Di sebuah rumah sakit Avenny selaku mama Fenly meminta ke pada dokter yang tengah merawat Fenly itu, untuk berbohong sedikit sama sahabat Fenly bahwa Fenly telah meninggal. Dan itu semuanya sengaja wanita itu lakukan, hanya untuk membawa Fenly pergi ke Amerika dipindahkan dan juga untuk memeriksa Fenly lebih lanjut disana.
"Terimakasih banyak ya dokter!" Ujar Avenny dengan tegas. Setelah dirinya menanda tangani satu surat kematian yang dipalsukan oleh rumah sakit dan awalnya dokter tidak mau, namun dia harus terpaksa melakukannya itu atas permintaan dari pemilik rumah sakit.
Sedangkan ditempat yang berbeda ini Shandy dan member lainnya itu yang tadi telah mendapatkan kabar tentang kondisi Fenly pun langsung saja pergi ke Jakarta. Hingga Sri yang kini tidak sengaja melihat kekasihnya sedih dan melamun itu. Akhirnya langsung saja menenangkan Fajri, karena jujur? Sri tidak tega kalau melihat kekasihnya jadi bersedih seperti ini.
"Ji!" Seru Sri secara tiba tiba dan Fajri yang mendengar namanya itu baru di panggil pun seketika menoleh dengan tatapan mata yang sembab.
"By? Fenly hikss ... Aku gak bisa hidup tanpa Fen, kenapa dia harus ninggalin kita semua sih by. Aku benci sama Fen by, awal audisi Fen yang pertama kali support aku. Dia nyemangatin aku by, dia yang terus bikin aku semangat dia suport sistem aku, by." Ucap Fajri lirih sambil terisak menangis, hingga bikin Sri kini mengelus rambut milik Fajri yang tengah bersender dibahunya.
"Sayang? Coba dengerin aku dulu deh, aku juga pernah ngalami kayak kamu kok benci sama orang tua aku, karena orang tua aku itu malah ninggalin aku selamanya, tapi aku langsung berpikir lagi Ji. Kenapa aku harus benci? Sama orang tua aku. Kan Allah lebih sayang sama orang tuaku itu juga sama kayak Fen, by. Tuhan kita lebih sayang sama Fen, aku tau kamu sayang banget kan sama Fen, tapi kita gak bisa atur yang udah ditulis takdir by." Ujar Sri masih mengelus pelan rambut milik Fajri.
"Jangan sedih berlarut-larut by, nanti Fenly susah perginya loh, kamu harus bisa ikhlas oke, aku tau ini pasti berat untuk kalian. Tapi disini tu masih ada aku Ji, ada bang Sen, Soni, Fiki, kamu juga punya YOUN1T. Coba kamu pikir pikir lagi. Gimana, perasaan YOUN1T sekarang? Jika mereka tau, Fen pergi tiba tiba gini, pasti mereka semua itu juga hancur loh Ji bukan kita saja tau, jadi kamu harus kuat." Lanjut Sri dan menghapus air mata Fajri.
"Apa gue beri tau ya ke Ara, sekarang? Gimana dengan Ara yang jelas dia kan pacar Fenly?" tanya Sri di dalam hati.
"Iya guys. Kata Sri emang benar, kalau semua YOUN1T sudah pada tau? Fenly sekarang meninggal secara mendadak pasti hati mereka bakal hancur." ucap Jessica secara tiba tiba bikin Fajri dan Sri kini terkejut mendengarnya.
"Apa kita beri tau Ara sekarang? Tapi, gue gak mau Ara menjadi sedih. Jujur sampai kapan pun gue tu masih ingat banget dulu Ara tu separah apa yakan Jes, Sri." Ujar Pipit lirih mereka semua selalu menemani kisah Ara itu dari (0) mereka juga sudah sangat ngerti akan kisah masa lalu Ara yang tragis.
"Pit? Lebih baik kita, jangan dulu beri tau Ara, gue tadi tu kan udah hubungi Ara pas Fen masih dirumah sakit, tapi yang angkat malah kak Nin. Mungkin, Ara sekarang belum selesai terapi Pit." Ucap Sri menasehati sahabatnya itu.
"By? Aku sangat berharap, kamu gak akan ninggalin aku ya, seperti Fenly." Ucap Fajri lirih secara tiba-tiba bikin Sri tersenyum tipis mendengarnya.
"Iya, aku gak bakal ninggalin kamu by jadi kamu itu tenang saja ya, sekarang kamu lebih baik tenangin mereka gih, apa lagi. Bang Sen." Ucap Sri meminta ke Fajri untuk nenangin para member yang saat ini masih berduka.
Fajri pun menghampiri member lain, dan menenangkan member lain, Fajri berusaha tegar di depan member lain untuk menenangkan mereka, karena Fajri tahu kalau dirinya sedih pasti gak bisa menenangkan sahabatnya.
"Gue masih gak nyangka Fenly sudah pergi ninggalin kita semua." Ucap Fiki lirih dan menunduk sendu.
"Apa lagi gue Fik. Masih gak nyangka Fen pergi ninggalin kita semua, dahal Fenly pernah janji mau main ke ancol. Fenly ninggalin gue sendirian padahal awal masuk dalam group UN1TY ni ya gue cuma dekat sama dia. Dia bahkan udah jadi sosok abang untuk gue Fik." Ucap Zweitson lirih itu berhasil bikin hati Fajri terasa sakit mendengarnya.
"Stop! Fenly gak meninggal, dia masih hidup tau. Kalian bisa, jangan bilang gitu!" Bentak Shandy tegas dan bikin mereka yang meratap kini menoleh kearah Shandy yang tampak seram.
"Bang, lo harus bisa ikhlasin Fenly ya, sekarang Fen udah gak sakit lagi bang Sen." Ujar Fiki berusah untuk nenangi Shandy agar tidak emosi.
"Kita juga sama bang, gak terima lihat Fenly ninggalin kita secepat ini. Dahal impian kita di depan mata. Tapi, yang di atas lebih sayang sama Fenly." ucap Fajri tegas dan bikin Shandy menatap tajam kearah rekannya tersebut.
"Nggak Aji! Fik! Gue udah sangat lama kenal Fen, dan gue yakin Fen tu belum meninggal kalian jangan pernah dong asal ngomong begitu!" Bentak Shandy hampir memukul Fajri untungnya Sri melihat itu langsung menghampiri.
"Tunggu! Kenapa kalian tu malah jadi ribut kayak gini sih, bang Sen? Kita ni juga gak terima, kalau Fenly ninggalin kita semua. Bang? Coba deh, bang Sen pikir baik baik. Kalau Ara tau tentang hal ini. Pasti Ara lebih sedih dari bang Sen aku belum berani beri tau ke Ara, karena aku sangat paham Ara jika lagi terpuruk kayak gimana. Aku juga tau, sakit banget rasanya bang di tinggalin sama orang yang kita sayang apa lagi? Ini sama orang yang dicintai." Ujar Sri berusaha menesahati Shandy pelan.
"Lebih baik kita tu sekarang ke rumah Fenly saja yuk, kasian mamanya Fen." Ucap Pipit yang masih tidak percaya.
"Tapi Fenly belum meninggal, gue gak percaya kalau Fenly udah meninggal." Ucap Shandy penuh keyakinan.
"Iya bang ya, kita juga sama seperti lo kita masih gak percaya bahwa Fen itu udah meninggalin kita semua gue tuh sama terpukul kayak bang Sen." Ucap Fajri lembut agar tidak ada kekerasan.
"Bang sen? Kita semua itu sama masih gak percaya Fenly pergi ninggalin kita semua, apa lagi tadi kita tu juga masih kumpul bareng bercanda bersama ya kan, tapi? Jika Tuhannya lebih sayang sama dia gimana? Cuma bisa ikhlasin kan." Ucap Fiki berusaha bijak meski dia juga merasa terpukulnya.
"Nin, aku butuh kamu sekarang," ucap Shandy di dalam hati.
"Guys jangan tolong beri tau ini sama Ara dulu ya kan Ara lagi terapi disana mungkin, kita nanti saja beri Ara. Jika kondisinya udah agak lumayan." Ucap Sri yang disetujui oleh mereka semua.
"Tapi? Ara harus tau sekarang sri, Ara itu pacarnya Fenly, apa jangan-jangan lo itu masih suka lagi ya sama Fenly." Ucap Pipit berasumsi sepihak.
"Terserah lo saja deh Pit, sudah capek banget gue. yang pasti jangan beri tau Ara dulu, karena yang lagi gue takutin Ara itu malah langsung terbang tau ke Indo, ketimbang mentingin kesehatan fisiknya." Ucap Sri tegas.
"Gue setuju sama Sri guys, meski pun kita sahabatnya Ara? Tapi kita harus liat kondisi Ara juga sekarang paham. Kalau pun nanti Ara telepon ya bilang saja Fenly baik-baik saja, dan kita beri taunya pas Ara lumayan baik paham!" Ucap Jessica dengan tegas.
Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
UN1TY || MATAHARIKU (End)
Novela Juvenil(Book 05) Menceritakan lima orang gadis yang tengah menuntut ilmu di sebuah fakultas ternama yang terletak di kota Jakarta dengan jurusan yang berbeda, hingga sebuah kisah masa lalu di antara salah satu mereka pun akhirnya mulai terkuak mampu kah s...