Bab36

18 2 0
                                    


Saat ini para member UN1TY, sedang berada di dalam ruang rapat bersama Patrick dan sejak tadi Fenly terus saja memikirkan perkataan Zaki setengah jam yang lalu tentang dirinya itu yang berpenyakitan, apa yang sudah dikata oleh Zaki itu memang benar. Apa dia memang tidak becus menjaga Ara? Ia bahkan tidak tahu masalalu dari gadis itu, untung Shandy yang bercerita ke dia tadi pagi, jika tidak? Mungkin dia selamanya tetap tidak akan tahu.

"Hey? Kamu kenapa melamun Fenly!" Tegur Patrick yang melihat Fenly kini malah kebanyakan melamun.

"Ha? Eum, gak ada apa apa kak." Ucap Fenly tersenyum canggung.

"Fen, lo masih kepikiran tentang tadi yang Zaki bilang, soal lo penyakitan?" tanya Fajri berbisik. Namun? Hanya di balas deheman saja oleh Fenly.

"Fen, kalau campingnya dua hari lagi, menurut kamu gimana? Pulang dari Camp? Kalian berlima langsung tour di kota yang sama juga, karena kalian sempat cancel tour di kota itu ya kan? Padahal mereka sudah bayar banyak ke kalian." Ucap Patrick tegas.

"Boleh juga tuh kak Pat, menurut Fen, lebih cepat itu lebih bagus" Ujar Fenly yang kini tersenyum antusias.

"Oke deh! Tiketnya akan dibuka nanti jam 15:30 wib sore. Nanti? Para team akan memakai sistem war dan untuk teman kalian yang pengen ikut camp nanti ini ada gak? Kalau ada ya sudah kalian ajak saja mereka, lebih ramai? Lebih seru tuh Fen." Ujar Patrick yang diangguki oleh mereka kompak.

"Terus kak Pat ngajak kita buat rapat dadakan untuk bahas hal ini doang?" Tanya Shandy kesal, sehingga Patrick pun tertawa mendengarnya.

"Sebenarnya nih? Saya ajak kalian itu untuk rapat, bukan untuk membahas tentang event dari Fenly doang Shan, tapi apa kalian tau negara Hongkong? Nah mereka mengundang kalian buat perform disana, saya juga berencana untuk bikin konten UN1TRIP kalian." Ujar Patrick antusias.

"Wah? Seru kali! Terus kak Pat sudah terima?" Tanya Shandy penasaran.

"Udah saya terima undangannya Sen, kapan lagi kan kalian itu mulai punya link sama orang dalam hahaha... Dan untuk Fen? Kamu gak akan ikut." Ujar Patrick terkekeh, bikin kelimanya kini menatapnya atasannya dengan kesal.

"What?! Apa apaan tuh? Kenapa gue gak ikut?" Tanya Fenly ketus.

"Tapi? Kamu akan melakukan operasi lima hari lagi Fenly, kamu gak lupa itu kan?" Tanya Patrick bikin Fenly reflek menggerutu kesal dalam hati.

"Tunda dulu lah kak Pat, Fen juga lagi khawatir sama keadaan Ara sekarang. Dia ketakutan gitu, Fen mau ngejagain Ara dulu." Ucap Fenly dengan tegas.

"Setidaknya? Ara gak ada sakit parah kayak lo Fen. Ara masih bisa jaga diri sendiri Fenly! Dia beda sama lo? Liat sekarang lo cuma bertahan sama satu ginjal lo doang, jika lo lakuin operasi? Pasti entar dua dua ginjalnya bakalan di cek dulu Fenly paham gak sih. Kita semua itu khawatir dengan kesehatan lo, tapi lo malah khawatir sama Ara!" Bantak Shandy penuh emosi.

"Kak Sen?" Cicit Fenly lirih.

"Maafin kak Sen, kak Sen marah sama kamu itu karena kak Sen sayang sama kamu Fen, kak Sen udah anggap kamu kayak adek kandung kak Sen sendiri!" Ucap Shandy dengan tegas dan sontak memeluk tubuh Fenly penuh sayang.

"Maafin Fen, Fenly cuma pengen beri yang terbaik untuk kalian semua. Fen takut nantinya Fen gagal lagi dengan kepergian Fenly." Ujar Fenly lirih.

"Fenly! Bahasamu!" Tegur Patrick kini menatap Fenly penuh kekesalan tidak akan dia biarkan Fenly kenapa napa.

"Lo gak boleh ya ngomong kayak gitu Fen, kita gak mau lo kenapa-napa, kita semua disini udah menjadi keluarga," Ucap Fiki menimpali.

"Maaf semua, tapi? Sekarang menurut Fen? Ara itu jauh lebih penting," Ucap Fenly dengan sangat tegas.

"Fen, harus berapa kali harus dibilang hm? kesehatan Fen juga lebih penting, kita disini mau lo sehat, ngerti gak sih Fen? Tunjukin ke Zaki, jika lo itu pasti bisa jagain Ara," Ucap Fajri yang telah berhasil menyentuh ke hati Fenly.

"Zaki itu siapa Ji, Fen?" Tanya Shandy yang menatap penuh selidik ke Fenly dan juga Fajri, namun Fenly memberi kode kearah Fajri agar tidak cerita.

"Tadi gue dan Fenly ke markas, Fenly menemui Zaki yang ngaku-ngaku Gio, Zaki malah ngatain Fenly penyakitan. Katanya gak bisa jagain Ara," Celetuk Fajri sontak mata Fenly membulat.

"Aji!"

"Fen, mereka semua tuh berhak tau lo gak bisa rahasiakan semua, dari kami paham gak!" Ucap Fajri dengan santai, namun terkesan tegas.

"Oke! Gue bakal operasi lima hari lagi, tapi plis! Izinin gue habisin hari sama Ara dan YOUN1T dulu!"

Mereka yang mendengar kata katanya pun langsung mengangguk setuju, dia setuju semua ide dari Fenly, asal lelaki itu mau dioperasi, dan di tempat yang berbeda Ara berhasil menetralin rasa ketakutannya itu dan saat ini gadis itu tengah memeluk bantal gulingnya.

"Ara, kamu kenapa?" Tanya Sri tengah berusaha menyapa Ara dengan suara yang lembut bikin Ara kini menoleh.

"Ra, lo gak kangen Fen? Lima hari lagi dia mau di operasi loh. Pasti dia bakal bahagia jika disemangatkan olehmu." Ujar Pipit yang kini tampak berusaha mengingatkan Ara, namun? Gadis itu tetap saja terdiam seribu kata.

"Ara? Kita tau lo memang lagi trauma Ara, tapi? Lo gak boleh egois. Lo lebih mentingkan diri lo sendiri ketimbang kondisi pacar lo Fenly, lo tau gak? Fen rela mundurin jadwal operasinya asal bisa jagain lo, Ra." Ucap Sri kini terus berusaha untuk menasehati Ara.

"Fenly? Dia lagi ada dimana sekarang Sri? Pit?" Tanya Ara tegas.

"Fenly lagi dikantor rapat, kenapa Ra? Kangen ya?" Tanya Pipit dengan nada suara yang lembut, namun Ara malah kembali terdiam. Hingga Sri langsung saja menghubungi Fenly.

"Hallo?" Seru seseorang lelaki setelah panggilan dari Sri diangkat.

"Fen lo dimana?"

"Gue Fajri, lo pasti Sri ya kan? Fen lagi di klinik nih, tadi Fen itu tiba tiba saja drop terus pingsan tuh jadi ponselnya ada sama gue, why?" Celetuk Fajri di seberang, dan itu berhasil bikin detak jantung Sri berdetak lebih kencang.

"Lalu gimana keadaan Fen sekarang?" Tanya Sri tampak penasaran.

"Dokter tadi tuh bilang, keadaan Fenly sudah mulai mendingan, Fen tuh drop akibat kondisi ginjal yang dia alamin, dokter pribadinya kan pernah bilang dia itu gak boleh capek, tapi dia nekat banget, memang kenapa?" Tanya Fajri dan Sri pun sedikit menjauh dari Ara juga Pipit agar Ara tidak mendengar.

"Sri? Bilang Fen dimana? Kalau lo gak bilang? Gue bakal tanya Fen, sendiri!" Tanya Ara tegas dan kini bikin tubuh Sri menjadi menegang.

"Fenly lagi rapat di kantor sama yang lainnya Ara, nanti bakal kesini." Ujar Sri bikin Ara mengangguk paham.

Selamat membaca.

UN1TY || MATAHARIKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang