Saat ini jam sudah menunjukan pukul 15:30 wib para member tengah duduk di depan tenda bersama para YOUN1T untuk bermain sebuah game, gitu pun sama Ara sejak tadi duduk di samping Virgi yang merupakan YOUN1T. Sejak tadi Ara dan Fenly tampak jarang kali bertegur sapa, hingga tatapan berapa teman mereka sudah mulai curiga.
"Ra? Coba deh lo deketin Fenly, duduk disamping dia sana Ra, jangan sampai entar semua YOUN1T malah jadi salah paham sama kalian berdua!" Bisik Sri tepat ke Ara dan untunglah hanya Ara saja yang bisa mendengarnya.
"Fen?" Seru Ara berusaha berdamai.
"Fik? Gue mau ke dalam dulu ya, mau ambil barang, lo jagain anak anak ini dulu." Ucap Fenly yang sudah berdiri dan akan pergi menjauhi Ara, namun gadis itu lebih dulu mencengkramkan tangan Fenly, hingga lelaki itu sontak menoleh arah dirinya dengan menaik turun sebelah alisnya itu.
"Maafkan aku semuanya, aku pinjam Fenly sebentar, aku ingin bicara sama kamu Fenly," Ucap Ara kini ngenggam pergelangan tangan Fenly.
"Nanti saja, masih ada yang harus aku urus dulu Ra." Ujar Fenly yang tengah melepaskan cekalan tangan Ara meski tenaga yang Fenly lebih besar dari Ara gadis itu tetap tidak melepaskannya.
"Fen!" Desis Ara terlampau kesal.
"Apa lagi?" Tanya Fenly yang terlihat sangat kesal setelah tangan lelaki itu telah berhasil melepaskan tangannya.
"Apa?" Tanya Ara tidak kalah kesal.
"Kamu itu pengen ngobrolin apa lagi? Kalau untuk bicara tentang itu, tolong beri aku waktu dulu." Ucap Fenly lirih dan kini tampak ingin menjauhin Ara, hingga tidak luput dari tatapan semua para sahabat mereka begitu pun sama beberapa YOUN1T yang bingung.
"Kalian kenapa sih, tadi gue perhatiin terus, kalian berdua malah kayak lagi bermusuhan," Ujar dari seorang lelaki siapa lagi jika bukan Shandy, dia yang tengah berdiri di samping Nindy kini mulai curiga akan rekannya sekaligus pula orang yang dia anggap adik.
"Kita berdua tuh gak bermusuhan kok kak Sen, ya udah kalau gitu Fen pamit bentar ya, ingin ngobrol hal penting." Ucap Fenly berusaha mengubah topik agar tidak ada yang curiga ke mereka.
Setelah keduanya berpamitan dengan yang lainnya? Ara dan juga Fenly pun berlalu pergi menuju kerumah pohon yang terletak itu tidak jauh dari Camp mereka saat ini dan setibanya disana? Kedua insan itupun memilih langsung duduk bersama, dan dengan ekspresi Fenly yang terlihat sangat serius.
"Apa lagi?" Tanya Fenly ketus secara tiba tiba dengan tatapan yang sangat amat dalam kearah Ara.
"Fen, kenapa secepat ini kamu benci sama aku?" Tanya Ara terkejut, Fenly seakan balik ke sifatnya yang dulu.
"Aku tu gak benci sama kamu! Kenapa kamu berfikir aku benci sama kamu?" Tanya Fenly datar, dengan tatapannya yang tidak lepas dari gadis di depan.
"Aku melihat kamu kayak gak suka ke aku Fen, kamu itu kembali kayak dulu lagi. Dimana kamu itu selalu bersikap ketus dan kasar, sama aku." Ucap Ara lirih dan memasang wajah sedih jujur entah kenapa dia malah merasa sedih disaat Fenly bersikap acuh tidak acuh.
"Aku gak benci, aku itu? Cuma marah sama kamu, Ara! Kamu dari dulu gak pernah berubah sama sekali, kamu tu selalu ambil jalan sepihak, paham gak ha? Pernah gak kamu minimal nanya sama mereka? Gak kan! Kamu emang gitu Ra. Aku sudah berapa kali bilang, aku gak bakal mau lepasin kamu, tapi kamu apa? Egois!" Bentak Fenly tanpa di sengaja, bikin Ara terkejut.
"Aku tu gak egois ya Fenly! Aku harus pergi, karena aku butuh psikolog Fen. Tolong jangan bikin langkahku berat." Ucap Ara dengan nada suara tinggi.
Jleb!!
"Selama kita jalin hubungan aku udah beratkan langkahmu ya, hehe... " Ucap Fenly tertawa sumbang.
"Ma~maksud aku gitu Fen!" Ucap Ara yang tengah berusaha meraih tangan Fenly. Namun? Lelaki itu malah nepis kedua tangan gadis di depannya.
"Oke! Jika gitu mulai detik ini aku gak bakal ganggu kamu lagi! Tolong lepas tanganmu dariku!" Ucap Fenly tegas.
"Fen, kamu salah paham!" Gerutu Ara dengan raut wajah yang sangat kesal.
"Salah paham? Semua ini cuma salah paham bagimu, bukannya kamu ingin kita putus ya? Gak nyangka kamu jadi gini Ra." Ucap Fenly tersenyum sinis.
"Fenly tunggu!" Cicit Ara begitu lirih dan juga berusaha menahan tangan Fenly agar lelaki itu tidak berdiri.
"Lepas! Gak guna juga kan, aku harus berada disini? Haha... Oke Ra! Seperti yang kamu mau. Mulai sekarang kita, arghh ... Shhh ..." Ucap Fenly yang tiba tiba saja meringis kesakitan dikala dia akan berdiri dan bikin rasa khawatir di dalam hati Ara berdetak kencang.
"Fenly, kamu kenapa? Pasti kamu tadi gak makan obat kan?" Tanya Ara yang tampak panik, namun lelaki itu malah menepis tangan Ara dengan kesar.
"Lepas! Seharusnya kamu senang, ini kan yang kamu mau Ra?" Tanya Fenly tersenyum miring ketika dia melihat tingkah Ara yang saat ini lagi panik.
"Kamu belum makan obat, astaga Fen! kamu tuh bisa gak jangan telat makan obat!" Gerutu Ara kesal dan khawatir. Namun? lelaki itu hanya terkekeh.
"Kamu lucu, harusnya kamu gak usah perduli sama aku lagi Ra, dengan cara kamu kayak gini? Aku sulit melupain kamu!" Bentak Fenly disela sakitnya.
"Iya, aku tau Fenly. Kita dipertemukan oleh takdir setelah rasa sakit, aku juga tau, aku itu? Emang udah jahat malah minta putus sama kamu tanpa adanya pertengkaran. Tolong! Ini semua demi kesehatan mentalku Fen, kan kamu tu juga tau traumaku kambuh waktu itu, ya kan? Aku cuma mau berobat!" Ujar Ara yang tampak mulai frustasi.
"Kamu mau berobat juga gak perlu Ra pakai putus segala, kamu seakan akan selama ini nganggap aku udah seperti mainan doang, selagi bagus disimpan, tapi? Pas udah rusak seenaknya kamu buang gitu saja." Ucap Fenly terkekeh dan menatap Ara kecewa.
"Astaga Tuhan, gak gitu juga kali Fen! Pikiranmu kenapa malah diluar nalar gini sih! Ok oke! Aku bakalan jujur ni, awalnya aku kepaksa pacaran dengan kamu, karena keinginan kak Nin juga bang Sen agar kamu tu mau dioperasi juga berapa kali aku ingin putus sama kamu? Endingnya gagal lagi dan lagi." Ucap Ara membeberkan perasaannya selama ini, bikin Fenly terkekeh lucu.
"STOP ... Ra! Selama ini aku kira kamu itu tulus sama aku, ternyata aku salah kamu gak setulus itu melainkan kamu terpaksa sama aku udah Ra, aku udah gak bisa dengerin apa pun lagi." Ucap Fenly begitu kecewa.
"Aku belum selesai bicara Fen!" Seru Ara yang kini menatap Fenly nanar.
"Apa lagi?"
Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
UN1TY || MATAHARIKU (End)
Fiksi Remaja(Book 05) Menceritakan lima orang gadis yang tengah menuntut ilmu di sebuah fakultas ternama yang terletak di kota Jakarta dengan jurusan yang berbeda, hingga sebuah kisah masa lalu di antara salah satu mereka pun akhirnya mulai terkuak mampu kah s...