Saat ini di sebuah Caffe yang letaknya tidak terlalu jauh dari kampus, kedua orang gadis tampak menikmati caffe, lebih tepatnya Sri? Karena Gadis itu sejak tadi terus menerus mendengar celotehan kesal dari sahabatnya Pipit. Tentang Fiki. Yaps! Beberapa hari ini Pipit selalu saja bertemu dengan Fiki
Baik dalam kampus mau luar kampus bagaimana tidak? Fiki salah satu dari member UN1TY juga tengah kuliah di kampus mereka, lebih tepatnya satu jurusan dengan Pipit."Argh! Kesel, masa ya? Dia ganggu gue terus anj!" Gerutu Pipit kesal.
"Jodoh lo kali." Celetuk Sri santai dan fokus meminum milkshake yang tadi telah dipesan oleh mereka.
"Ini kenapa deh? Sudah cukup ya Jess sama Soni, Ara tuh malah jadian sama Fen terus? Masa iya gue malah ke Fiki. Gak gak mungkin!" Gerutu Pipit kesal.
"Hahaha... Ibu dosen satu ini ngamok guys. Btw! Kan jodoh gak ada yang tau Pit. Bisa jadi lo sama dia jodoh?"
"Gak! Pokoknya gak, gue gak mau Sri! Btw? Gue tuh kan cuma asisten dosen doang ya bukan bu dosennya tau cuy." Gerutu Pipit penuh emosi, namun Sri hanya terkekeh kecil mendengarnya.
"Aamiinin kek mbak bro! Kali saja nih lo beneran jadi dosen tetap." Ucap Sri dan diangguki saja oleh Pipit.
Disaat mereka tengah bercanda canda tiba tiba keduanya mendengar berapa orang gadis berbicara, jaraknya tidak terlalu jauh dari meja mereka berdua, hingga keduanya pun terdiam sambil menyimak pembicaraan berapa gadis tersebut dan sesekali melirik.
"Gue gak suka liat Fen malah pacaran, apa lagi sama tuh cewek. Iish! Kenapa Fen gak mau pacaran sama gue saja?" Gerutu salah satu gadis tersebut kesal.
"Ya semua itu kan pilihannya Fen, jadi lo harus sadar diri dong Vera, kan kita tuh cuma fansnya doang. Harusnya lo bisa dukung bias lo. Bukan kayak gini posesif." Ucap salah satu diantaranya.
"Gak ya! Gue gak terima gadis itu jadi pacar Fen, secantik apa sih tuh cewek
Gak ada apa apanya dibanding gue ya, Ellisa!" Ujar Vera menggerutu, bahkan tangannya pun tengah mengepal erat."Apa yang mau dibanggain dari lo sih Vera? Lagi pun? Gue liatin tuh cewek cantik juga. Fenly gak salah pilih tau." Celetuk Ellisa santai, karena gadis itu memilih netral dari pada bar bar.
Disaat keduanya tengah asik dengarin perdebatan para fans yang fanatik itu, tiba tiba saja ponsel Sri berbunyi dan disaat dirinya mengecek ternyata Ara, sehingga tiba tiba saja otak cantiknya itu bekerja, dengan senyuman miring dirinya pun langsung saja ngangkatin panggilan dari Ara.
"Hallo Ara? Kenapa lo kok tiba tiba ni nelpon gue?" Tanya Sri membesarkan sedikit nada suaranya, hingga kedua gadis yang tengah berdebat itu reflek menolak kearahnya.
"Lagi dimana lo?" Tanya Ara disebalik layar bikin Sri tersenyum manis.
"Lagi di caffe nih, memangnya kenapa ya Ra?" Tanya Sri bigung, namun Ara? yang berada diseberang layar itu pun menatap kesal kearah Fenly yang kini tampak bersikap manja dan juga jahil pada dirinya, jujur Ara gemas jadinya.
"Aish! Fenly geli, awas kamu aku balas nih hm." Celetuk Ara yang menggelitiki pinggang Fenly yang sedari tadi malah ngedusel dusel di perutnya.
"Haha ... Sorry Ra, stop! Geli haha ..." Ucap Fenly terkekeh, tanpa keduanya sadar ponsel Sri telah di loudspeaker, suara mereka berhasil bikin salah satu gadis tersebut menahan kekesalan.
"Gelian siapa hm? Kamu tu main dusel dusel mulu ya, sayang awas dulu Fen." Ujar Ara mengelus rambut Fenly, tapi? Fenly malah menggeleng dan kembali menidurkan kepalanya di paha Ara.
"Woy? Malah pacaran ya kalian tu, Ra ada apa sih?" Tanya Sri tampak kesal.
"Kalian berdua masih ada di caffe ya? Kalau iya? Kami mau kesana. Tenang saja. Hanya aku, Fenly, Shandy, Nindy, Fiki dan Fajri saja, yang lain soalnya ada job lain." Ucap Ara disebalik layar.
Tanpa mereka sadar? Perkataan dari Ara berhasil bikin senyuman Sri pun sontak mengembang. Karena? Dirinya itu bisa memanas-manasin gadis yang sejak tadi memiliki kepedean tingkat tinggi semakin sakit hati, sebenarnya? Dirinya sangat kesal sekali pada gadis yang sudah menjelekkan sahabatnya.
"Gimana Sri?" Tanya Pipit penasaran.
"Ara, Fenly, Nindy, Shandy, Fajri sama Fiki lagi otw kesini tuh." Ucap Sri kini penuh rasa puas ketika melihat gadis yang tidak jauh dari meja mereka itu mengepalkan tangannya.
Perkataan Sri itu berhasil bikin gadis bernama Vera mendekat kearah meja mereka. Dengan tatapan yang kesal.
"Lo siapanya cewek cupu itu?" Tanya Vera penuh kemarahan, namun gadis itu ditahan oleh sahabatnya.
"Bisa jangan ribut gak Ver? Kita tuh di caffe. Lo bisa gak sih nahan emosi lo?" Tanya Ellisa ikutan kesal akan tingkah laku dari Vera yang sangat bar bar.
Dan ditengah tengah kehebohan yang telah dilakuin oleh Vera tidak berapa lama akhirnya mereka semua datang.
"Ada apa nih?" Tanya Fenly menatap intimidasi kearah gadis bar bar itu.
"Lo itu pasti pacar Fenly kan?" Tanya Vera yang diangguki oleh Ara dengan tatapan yang masih bertanya tanya.
Byuur!
"Astaga, ada apa nih, kenapa lo malah menyiram gue? Salah gue apa sama lo sih?" Tanya Ara yang tidak paham apa yang sedang terjadi, bahkan baru juga datang? Tapi, sekarang dirinya malah disiram sedangkan semua sahabatnya langsung memberikan Ara tisu.
"Maaf mbak, maafin sahabat saya ini." Ujar Ellisa yang kini tampak menahan rasa malu akibat tingkah sahabatnya.
"Haha .... Gimana enak? Mau lagi gak? Ini tuh gak seberapa, lo tuh gak cantik kenapa Fen malah mau maunya sama lo? Kenapa gak sama gue saja sih Fen? Padahal selama ini gue sudah dukung lo dari 0 tau, tapi kenapa harus dia sih Fen, gue ada disini." Celetuk Vera yang malah mendekat ke Fenly yang sedari tadi berada disamping Ara bikin Fenly menatapnya tajam dan kesal.
"Lo memang dukung gue dari 0. Tapi? Dia bukan orang baru, dia orang lama yang gue kenal! Harusnya lo itu selalu dukung pilihan gue, bukan gini. Kalau lo memang fans dan sayang sama gue, lo harusnya bisa nerima Ara!" Bentak Fenly dingin dan datar. Namun Vera? Gadis itu menggeleng tidak setuju.
"Lo harus pilih gue Fenly, bukan gadis itu, gue gak perduli dia masalalu atau masa depan lo. Gue gak terima. Lo itu milik gue, atau? Lo mau gue bunuh ni cewek?" Tanya Vera sedikit ngancam.
"Hahaha ... Boleh jika lo mau celakain gue. Tapi? Sebelum lo berhasil untuk celakain gue? Lo bisa gue seret masuk ke rumah sakit jiwa, soalnya kejiwaan lo terganggu tuh." Ujar Ara tanpa rasa takut bikin Vera menatapnya tajam.
"Lo? Awas ya!" Ujar Vera mengancam yang kini akan menusuk Ara dengan sebuah pisau, namun semua itu telah berhasil dicegah boleh kedua satpam yang di panggil oleh manager Caffe.
"Pak satpam tolong bawa wanita itu keluar dari sini, dia itu mau celakain pacar saya. Kalau perlu masukkan ke rumah sakit jiwa." Ucap Fenly murka.
Setelah Vera pergi Ellisa pun langsung menyusul sahabatnya, sedang mereka yang tersisa itu hanya menatap shock dan mendekati Ara.
"Bestie lo gak luka kan?" Tanya Pipit yang diangguki oleh Ara.
"Gue gak apa apa kok guys, Fen malah hampir kenapa napa tadi tu." Ujar Ara panik, namun Fenly? Lelaki itu hanya tersenyum manis pada kekasihnya.
Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
UN1TY || MATAHARIKU (End)
Teen Fiction(Book 05) Menceritakan lima orang gadis yang tengah menuntut ilmu di sebuah fakultas ternama yang terletak di kota Jakarta dengan jurusan yang berbeda, hingga sebuah kisah masa lalu di antara salah satu mereka pun akhirnya mulai terkuak mampu kah s...