"Ya sudah biarin gue yang temenin Sri jalan-jalan." Ujar seorang lelaki secara tiba-tiba kini berhasil bikin kumpulan para gadis terkejut begitu pun juga ke Ara, dia takut jika Fenly telah dengar.
"Loh, ada kamu Ji? Sejak kapan kamu berada disini dan kalian juga?" tanya Sri terkejut melihat satu persatu dari mereka yang berada di belakang Ara.
"Sejak kalian tadi fokus masak, terus? Kamu malah di tabok sama Ara, terus pas kamu nyanyi, lalu pas Ara ceritain semua tentang masalalunya ke Pipit," ucap Fajri tanpa adanya eskpresi.
"Berarti kalian semua tu udah dengar pembicaraan kita semua?" tanya Pipit setelah tersadar dari lamunannya.
"berarti kamu juga udah dengar dong pembicaraan aku dengan Pipit, ya kan Fen?" tanya Ara menoleh tepat kearah Fenly yang tengah berdiri disamping.
"Iya! Aku sudah denger semuanya Ra, aku terlalu jahat ya dulu. Kayaknya? Semua ini udah menjadi karma untuk aku." Ucap Fenly terkekeh kecil.
"Fen, maaf bukan maksud kita ni, tapi tadi Pipit itu malah mancing-mancing untuk Ara bercerita," Ucap Sri merasa tidak enak hati mendengarnya.
"Kok malah bawa-bawa nama gue sih Sri?" tanya Pipit dan wajah cemberut.
"Emang kok Pit, kan lo yang kepo tadi, sama masalalu Ara, kan Fenly tuh jadi dengerin semuanya." ucap Sri polos.
"Emang lo sudah tau mereka dari tadi ada disini?" tanya Jessica yang tengah menatap jahil kearah Sri.
"Nggak, hehe..." Celetuk Sri polos.
Pletak!!
"Ara sakit tau!" Rengek Sri setelah Ara mendarat tangannya pas dikening Sri.
"Kalau lo gak tau kenapa lo bilang gitu bambank!" Gerutu Ara kesal.
"Hehehe... Ya mangap," ucap Sri yang kini malah menyengir polos.
"Maaf Sri!" Seru mereka barengan.
"Tapi? Yang dibilang Sri itu bener tau, nih anak duluan tau yang tadi terusan mancing aku untuk bercerita. Dan ya? Kamu jangan pernah bilang gitu Fen! Aku gak suka dengernya, kamu tu gak ada dapat karma, tapi takdir ingin Fen bisa kuat. Aku ada disini oke!" Celetuk Ara dengan tegas. "Dan kalau lo bilang gitu lagi? Gue gak bakalan mau bicara sama lo lagi, denger tuh!" Lanjutnya.
"Btw, apa masih lama kah?" tanya Sri menatap daging daging yang kini lagi dibakar oleh para staff UN1TY. Sedang untuk lontong dan bumbunya? Sudah dimasak oleh para member UN1TY.
"Astaga! Sri lo itu? Jika lagi laper pasti bawel banget, bisa diam gak," Celetuk Nindy sangat kesal ketika mendengar Sri yang sejak tadi rewel sekali.
"Biasalah kak Nin, ni anak kalau laper emang bawel banget," Ucap Pipit yang kini tengah tersenyum meledek ke Sri.
"Ya udah ah kalau lama gue mau jalan jalan dulu sama ayang," ucap Sri yang tampak menyombongkan dirinya.
"Iya deh, yang sudah jadian sama Aji mah beda ya gak Ra," Ucap Pipit yang tengah meledek Sri, namun Sri malah memeletkan lidahnya ke Pipit.
"Kapan, lo sama Fiki mau jadian pit? Di deketin iya, pacaran gak. Lo yang sabar ya!" Bisik Sri lalu pergi dengan Fajri meninggalkan mereka.
"Sri, Aji jangan jauh-jauh satu jam lagi kita bakalan deeptalk bareng YOUN1T nanti mereka malah cariin lo!" Teriak Shandy disaat pasangan baru itu baru saja pergi meninggalkan mereka.
"Yak! Sri awas lo." Ujar Pipit berteriak dan tangan Ara dengan gerakan reflek langsung memukul bahu Pipit sedang.
"Argh! Astaga sakit Ra, kasar banget lo jadi cewek ya. Gak terbayang suami lo nanti bakal kayak apa." Ujar Pipit kini tengah mengelus bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UN1TY || MATAHARIKU (End)
Teen Fiction(Book 05) Menceritakan lima orang gadis yang tengah menuntut ilmu di sebuah fakultas ternama yang terletak di kota Jakarta dengan jurusan yang berbeda, hingga sebuah kisah masa lalu di antara salah satu mereka pun akhirnya mulai terkuak mampu kah s...