Bab39

13 2 0
                                    

Saat ini Ara serta Fenly tengah berada di dalam rumah pohon yang letaknya itu tidak jauh dari para member yang saat ini tengah ngobrol bersama para YOUN1T, sejak tadi Ara tampak sangat betah menyenderkan kepalanya itu di atas bahu Fenly dengan menatap area danau yang sangat tenang. Belum ada yang berniat mulai membuka obrolan diantara kedua insan tersebut, karena saat ini? Ara sangat ragu untuk mulai.

"Fenly?" Cicit Ara yang masih dapat di dengar oleh Fenly disampingnya dan? Lelaki itu pun langsung menoleh.

"Kenapa Ra, hm?" Tanya Fenly lembut dan mengelus rambut sang kekasih.

"Kamu, beneran cinta sama aku kan?" Tanya Ara secara tiba tiba bikin lelaki di sampingnya mengernyit bingung.

"Iya, kenapa kamu nanya gitu?" Tanya Fenly yang masih terlihat santai.

"Kamu masih ingat gak? Dulu aku itu selalu ngejar ngejar kamu. Tapi kamu  gak pernah mau melirik ke arah aku." Ucap Ara terkekeh kecil.

"Ra! Jangan kamu ingat ingat terus ya, aku tau aku emang salah." Ucap Fenly yang tampak menahan sabar.

"Bukan gitu! Aku belum lanjut cerita." Ucap Ara yang cemberut akibat kesal, hingga Fenly pun terkekeh gemas.

"Haha ... Oke aku ngalah!" Ucap Fenly mencubit kedua pipi Ara.

"Sakit tau Fen, terus? Meski waktu itu aku sangat benci banget sama kamu? Aku tetap aja cari tau kabar kamu Fen sampai akhirnya, mereka semua pada bilang kalau kamu itu udah pindah ke luar negeri dan sejak saat itu juga Fen aku terus berusaha melupakan kamu dan aku malah ketemu sama lelaki itu aku kira dia baik? Ternyata dia jahat." Ujar Ara dengan nada yang lirih.

"Tolong jangan kamu ingatkan lagi Ra, aku gak pengen trauma kamu muncul lagi, akibat kamu mengingat masalalu itu." Ujar Fenly yang sontak mengelus rambut lurus Ara.

"Aku tau Fen. Tapi? Kali ini aku serius, pengen bicara sama kamu." Ucap Ara yang mulai terlihat sangat serius.

"Apa itu?"

"Aku pengen bilang, jika, eum ..." Cicit Ara yang tampak mulai ragu. Bahkan gadis tersebut pun malah tidak berani untuk sekedar menatap tepat dimanik mata Fenly yang mengarah ke dia.

"Apa, hm? Katakan saja jika itu emang penting, jangan pernah sekali pun Ara tutupin apa pun dari Fen." Ucap Fenly yang kini tengah mengenggam kedua tangan Ara bikin gadis itu menunduk.

"Sebenarnya? Aku tu mau pamit sama kamu, karena aku bakal pergi ke luar negeri untuk berobat. Dokter psikolog pribadi aku gak ada disini, tapi diluar negeri, maka itu aku bakalan kesana."



Deg!!







"Kamu? Pasti lagi bercanda sama aku kan? Ya kan haha..." Tanya Fenly yang kini masih tidak percaya akan sebuah ucapan keluar dari Ara barusan.

"Fenly! Tolong, liat aku sekarang bisa? Aku lagi serius, maafin aku ini emang sangat mendadak, tapi? Kita memang harus berpisah kembali. Aku gak mau kamu malah nungguin aku disini. Jadi maaf Fen, kita itu emang harus putus. Karena? Aku gak bisa kembali kesini." Ucap Ara dengan tangan yang berada di dagu Fenly agar lelaki itu menatap kearah dirinya dengan sendu.

"Kamu bohong!" Bentak Fenly dengan menatap kecewa dan nanar arah Ara, namun? Gadis itu malah menggeleng merasa tidak enak hati, namun? Mau tidak mau Ara dengan terpaksa harus mengatakan semuanya sekarang.

"Aku serius Fen!" Ucap Ara tegas, tapi? Lelaki itu malah menggeleng tegas.

"Gak!! Aku bakal izinkan kamu untuk pergi. Tapi? Tolong Ara jangan pernah putus, aku gak terima itu." Ucap Fenly tegas dengan tatapan memelas.

"Selama di Camp kita akan jadi pacar, tapi? Setelah keluar dari sini, kita itu udah putus Fen, maaf." Ucap Ara kini mengelus tangan Fenly yang menatap gadis itu dengan tatapan kecewa.

"Aku bertahan didunia ini tuh semua? Karena ada kamu. Tapi? Apa yang aku dengar sekarang? Kamu ternyata, gak pernah sedikit pun mikirin hubungan kita! Apa disini, aku saja yang mikirin hubungan kita, hm? Apa kamu sedikit pun gak bisa percaya dengan aku, Ra?jangan bilang alasan kamu selama ini ngajak aku pacaran itu, agar aku mau dioperasi doang iya kan?" Tanya Fenly yang kini menatap Ara kecewa.

"Fenly tunggu! Gak gitu, tolong kamu denger dulu!" Seru Ara kini mencekal pergelangan tangan Fenly ketika gadis itu melihat Fenly itu sudah terbangun dari duduknya dan kini berdiri.

"Lalu apa? Bisa kamu jelasin?" Tanya Fenly menatap Ara penuh selidik, tapi gadis itu malah menunduk.

"Haha ... Ternyata benar ya dugaanku bagus sekali kamu itu udah bikin aku luluh Ra dan dengan mudahnya kamu itu, patahkan semua ekspetasi tentang hubungan ini." Lanjut Fenly terkekeh penuh rasa kekecewaan bahkan lelaki itu pun menepis pelan tangan Ara.

"Gak gitu Fen!"

"Terus apa hm? Kamu gak bisa jawab pertanyaan dari aku kan, jadi apa lagi alasan kamu Ra!" Bentak Fenly penuh kekesalan dan dengan mengacak-acak rambutnya kesal dia tidak ingin sikap kasarnya dulu itu muncul lagi, karena Fenly tidak ingin traumanya muncul.

"Fen maaf!" Cicit Ara lirih.

"Sungguh Ra, aku sangat kecewa sama kamu sekarang, beri aku waktu untuk memikirkan semua ini Ra." Ujar Fenly dengan nada yang terdengar lirih dan juga menatap Ara penuh rasa kecewa dari pada emosi lebih baik dirinya itu turun ke lantai bawah.

Setelah kepergian lelaki itu? Akhirnya tangisan Ara pun keluar juga, dia mati - matian sejak tadi menahannya kalau bisa minta? Sungguh dirinya itu tidak ingin mengakhiri hubungannya yang telah dia bangun dengan susah payah. Namun? Ara dadar dirinya tidak bisa melakukan apa apa, tanpa Ara sadari? Fenly belum sepenuhnya pergi, lelaki itu menghapus air matanya dan kini memilih pergi mencari Sri untuk jaga Ara selama tidak ada dirinya.

"Ra, lo kenapa?" Tanya Sri mendekati Ara dan sontak memeluknya, namun gadis itu malah menggeleng kecil.

"Hikss... Fen marah banget sama aku." Cicit Ara terisak dengan memeluk Sri.

"Utututu... Jangan sedih dong Ra, jujur kalian semua kenapa? Aku lihat kamu bahagia loh sama Fenly, kamu tuh ada masalah apa sama dia, Ra?" Tanya Sri yang tengah mengelus rambut Ara.

"Apa aku sudah salah sama Fenly, Sri? Aku tadi bicara sama Fen terus minta putus, tapi dia malah gak terima dan sekarang marah sama aku." Ucap Ara lirih bikin Sri mengernyitkan kening.

"Tunggu?! Kenapa kamu malah minta putus sama Fenly, Ra?" Tanya Sri yang masih tidak paham akan masalah dari Ara dan juga Fenly.

Selamat membaca.

UN1TY || MATAHARIKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang