Bab46

21 1 0
                                    

Setelah mereka kini puas beristirahat akhirnya jam pun sudah menunjukan pukul 18:30 WIB. Pipit, Nindy, Jessica, Ara dan Sri tengah berada di belakang tenda untuk bantu bantu masak sama para team, hingga tidak berapa lama? Kelima member datang dengan untuk mengambil air minum tanpa disadari oleh para kekasih mereka.

"Ra? Lo masak apa?" Tanya Pipit yang fokus melihat Ara tengah memotong.

"Masak daging manusia hehe..." Ucap Ara sedikit bercanda disertai dengan kekehannya, bikin Pipit dan Sri reflek menjitak kening sahabatnya kuat.

"Appo ... Yak! Sakit anjer. Awas saja lo berdua, gue bunuh juga lo pada, awas lo kemusuhan kita!" Seru Ara dengan acungin pisau ke kedua sahabatnya.

"Hehe... Viss! Kita bercanda doang kok iya kan, Sri?" Ujar Pipit mengode arah Sri dan diangguki Sri dengan polos.

"Kalian bertiga kayak masih bocil ya." Celetuk salah satu staff wanita cantik yang bernama Narien.

"Oh tentu! Aku masih bayi kak, hanya kebanyakan makan jadi besar." Ucap Ara dengan menepis pelan rambutnya Sri yang melihat itu langsung ngikatin rambut Ara yang agak panjang.

"Gue malah gak tega liatin lo, biar gue saja deh Ra, yang potongin ayamnya." Ucap Jessica yang siap membantu.

"Gak! Gue bisa sendiri ayangik! Cuma ayam gini doang mah kecil. Ini sudah selesai juga, jadi tugas lo nanti buang tulangnya kan mau dijadiin sate. Dan untuk kakak gue yang terdebest? Ntar kunyitkan ya ayamnya. Terus Pipit lo ungkapin ya ayamnya, dan untuk Sri mending liatin aja deh. Kasiani perut kita. Gue pernah keracunan makanan soalnya gara gara lo." Ucap Ara polos.

"Iya iya. Gue salah iya! Lo kan tau Ra, gue salah masukkan bumbu waktu itu jadi ya jangan diungkit dong!!" Teriak Sri bikin tangan Ara reflek menampol mulut Sri tanpa di sengaja, bikin mata Sri reflek melotot dan merinding.

"Anjir! Tangan lo bekas ayam bangke." Ucap Sri kesal bikin Ara menyengir.

"Ayam mati itu kan emang sudah jadi bangke. Lo lihat tangan gue tuh wangi tau pakai sampul tangan ni." Ucap Ara dengan sangat kesal, namun Sri hanya menggerutu di dalam hati.

"Tak pernah kah kau sadari, aku lah yang kau taboki." Ucap Sri bernada.

"Hoa hoe!" Celetuk Jessica mengambil alih ayam yang sudah dicincang.

"Ara? Lo jadi berangkat?" Tanya Pipit secara tiba tiba itu sontak bikin Fenly yang akan menikmati air teh itu pun kini terdiam dengan mencuri dengar.

"Haha... Jujur aku masih gak tau, demi apa pun suer Pit. Kalau aku bener jadi pergi kamu liat semarah apa dia sama aku? Pas aku minta putus waktu sama dia, dia marahnya awet kan. Jujur dia kalau udah marah? Ingatin waktu aku sama dia dulu." Ujar Ara terkekeh.

"Apa aku juga sumber luka kamu, Ra?" Tanya Fenly dalam hati, hingga Fajri pin mengelus bahu sahabatnya.

"Sebenarnya masa lalu lo sama dia itu kayak gimana, Ra? Apa dulu dia galak atau malah dia kasar gitu ke lo, hum? Sampai pas dia marah lo malah ingat masalalu lo?" Tanya Pipit yang malah dilanda oleh rasa penasaran.

"Haha... Ada juga yang kepo nih kayak dora!" Celetuk Ara disertai kekehan.

"Ra! Gue serius!" Gerutu Pipit kesal.

"Oke! Aku kasi tau ya, dulu aku ibarat cewek gak bener kayaknya, soalnya ya aku itu yang ngejar ngejar dia duluan, bangun jam empat begitu, terus bikin bekal untuk di sarapan ke dia, bahkan aku rela dibully sih dibelakangnya ya gitu, dia lelaki populer. Lah aku? Gak. Jadi waktu aku ngejar dia ujungnya ni aku dibully, tapi aku tetap gak nyerah tau, bagiku? Itu rintangan yang harus aku hadapin. Bego kan? Bahkan ni ya kepalaku dihantukin tepat di dinding gara gara gak jauhin dia. Goblok kali aku dulu. Bahkan dia selalu nolak aku berapa kali dia nolak aku, bahkan dia lebih bela sahabat aku dari pada aku Pit. Jujur sakit banget." Ucap Ara yang kini malah mengelus dadanya agar ia tidak menangis disaat mengingat lagi.

"Nangis saja jika mau nangis. Gue tau sebenarnya masih ada sesak di dalam dada lo ya kan Ra? Tapi, kalau emang lo pengen nangis, ya udah nangis dulu gih Ra, biar hati bisa lo lega." Celetuk Pipit dengan mengelus bahu Ara.

"Gak! Aku tu sudah gak bisa menangis lagi ni, air mata aku udah kering sejak dia datang kembali, soalnya dia sudah jadi punya aku, hehe... Tapi jujur saja, kadang aku sering gak percaya, kalau aku dan dia sudah resmi pacaran, dia udah jadi milik aku. Maka itu kadang? Pas dia bicara aku suka mikir 'dia itu ngapain? Apa kami serius pacaran?! Atau dia hanya ingin main main saja ya sama aku?!'" Ucap Ara yang tengah tersenyum tipis mengingat kembali.

"Gue mau tanya deh. Sebelum lo sama dia bertemu kayak sekarang nih? Apa yang lo harapkan sih Ra?" Tanya Pipit ketika matanya malah tidak disengaja melirik kearah keempat member yang kini memberi kode agar Pipit itu bisa diam, karena tidak jauh dari mereka? Ada sosok Fenly yang sejak tadi fokus menyimak pembicaraan para gadis.

"Okey, jujur sejak kepergian lelaki itu? Jiah! Lelaki itu gak sih! Gue selalu cari dia disetiap sudut kelas, tapi apa? Gue tetap gak bisa ketemu sama dia. Pit, lo tau gak? Waktu cari dia, gue itu alami kecelakaan besar hehe... Dan sejak itu juga gue malah gak pernah lagi untuk berharap sama dia." Ucap Ara tegas.

"Itu lah yang namanya jodoh, kadang gak ketebak alurnya. Benci bisa cinta dan cinta bisa jadi benci. Semua udah jadi rahasia Tuhan Ra." Ujar Pipit kini tengah mengelus bahu sahabatnya.

"Kalian berdua kenapa malah ngobrol weh! Cepat lah masaknya, gue tuh lagi laper nih," ucap Sri tanpa bersalah.

"Sabar Sri, lo ini emang gak sabaran banget jadi orang," ucap Pipit kesal.

"Ya santai kali, gue tuh emang gue gak sabaran, emang kenapa? Masalah kah buat lo?" tanya Sri ketus.

"Gue laper tau Pit, dari siang sehabis main game? Gue belum makan lagi," Lanjut Sri kesal.

"Tadi bukannya lo makan juga ya pas di dalam tenda?" tanya Balqis polos.

"Ckck... Itu sih beda lagi tau Qis hehe... itu ngemil bukan makan loh," ujar Sri menahan sabar, hingga Balqis sontak mengangguk dan menatap rekannya.

"Masih lama gak sih kalian masaknya, gue tuh sudah laper banget." Ucap Sri yang sudah tidak sabar untuk makan.

"Lo tuh bawel banget Sri, semua juga laper nih. Sabar dulu bisa kan!" ucap Ara kesal setelah mencuci tangannya.

"Kalau lo masih lama banget gue mau jalan jalan dulu," ucap Sri kesal.

"Bisa gak jangan aneh-aneh lo Sri? Ini kita semua tu lagi ada ditengah hutan tau bukan di rumah lo Sri." ucap Pipit kesal melihat keras kepalanya Sri.

"Lagi pula kan sebentar lagi kita tuh bakalan deeptalk," ucap Jessica yang kini tengah mengelus bahu Sri untuk bersabar dan menangkannya, hingga tiba tiba saja berapa orang lelaki kini datang mendekat kearah mereka.

Selamat membaca.

UN1TY || MATAHARIKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang