Bab19

62 7 0
                                    

Dilapangan bola? Afan tampak tengah mendrible bola basket bersama team anggotanya itu. Afan? Dia merupakan seorang ketua dari sebuah organisasi olahraga di sekolah mereka. Beberapa hari ini? Mereka tengah fokus latihan untuk tampil diluar kota. Lelaki yang berambut cokelat itu. Afan? Beberapa minggu lagi akan tampil dengan para rekannya untuk mengharumin nama sekolahnya dikanca nasional sampai ke kanca internasional, banyak Piala yang berhasil mereka bawa pulang.

Selain lelaki itu pintar dalam bidang akademik. Afan? Sangat hebat dalam bidang olahraga apa pun. Tidak heran jika fansnya membludak.

"Fan, lo berpacaran sama Aya?" Tanya Lio salah satu sahabatnya disaat Afan tengah mengusap keringatnya.

"Enggak pacaran kok, gue tuh anggap Aya sahabat dan adek doang. Aya juga anggap gue sebagai abangnya, gimana ya? Kakaknya dan kakak gue sahabat dari kecil, wajar dong kita jadi dekat." Ucap Afan terkekeh kecil.

"Wah ... Kakak lo cantik cantik semua ya Fan, pengen gue pacarin kakak lo." Celetuk Roy yang tengah meluruskan kedua kakinya ke depan.

"Kakak yang mana satu Roy?" Tanya Rey yang baru saja mendudukan diri di dekat mereka bertiga.

"Itu loh kak Ara, soalnya? Kak Nin kan udah punya pacar." Celetuk Roy polos.

"Heh! Kak Ara itu sudah punya pacar kali, lo gak liat beritanya ya? Kak Ara jadi terkenal gara gara pacaran sama orang itu." Ucap Rey tampak kesal.

"Siapa sih?" Tanya Roy penasaran.

"Kovel, mereka memang pacaran kok bro baru baru ini sih, awalnya tuh ya? Kak Ara gak mau, tapi kak Nin maksa. Yang gue denger tuh? Kovel ini orang yang pernah kakak gue sukain waktu masih di SD kelas 5 ya sampai mereka itu masuk SMP yang sama juga. Awal nih, kak Ara yang ngikutin tuh cowok. Tapi? Pas mereka di SMP? Tuh cowok malah pacaran sama sahabatnya kak Ara. Sejak itu ya kak Ara, jika ketemu sama tuh cowok? Kak Ara kayak benci banget, tapi mereka lucu hehe..." Ucap Afan terkekeh. Dirinya pun mengingat kembali kisah cinta dari kakaknya itu yang menurut dirinya sangat random, bahkan Ara bercerita dengan ekspresi yang ingin menangis.

"Memangnya tuh cowo seterkenal apa sih? Tuh cowok udah menyakitin Ara, eeh... Malah maksa pacaran sama dia, kenapa gak sama gue saja sih Ra. Kan dia gak bakalan gue sakitin. Dari pada tuh cowo nyakiti." Celetuk Roy kesal.

"Haha ... Sadar dong Roy kita tu masih anak sekolah, lagi pun? Lo cek deh IG tuh cowok. Namanya Fenly UN1TY."

"ANJ! Kalau Fenly? Gue angkat tangan deh, bisa bisanya entar gue diamukin Salsa kalau biasnya malah gue sakitin cok." Ucap Roy dengan ekspresi wajah yang tampak pasrah, hingga bikin Rey dan Lio tertawa ngakak. Sedang Afan? Dia hanya menggeleng kecil.

"Tapi Salsa dukung hubungan mereka gak Rey?" Tanya Afan yang penasaran.

"Gak tau deh gue Fan. Soalnya mereka berdua masih belum tampil di publik tuh. Tapi? Yang gue tau nih, kata Salsa UN1TY bakalan tour di beberapa kota. Terus Fen mau bikin Camp juga." Ujar Rey yang akan minum air mineral.

"Lo tau info camping itu dari mana?" Tanya Afan tampak penasaran.

Entah kenapa dirinya malah menjadi makin kepo terhadap sosok lelaki dari kekasih kakak keduanya. Berbeda hal dengan Shandy. Afan sudah beberapa kali sering ketemuan dengan kekasih dari kakak pertamanya, karena selalu diajak oleh Nindy. Jika ditanya kenapa Ara baru kenal sama Shandy? Semua itu karenakan Ara orang yang sangat sibuk, setiap diajak oleh Nindy. Pasti ada saja alasan gadis itu untuk nolak ajakan dari kakaknya tersebut.

"Dari IG tuh orang lah, emang kenapa sih Fan. Tapi masih simpang siur info camp yang gue tau, cuma soon gitu ya tulisannya." Celetuk Rey yang saat ini lagi membuka sesuatu dari ponselnya dan sodorkan kearah Afan.

Dan saat Afan tengah fokus membaca sebuah info dilayar ponsel milik Rey? Namun tiba tiba saja ponsel Afan kini berbunyi, sehingga mereka semua itu pun langsung menoleh kearahnya.

"Siapa Fan?" Tanya Lio yang keponya sudah mendarah daging sejak dulu.

"Nih, kak Ara. Tumben dia nelpon gue ya? Biasnya gak tuh." Dan Afan sontak mengangkat panggilan dari Ara.

"Fan, kamu sudah pulang apa belum?" Tanya Ara dari seberang layar.

"Sudah dari tadi sebenarnya, cuma ya latihan dulu tadi, so? Soalnya kita kan mau tampil diluar kota. Btw! Memang kenapa kak?" Tanya Afan kepo sambil melirik kearah teman-temannya.

"Datang saja kesini kalau kamu sudah pulang, disini juga ada Aya. Kakak tuh mau kenalin kamu sama pacar kakak Fan." Ucap Ara penuh kekesalan, Afan yang mendengarnya pun terkekeh.

"Tunggu lima menit lagi." Ucap Afan antusias sambil memasukkan barang barangnya yang berserakan ke dalam tas ranselnya, hingga tiga sahabatnya pun menatapnya cengo.

"Jangan ngebut ya, awas saja!" Gerutu Ara yang sudah sangat paham watak adiknya itu. Afan suka kebut kebutan dijalanan, padahal sudah berapa kali kedua kakaknya menasehati.

"Hehe... Aman bu bos! Kalau gitu Afan matiin dulu." Ujar Afan yang terkekeh dan bikin Ara cemberut kesal.

"Huwe ... Gak! Gak boleh dimatiin ish! Kan kamu juga bawa mobil kan? Kan Fan, ayolah jangan dimatiin." Celetuk Ara dengan nada yang merengek bikin Afan mengernyit keningnya tersebut.

"Ya, Afan tu memang bawa mobil hari ini, tapi? kenapa kakak tumben manja gini? Sudah lama loh, sifat manja kak Ara itu menghilang. Pasti sekarang ini ada yang bikin kakak bahagia yakan?" Tanya Afan yang saat ini telah berada diarea parkiran, tanpa sadar tingkah Afan berhasil menarik perhatian para gadis yang masih mempunyai ekskul di sekolah tersebut. Bahkan? Banyak sekali yang menatap kagum padanya.

"Tau saja kamu ya, cepet ish! Tapi hati hati dijalan." Celetuk Ara kesal, namun tidak dipungkiri dirinya khawatir Afan akan membawa mobil laju. Sedangkan Afan hanya terkekeh, karena dia telah berhasil bikin sang kakak kesal. Tapi? Hatinya tetap merasa sangat bahagia setelah dia mendengar perhatian dari Ara yang jarang kali ditunjukkan oleh kakaknya yang sangatlah kaku itu.

"Afan tuh ya? Tipikal wajahnya manis terus ganteng dan juga lucu ditambah green flag dan soft jadi menyatu. Tuh orang kenapa borong semuanya sih?!" Celetuk salah satu gadis yang tampak kagum akan Afan yang disetujui oleh murid yang lainnya.

Afan yang mendengarnya hanya cuek dan memasuki mobilnya, Afan jarang menunjukkan ekspresinya pada siapa pun, selain ke para sahabatnya, kedua kakaknya dan juga orangtuanya. Bagi Afan yang yang lebih penting adalah? Keluarganya dan sahabatnya itu yang dari dulu selalu mendampinginya dan juga menghibur dirinya dikala sedih.

"Oke, Afan akan patuh sama kak Ara." Ucap Afan dan langsung saja menggas mobilnya untuk ketempat tujuannya, yang telah di sherlok oleh Ara berapa menit yang lalu. Bikin senyum Ara itu terbit, sehingga mereka yang berada disebelah Ara pun tersenyum lega.

Selamat membaca.

UN1TY || MATAHARIKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang