Bab3

101 8 0
                                    

Di apartemen jam menunjukan pukul 13.30 WIB dan sejak tadi ketiga orang gadis tampak tengah asik sibuk sama aktivitas mereka masing- masing, tapi tiba tiba suara teriakan Jessica yang wajahnya menampilkan raut bahagia dengan binar mata yang berkaca kaca itu akhirnya berhasil mengusik atensi kedua sahabatnya. Sri yang sejak tadi sibuk ngefansgirl reflek menoleh pada Jessica begitu pun Ara yang sejak tadi sibuk mengetik reflek mengernyitkan  keningnya itu pertanda bingung akan tingkah sahabatnya tersebut.

"Lo kenapa berteriak gitu Jes?" Tanya Sri yang masih merasa terkejut.

"Ada deh, lo kepo kek dora tau!" Seru Jessica dengan memeletkan lidahnya kearah Sri yang mendelik kesal.

Sebenarnya Jessica berteriak, karena Pipit mengabarkan kalau Balqis juga akan ikut mereka ke mall, karena dia tidak memiliki kegiatan apa pun, jadi kapan lagi kan? Mereka berlima bisa quality time bersama kembali, karena mereka berlima memiliki kesibukan.

"Jess!" Tegur Ara tajam.

"Haha ... Ya maaf deh, tapi? Kapan lagi kan kita bisa quality time bareng gini. So? Kalian semua terlalu sibuk sendiri gue jadi kangen pas sekolah tau girls." Gerutu Jesica dengan menunjukkan wajahnya yang tengah ditekuk.

"Terus?" Tanya Ara yang masih tidak perduli akan kesedihan sahabatnya, untung saja mereka sudah terbiasa.

"Teras terus, teras terus dari tadi! Ayo cepetan deh, kita bersiap siap pergi ke mall Ra gue sudah gak sabar." Celetuk Jessica dengan sangat antusias.

"Gak ikut!" Celetuk Ara dingin, namun matanya masih menatap layar laptop yang hampir sejam terus menyala.

"Gue gak ada minta lo menolak Ra, ini perintah paham!" Gerutu Jessica yang tampak kesal mendengarnya, namun lagi dan lagi Ara tetap terus menolak.

Baru saja beberapa menit Jessica coba membujuk Ara yang susah kali diajak untuk keluar, tiba tiba saja saja bel di pintu apartemen Jessica berbunyi dan menarik atensi mereka bertiga.

"Jangan bilang itu tuh pembunuh Jes." Celetuk Sri secara tiba tiba dan bikin Ara memutarkan kedua bola matanya dengan sangat malas begitu pun sama Jessica yang mendelik mendengarnya.

"Ck ... Efek film." ujar Ara dalam hati.

"Lo kira kita lagi main film, ha? Buka sana, kali saja ada yang penting. Gue mau bersiap dulu." Ucap Jessica kesal.

Dan Sri yang disuruh itu pun dengan perasaan sangat kesal, mau tidak mau terpaksa dia mendekat kearah pintu untuk membuka pintu tersebut.

Ceklek!!



"Baa!" Seru seorang gadis.

"Setaaan!" Teriak Sri terkejut.

Dan mereka yang melihat ekspreri Sri yang sangat lucu itu langsung tertawa begitu juga Ara yang tanpa sadar kini terkekeh, hingga Jessica yang tadi ada disamping Ara pun tersenyum tipis, ia yang menemani Ara dalam suka duka.

Bahkan? Hanya Jessica yang tau seluk beluk sesuatu tragedi yang merenggut senyuman dari sahabatnya itu, jujur Jessica merindukan kerandoman Ara.

"Kenapa sih lo pada kesini?" Tanya Sri kesal setelah dirinya puas ditertawain oleh ketiga sahabatnya tersebut.

"Mau jalan ke mall lah, kalian bertiga sudah bersiap belum? Kita satu mobil saja, pakai mobil Jessica, soalnya yang punya Jessica pas untuk kita berlima." Ucap Balqis yang langsung diangguki oleh ketiga sahabatnya, minus Ara.

"Gue gak ikut." Ucap Ara dingin.

"Kalau lo tetap gak mau juga nih? Otw kita paksa." Ucap Pipit berhasil bikin Ara mengumpat dalam hati.

"Oke gue bakal ikut sama kalian, tapi? Gue mau pakai masker oke!" Ujar Ara  tegas dan tanpa ekspresi, hingga bikin ke-empat sahabatnya itu mengangguk setuju, setidaknya Ara mau ikutan.





Saat ini ditempat yang berbeda dikota yang sama, member UN1TY setengah jam yang lalu sudah sampai di hotel yang jaraknya hanya memakan waktu beberapa menit untuk ke mall dimana tempat event nanti akan berlangsung. Dan sejak tadi kelima member tengah mengistirahatkan tubuhnya di kasur, sudah beberapa menit lalu Fenly baru saja terbangun dari tidurnya dan saat ini susah memejamkan matanya lagi.

Dirinya tiba-tiba saja teringat kembali ke masalalunya dimasa mereka masih duduk dibangku SMP, dirinya kembali mengingat ke seorang gadis berambut oranye yang selalu mengejarnya dulu.

.

.

Flashback.

"Kovel ganteng, ini aku bawakan roti sama susu untuk sarapanmu, ini bikin sendiri tau hehe ...." Celetuk seseorang gadis berkepang dua itu dengan kotak bekal yang berada di genggamannya dan dia pun langsung menyerahkan ke tangan seseorang lelaki tampan yang berada di depannya, namun? Lelaki tampan itu malah ngebuang bekal itu.

"Jangan pernah berani menampakkan wujud jelekmu itu didepanku, karena yang aku suka itu sahabatmu bukan kamu. Aku itu emang sengaja dekatin kamu, agar aku bisa dapatin sahabat kamu. Dia! Tasha Angeline." Ungkap lelaki itu dingin dan mencengkram dagu mulus gadis didepannya, hingga bikin gadis tersebut meringis sakit.

Deg!!

"Argh! Sakit Kovel hikss ..." Isak gadis tersebut yang berusaha melepaskan tangan lelaki itu dari dagunya.

"Gue bakalan lepasin lo, asal lo jangan pernah lagi menampakan wujud lo itu di hadapan kami semua. Terlebih lagi? Ke gue. Karena gue dan sahabat lo itu sudah resmi berpacaran. Makasih ya, karena usaha lo gue jadi bisa pacaran sama Tasha." Ucap lelaki tampan itu tersenyum miring ke arah gadis yang saat ini masih terisak.

Flashback off.

.

"Loh, lo sudah bangun Fenly. Lo ingin menunggu kita disini? Atau gimana?" Tanya Fiki kini berhasil menyadarkan Fenly dari lamunannya.

"Gue mau ikut sama kalian, nanti gue nungguin di ruang tunggu saja ya Fik, nunggu kalian di dalam hotel sendiri gue takut." Ujar Fenly yang terdengar masih lemas tersebut, hingga Fiki pun terkekeh mendengarnya.

"Lo sejak dulu gak berubah ya, selalu saja takut sama horror Fen." Ujar Fiki bikin Fenly mendelik kesal.

"Kalian semua kapan ke mall?" Tanya Fenly mengubah topik.

"Nih. Kita lagi bersiap siap loh Fen, lo kenapa? Ada yang sakit?" Tanya Fajri tiba tiba berceletuk sambil merapikan outfitnya agar terlihat ganteng.

"Lumayan lah, tidak separah tadi. Kak Sen mana? Gak kesini juga biar ramai nih kamar." Sindir Fenly kesal.

Gimana tidak? Zweitson, Fiki dan juga Fajri berbeda kamar dengannya, tapi? Mereka bertiga itu malah seenaknya masuk dalam kamar. Padahal setahu dirinya tadi, dia itu satu kamar sama Shandy, namun apa? Sekarang malah kakaknya itu yang tidak ada di kamar.

"Hehee ... Sorry ya, tadi kak Sen suruh kita jagain lo Fen, soalnya dia lagi cek mobilnya tuh sedang mobil yang awal sudah pergi ke dorm untuk ngantarin koper kita tau, terus mereka akan ke kantor." Ucap Zweitson tegas.

"Gue juga mau bersiap, tapi gue cuma nungguin saja nanti." Ucap Fenly yang diangguki oleh ketiga adik angkatnya.

TBC.
Selamat membaca.

UN1TY || MATAHARIKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang