Bab25

56 4 0
                                    


"Gak juga. Tapi asal kamu tau ya Fen? Kamu masih banyak kesalahan sama aku Fenly dan kesalahan kamu itu ya? Gak semudah itu dapat aku maafkan, kecuali? Kalau kamu ingin bertahan dan berjuang di dunia ini Fenly. Lalu dengan begitu? Aku jadi mudah balas dendam ke kamu." Ujar Ara yang kini sangat menggebu gebu tanpa ia sadar.

"Jadi kamu mau balas dendam ke aku nih ceritanya Ra? Hehehe ...." Celetuk Fenly terkekeh penuh rasa kecewa.

"En~engga gitu maksudnya Fen." Ucap Ara menahan rasa gugupnya di dalam hati? Dia kini lagi mengumpat kenapa dirinya itu harus keceplosan sekarang sih? Dan Kenapa juga dia harus gugup kayak gini sial! Kan bisa ketahuan.

"Kamu tolong jawab jujur ya sekarang Ra, sebenarnya kamu itu bener cinta sama aku atau gak?"

Jleb!

Pertanyaan Fenly telah berhasil bikin jantung Ara itu seakan akan tertusuk oleh ribuan duri yang tidak terlihat, namun Ara itu tetap berusaha untuk mengendalikan ekspresinya tersebut, namun tanpa Ara sadari? Fenly lebih jago dalam membacanya, seperti saat ini Fenly tau Ara tengah berbohong.

"Iya Fenly, Aku beneran cinta dengan kamu, kenapa sih tanya itu, kamu gak percaya ya?" Celetuk Ara dengan raut wajah tersenyumnya yang dibuat dan itu bikin Fenly terkekeh sinis.

"Kamu bohong Ra, sudah berapa lama kita kenal? Aku itu emang kasar sama kamu. Tapi gak gitu cara kamu." Ucap Fenly yang tampak kecewa.

"Fen, stop! Gak gitu maksud aku." Ujar Ara yang tampak was was.

"Hahaha... Kamu tau selama ini yang aku cintai itu kamu! Tapi ap~"

Ara yang tidak tahan mendengarkan perkataan dari Fenly yang jujur saja, entah kenapa semua itu bikin hatinya sakit, tanpa babibu lagi dirinya reflek membungkam bibir Fenly itu dengan bibirnya ranumnya, semua itu telah dilihat oleh semua sahabatnya yang brada di lantai atas, bahkan? Sachiko tampak heboh bersama Reva.

"Wiih! Kita nonton drama secara live cuy!" Celetuk Reva bersorak.

"Diam woi!" Tegur Jessica yang tengah fokus dengan tugas kampusnya disela sela waktu mereka break.

Di taman keduanya tampak menahan rasa gugup, sesekali Fenly menggaruk lehernya yang tidak gatal, sesekali dia ingin marah, namun lagi dan lagi dia hanya bisa terdiam. Begitu pun sama Ara yang tidak kalah kikuk, dia terlalu agresif. Hingga Fenly pun berdehem.

"Kamu kenapa tiba tiba saja cium aku gitu hey?!" Tanya Fenly salah tingkah.

" Hehe... Sorry sorry Fen, suruh siapa kamu gak percaya sama aku, jika aku itu beneran cinta sama kamu?" Tanya Ara setelah rasa gugupnya mereda.

"Oke oke aku percaya Ra!" Ucap Fenly meski dalam hatinya sedikit ragu.

"Fenly? Kamu ingat gak? Dulu waktu sentuh kamu? Kamu pasti selalu saja marah sama aku dan ujungnya kamu mukulin aku ya walau pun gak terlalu kuat. Tapi tetap saja sakit. Semurahan itu ya, aku dulu Fen? Bahkan pas aku bikinin kamu bekal, mana pernah sih kamu sentuh, yang ada? Malah kamu buang. Katanya gak higienis lah—"

"Ara?" Tegur Fenly yang kini meringis dikala mendengar cerita dari gadis itu entah sejahat apa dirinya dulu?

"Aku belum selesai Fen, tapi di waktu itu aku tetap gak nyerah Fen. Aku rela bangun jam 04:00 subuh, hanya untuk masak bekal kamu, meski kadang jari aku berapa kegores sama pisau. Kamu tau Fenly? kan semanja apa aku dulu? Jujur aku kira? Aku akan berhasil Fen untuk luluhin kamu, namun nyatanya lagi dan lagi kamu marah dengan aku. Fen tau gak? Aku pernah hampir mau jatuh dari anak tangga waktu mau ke kelas kamu, tapi setiba di kelas kamu malah gak ada, aku keliling cari kamu disekolah itu. Tapi yang aku lihat apa hm? Kamu malah mesraan sama dia."

"Ara stop!" Ucap Fenly tegas, namun Ara menggeleng sambil terkekeh.

"Gak mau, aku kan cuma cerita sama kamu, cukup diam dulu dan dengerin. Terus? Hal yang sampai detik ini gak pernah aku lupain itu apa? 'Enyahlah dari kehidupan gue Vier, karena lo itu pembawa sial Vier, dalam hidup gue.' Tapi kenapa sekarang kita malah gini, kita dipertemukan kembali disaat aku sudah gak pernah mau ngebahas atau dengarin nama kamu lagi Fen. Hikss... hikss ..."

Sebelum Ara melanjutin kata katanya, Fenly langsung memeluk tubuh gadis disampingnya itu, hingga isakan Ara pun terbenam oleh dada bidang Fenly. Jujur? Dirinya itu tidak nyangka kalau perbuatannya dimasa lalu itu berhasil bikin mental dari seorang gadis yang pernah dia cintai sampai down, Fenly pun sampai di detik ini masih belum bisa Fenly lupakan. Yaitu? Penyesalan.

"Maaf Ra, maafkan gue." Ucap Fenly lirih, namun Ara tetap terisak.

"Selama ini aku sudah bahagia sama kehidupanku. Kuliah? Belajar? Bantu mama di Butik, bantu papa di kantor. Bantu kak Nin ngejaga caffe, tapi Fen, kenapa? Kenapa Tuhan gak dengerin setiap do'a do'a aku yang gak pernah ingin ketemu lagi sama kamu. Kenapa Fenly? Bahkan sebelum kita pacaran, aku lagi deket sama seorang lelaki. Ya bisa dikatakan dia itu sangat tampan, blasteran, terus baik, humble dan gak kasar dengan aku, dia bisa jagain aku, lindungin aku, bikin aku tertawa. Dan bahkan? Dia itu selalu jadi panutanku juga. Dia kakak kelasku, namanya kak Zefran." Ucap Ara setelah tangisannya menghilang, kini gadis itu tersenyum.

"Tapi sekarang disini ada aku Ra, aku janji gak bakal melakukan kekerasan lagi denganmu, aku gak bakal nyakiti kamu dan aku bakal bertahan disini untuk melindungin kamu. Ara? Kamu jangan diingat-ingatin lagi perlakuan kasarku, ada aku disini dan aku akan berusaha perbaiki semua yang sudah aku hancurkan aku gak berjanji sama kamu, tapi bakal aku buktikan." Ucap Fenly tulus dan terkesan tegas.

"Maacih! Okey! Aku mau liat seberapa usaha kamu untuk nepatin perkataan kamu itu Fen," Ucap Ara kini antusias, meski dalam hati tersenyum miring.

Saat mereka berdua tengah berbicara sesekali diiringi oleh tawaan tiba tiba saja seseorang lelaki datang mendekat kearah mereka siapa lagi kalau bukan Shandy dari group UN1TY yang malah berkacak pinggang didepan mereka.

"Napa kak?" Tanya Fenly yang tampak bingung kearah sang tertuanya.

"Tuh, kalian mau sampai kapan disini dah mau magrib nih, Nindy datang tu dek, mau jemput kamu." Ucap Shandy yang reflek dianggukin oleh gadis itu.

"Oke kak Sen, Fen kalau gitu aku mau pulang dulu ya, permisi semua. Thank you kak Sen!" Setelah berpamitan Ara pun berlalu pergi menyisakan Shandy dan Fenly yang kini saling bertatapan.




Selamat membaca.

UN1TY || MATAHARIKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang