Bab61

7 1 0
                                    

Setelah puas bekerja Ara dudukin diri ditaman bunga dengan tatapannya itu mengarah ke danau untung saja tidak banyak orang yang kini berlalu lalang disekitarnya. Dan bahkan dirinya pun tidak perduli tanpa Ara sadar seorang lelaki tidak jauh darinya mencuri-curi pandang ke Ara. Dan? Lelaki itu tidak lain tidak bukan ialah lelaki yang tadi sudah menabrak dirinya.

"Fen, jujur gue sangat kangen sama lo. Lo lagi apa sekarang. Gue pengen bisa lupain lo Fen, tapi kenapa? Sampai di detik ini gue gagal lupain lo." Celetuk Ara kesal dan masih dapat didengarin oleh siapa pun yang ada didekatnya.

"Maaf~"



Tring!!!

"Aish! Siapa yang nelpon gue gini sih!" Gerutu Ara kesal dan ia melihat nama yang tertera dilayar ponselnya.

Sri bawel📞







"Apa Sri?" Tanya Ara kesal, setelah dia melihat nama sipenelpon tersebut.

"Lo lagi apa Ra, kapan pulang?" Tanya Sri panik dari seberang bikin Ara kini tersenyum tipis mendengarnya. Sebab Ara sangat memahami sahabatnya itu yang pengertian dan sering khawatir.

"Hehee ... Gue di tempat biasa, lo pasti sudah tau kan, Sri? Hari ini anniv aku sama Fenly, meski ya sudah tiga tahun Fen pergi dari sisi kita." Ujar Ara yang berusaha untuk tampak tegar.

"Ra, lo oke kan? Gue pergi kesana ya." Ucap Sri yang terdengar khawatir.

"Ckck...! Lo kira, gue segalau dulu? Ya gaklah. Gue pengen me time sendiri." Ucap Ara menatap lurus ke danau.

"Me time atau rayain anniv sama dia Ra?" Tanya Sri yang tiba tiba saja kini berdiri tepat dibelakang Ara.

"Astagaa!! Lo bisa gak? Jangan muncul dadakan gini Sri, kaget gue." Ucap Ara kesal dan tangannya itu pun langsung saja mematiin panggilannya sepihak.

"Haahaa ... Lucu soalnya lo, Ra. Kalau lo lagi kaget gini!" Celetuk Sri dengan sangat polosnya, hingga Ara pun jadi menggeram kesal akan sahabatnya.

"Gue sudah bilang tadi sama lo jangan datang, ngeyel banget sih. Gue pengen quality time paham!" Gerutu Ara yang kini malah menatap dengan sinis Sri.

"Haha... Wajah lo gak seram, tapi lucu.
Ra? Melupakan Fenly itu memang gak gampang kita gak minta untuk bisa lo lupain Ra. Tapi hidup kita harus terus berjalan Ra, lo jangan terpuruk hanya karena, Fen udah meninggal. Lo harus lihat yang ada didepan lo sekarang ini Ra, masih ada Alvandrick Ra. Dia suka sama lo." Ujar Sri yang terus berusaha mengingatkan sahabatnya setelah dia Menghentikan kekehannya tersebut.

"Benar, yang sudah lo bilang barusan, dan gak salah. Tapi semakin gue coba lupain dia? Endingnya gak segampang itu Sri, jujur sampai detik ini pun, gue masih gak percaya, Fen meninggal Sri, setiap gue mau percaya, hati gue terus bilang kalau dia masih hidup. Gue tuh harus apa jadinya?" Tanya Ara lirih.

"Lo yang tau tentang isi hati lo sendiri Ra? Tapi jujur saja? Gue gak pengen lo itu malah terluka lagi, paham gak sih? Ara. Masih ada tuh Alvandrick, dia itu kurang setia apa lagi dia? Bahkan rela nungguin lo, coba belajar buka hati lo, karena Fenly tu gak mungkin kembali dia udah mati Ra" Ucap Sri yang lelah menahan rasa sabarnya tersebut.

Namun, tanpa mereka berdua sadari? Pertengkaran mereka bikin seseorang kini tersenyum tipis, ternyata mereka sudah benar benar menganggap kalau dirinya memang telah meninggal dan tidak lama kemudian tiga sahabatnya pun datang dengan tergesa gesa.

"Bro, lo kenapa melamun?" Tanya Neo secara tiba tiba bikin sahabatnya jadi terkejut ketika mendengarnya.

"Gak ada!" Ujar Chris yang kini tengah melihat kearah layar ponsel lamanya.

"Lo mau jual ponsel itu?" Tanya Jason yang dibalas jitakan oleh Neo.

"Saya gak berminat ngejual ponsel ini banyak kenangan di dalamnya dan ya, sudah tiga tahun ponsel ni gak pernah saya hidupkan lagi. Makanya itu, saya dari tadi terus menimbang apa sudah saatnya saya tunjukkan dirinya." Ucap Chris tersenyum tipis itu bikin Devan, David, Nio juga Jason terdiam.

Dinegara yang berbeda Fajri baru saja selesai joging sama Zweitson, Shandy dan juga Fiki. Kini mereka pun duduk diteras dorm mereka dan saat Shandy lagi minum air, tiba tiba saja? Fiki itu yang tengah secrool Instagram malah berteriak dengan sangat heboh sontak saja hal itu berhasil bikin Shandy jadi tersedak berbeda hal sama Fajri yang menatapnya tajam akibat kesal.

"Ini weeh ... Story Fenly muncul, baru beberapa detik yang lalu. Tapi, malah nunjukin foto jaket kesayangan dia, lo pada pasti tau jeket yang sudah hilang pas kematiannya itu loh." Celetuk Fiki merinding dan dengan membulatkan kedua matanya tersebut.

"Jangan ngaur deh Fik, lo sudah bikin kita bertiga kesal, tau-taunya lo malah nakutin." Ujar Zweitson kesal.

"Kalau gak percaya cek saja, IG Fenly!" Gerutu Fiki yang tengah minum.

"lah iya ya, ini tu kan IG-nya Fen. Atau jangan jangan, kita malah dibohongin lagi sama mamanya Fen bang?" Tanya Fajri menunjukkan ponselnya kepada semua rekan-rekannya.

"Ini foto? Kayaknya baru saja di ambil deh. Soalnya? Dari segi tempatnya, ini ada dimana? Kayak asing tempatnya." Ujar Zweitson yang kini mulai paham akan arti dari foto tersebut.

"Kenapa firasat gue bilang, kalau Fenly itu masih hidup sebenarnya ya? Tuhan tolong jangan beri aku harapan semu. Fen kakak kangen banget sama kamu." ucap Shandy di dalam hati.

"Kalau emang bener, Fen masih hidup pasti Fenly bakalan kecewa sama kita, guys." Ucap Zweitson melirih, hingga bikin Shandy terkekeh kecil.

"Coba deh, Ji. Lo kirim sama Sri, siapa tau saja kan dia tuh udah tau, tentang semua hal ini." Celetuk Fiki polos.

"Masalahnya, nih ya? Akun Fenly kan, udah lama tu berdebu, bisa jadi tante Avenny yang sengaja up, karena tante kangen sama Fen." Ucap Shandy yang tampak tenang meskipun? Sejujurnya dirinya itu merasa sangat ragu.

"Selain gambar juga, tulisannya ‘Miss me?’ Gitu kan?" Tanya Fajri yang kini diangguki langsung oleh Zweitson.

"Kangen aku?" Gumam Shandy secara tiba tiba dan masih dapat di dengarin oleh mereka bertiga yang kini tengah menatap kearahnya penuh arti.

"Maksudnya gimana, bang Sen? Lebih baik, kita masuk semua saja. Semakin kesini? Semakin pusing. Nanti malam, kita juga bakalan latihan kan?" Tanya Fajri yang sudah mulai merasa sangat gerah dan langsung saja diangguki.

Diarena taman setelah kedua garis itu merasa puas bercanda bersama tanpa di sengaja Ara malah nendang sebuah kaleng kosong yang mengenai seorang lelaki yang tadi telah menabraknya.

"Arssh!" Ringisan dari lelaki itu secara spontan serta menyentuh keningnya.

Selamat membaca.

UN1TY || MATAHARIKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang