa tidak langsung masuk saja?" Luke memberi saran. Ia terlihat repot dengan barang belanjaan di kedua tangannya.

Alih-alih menuruti saran Luke, ia malah mengekor di belakang sang Beta.

"Kenapa malah mengikutiku ke dapur?" Kening Luke berkerut melihat Gawin duduk di mini bar.

"Joss mungkin sangat lelah sampai-sampai dia tidak bangun meskipun aku mengetuk pintu berulang kali. Jadi biarkan saja dia tidur lebih lama." Sahut Gawin.

"Kamu sangat perhatian," cibir Luke.

"Aku juga tidak akan mengganggumu kalau kamu mau istirahat dan tidur sepanjang hari."

"Benar begitu? Lalu siapa yang akan menyediakan makan untuk pangeran yang masih mengorok itu ketika dia bangun nanti? Aku harus minta tambahan gaji untuk jadi koki pribadi kalian berdua." Kalimat panjang Luke diakhiri dengan gerutu.

"Bagaimana kalau hari ini aku mencoba membuat sarapannya? Sekedar memanggang sosis dan roti aku juga bisa." Gawin bangkit menawarkan bantuan dengan antusias.

"Hei hei hei, tunggu dulu. Kita sedang membicarakan sarapan untuk seorang asisten pribadi papamu. Kenapa kamu begitu bersemangat untuk itu?" Luke menatap Gawin penuh selidik.

Gawin tak meladeni. Ia mengeluarkan barang-barang dari kantong belanjaan yang Luke tenteng dari luar. Mereka harus memisahkan mana yang harus masuk kulkas, mana yang tidak.

"Apa ini semacam adegan dimana seorang istri berusaha menyenangkan suaminya dengan membuatkan sarapan seperti dalam film-film romantis? Kalau begitu, apa ini juga menjelaskan posisimu di tempat tidur?"

Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang