Bab68

11 1 0
                                    

"Astaga! Bahasa lo itu ya Ji, lo makin dibiarin? Eeh ... Malah semakin diluar nurul." Celetuk Fenly setelah dirinya puas menjitak kening sahabatnya tersebut. Dan? Kini malah seakan akan merasa tidak bersalah.

"Dokter kenapa, sakit kah?" Tanya Sri yang telah menyadari perubahan raut wajah dokter tersebut berubah.

"Sri, tadi lo ngomong apaan ke dokter Ken?" Tanya Fenly menatap curiga ke Sri yang tengah tersenyum manis.

"Gak ada kok Fen, gue tu cuma bilang ke dokter Ken, kalau nanti dokter Ken keluar, nah bilang jika lo tu pura-pura koma/kritis gitu keadaannya Fen. Dan sekalian lo itu bisa langsung ngelamar Ara, jangan lama lama tau Fen, emang lo gak takut entar Ara ada yang ambil  Fen? Kan lo sudah lama, ninggalin dia tuh, gue sih gak masalah kalau Ara itu diambil sama cowo lain Fen." Celetuk Sri dengan wajah teramat polosnya.

"Tuh! Ide pacar gue itu emang cerdik tau Fen, dengan gitu lo bisa langsung lamar Ara. Lo gak takut? Alvan deketi Ara lagi?" Ucap Fajri yang tadinya lagi ngebanggain Sri depan Fenly kini dia berusaha menakut nakutin Fenly.

"Gimana dok, Fenly mau kan?" Tanya Sri menghiraukan ucapan Fajri.

"Gue sih, ya setuju aja Sri." Ucap Fenly dengan senyuman tipisnya dirinya itu tidak akan biarkan Ara diambil orang.

"Terus gimana dengan dokter?" Tanya Sri dengan senyuman manisnya.

"Oke ...! saya ngikutin ide kalian saja." Ucap dokter Ken dengan pasrah.

Fenly yang sedari tadi terusan melihat Fajri di hiraukan oleh Sri pun, dengan wajahnya sangat cemberut pun bikin Fenly tertawa, sehingga Sri langsung menutup mulut Fenly.

"Shut! Jangan berisik, nanti mereka di luar sana ntar malah curiga." Ucap Sri kesal bikin Fajri semakin cemberut.

"Sri lihat tu pacar lo cemberut." Ucap Fenly, dan Sri pun menoleh ke Fajri.

"Loh, kamu kenapa nih by?" Tanya Sri dengan nada yang sangat lembut Fajri yang ditanya pun hanya menggeleng.

"Sri lo gak peka banget dari dulu, jadi gemes gue pengen cekik lo, Sri, Aji tuh lagi cemburu." Ucap Fenly gitu gemas akan tingkah pasangan di depannya.

"Iya iya aku minta maaf deh ke kamu, ya. Udah menghiraukan ucapan kamu tadi sayang, kamu tu jangan cemberut lagi oke." Ucap Sri membujuk Fajri.

"Sekarang, gue sama Aji bakal keluar terlebih dulu, oke. Nanti dokter bilang kalau Fenly itu kondisinya koma atau kritis lah." Ucap Sri yang dianggukkan oleh Fenly dan dokter Ken.

"Baik!" Ucap dokter Ken tegas.

Dan di luar UGD, Ara dan juga Shandy masih menunggu pemeriksaan dokter Ara sejak tadi, sangat benaran cemas, apa lagi Shandy raut wajahnya itupun sangat tidak kalah cemasnya dari Ara.

"Bang Sen? Kenapa dokter malah gak keluar-keluar juga, Ara jadi khawatir sama Fenly." Ucap Ara dengan cemas.

"Ra, kita doain saja semoga Fen tidak kenapa-napa." Ucap Shandy berusaha menenangkan Ara padahal sejujurnya Shandy pun sama khawatirnya.

"Berdoa saja Ara, semoga Fenly tidak kenapa napa." Ujar Sri menghampiri Ara dan menenangkan sahabatnya.

"Gimana gue itu bisa tenang coba Sri, dokternya saja dari tadi gak keluar tu gue akuin gue tu emang masih marah sama dia, tapi gak gini caranya." Ucap Ara lirih bikin Sri meringis.

Selang beberapa menit dokter keluar dari ruangan UGD hingga Shandy dan juga Ara pun langsung menghampirin dokter Ken, karena mereka berdua itu sangat takut kalau Fenly kenapa napa, sedang Sri juga Fajri hanya mengikuti langkah Ara dan juga Shandy.

UN1TY || MATAHARIKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang