Ketika semuanya tengah menenangin Sri agar tidak bersedih, tiba-tiba saja? Fenly malah tidak sadarkan diri bikin para YOUN1T, staff dan juga member terkejut, hingga Shandy dan beberapa staff itupun langsung sigap membawa Fenly masuk dalam tenda kesehatan.
"Fenly kenapa?" Cicit Ara terkejut dan lirih disaat melihat kejadian itu, gadis itu pun langsung saja mengikuti para staff dan Shandy yang bawa Fenly.
Dan yang tersisa kini masih berusaha untuk netralin ekspresinya agar para YOUN1T tidak khawatir gitu pun para member yang berusaha seakan semua baik baik saja meski dihati khawatir.
"Okey! Kita lanjutkan ya, deeptalknya, gak boleh ada yang keluar dari duduk kalian sekarang." Ucap Jordan setelah berhasil menguasai rasa khawatirnya.
"Ko Fen kenapa kok pingsan tiba tiba, kalau belum makan ya gak mungkin? Tadi kita makan bersama, tapi tadi ya ko Fenly makannya sedikit loh kayak gak nafsu makan. Ara gak bisa jagain Fenly, harusnya Fenly sama aku saja." Ucap Putri yang masih sangat terlihat khawatir bikin Sri tersenyum miring, karena? Pipit duduk tepat disamping Sri dan yang lainnya.
"Mungkin saja dia kelelahan, kamu tu gak boleh bilang gitu ya. Keliatan tau. Ara itu sumber kebahagiaanya ko Fen Put, dia ngeratuin Ara, disini saja? Dia udah keliatan banget tau!" Ucap Anggi dengan sangat santainya menimpali.
"Yaudah kita lanjut ya siapa yang mau maju dan baca ke depan," ucap Jordan dan salah satu YOUN1T pun langsung saja maju ke depan untuk membaca.
Didalam tenda kesehatan Fenly sangat betah sekali memejamin keduanya itu dan Ara sejak Fenly pingsan pun tidak berniat beranjak pergi dari sisi Fenly.
"Sayang. Kapan kamu mau sadar, hm? Kenapa kamu jadi pingsan kayak gini, apa yang tengah kamu rasain? Fenly? Kenapa kamu malah gak mau ceritain semuanya dengan aku sih? Selama ini kamu anggap aku apa, Fen? Jika kamu anggap aku kekasihmu. Pasti gak gini cara kamu. Kamu harusnya bisa dong cerita sama aku. Jawab pertanyaanku Fan! Jujur ya Fen sekarang, aku malah takut kehilanganmu! Kamu itu sudah berhasil bikin aku mencintaimu Fen!" Ujar Ara mencurahkan isi hatinya.
Dan kini? Dirinya pun lamgsung saja menyentuh kening Fenly yang terasa sangat panas Ara langsung mengelus kening Fenly dan meletakin kain kecil tepat di kening Fenly agar panas lelaki itu bisa segera turun meski dia sangat khawatir dan ketika Ara mau ngambil air? Tiba tiba tangan Fenly kini malah mengenggam tangan Ara.
"Tasha~" Seru Fenly yang kedua mata masih terpejam dan kini bikin tubuh Ara reflek menegang mendengarnya.
"Tasha? Fen, aku ini Ara bukan Tasha. Apa kamu itu? Masih punya perasaan sama Tasha, Fen? Kamu kangen sama dia?" Tanya Ara lirih meski sakit hati.
"Tasha maaf~" Seru Fenly itu bikin air mata Ara tanpa sadar mengalir. Gadis itu terisak setelah mendengarnya.
"Apa aku harus cariin Tasha untukmu Fenly? Sesayang itu kamu sama Tasha dari dulu sampai sekarang dalam hati kamu, cuma ada Tasha dan Tasha saja hikss..." Isak Ara dalam diam.
"Tasha maafin aku!" Ujar Fenly begitu lirih. Bikin Ara menahan tangisannya.
"Ini aku Ara, Fenly. Tapi? Kenapa yang kamu cari malah Tasha apa selama ini kamu terpaksa, pacaran sama aku Fen atau semua itu? Karena kamu merasa, sangat bersalah doang sama aku. Fen? Semuanya yang sudah kamu lakukan itu bukanlah cinta yang berarti disini? Aku terlalu beperan dan juga berharap sama kamu, Fen! Ternyata benar kata Axel, pilihan aku tepat Fen untuk pergi dan lepasin kamu!" Seruan Ara lirih di dalam hati dia merasa sangat kecewa.
.
Flashback on.
.
Seorang gadis tengah berlari di lorong koridor sekolah, gadis itu tampak mau bertemu dengan lelaki pujaan hatinya. Dan setiba dia diruang seni, matanya melihat lelaki yang dia cintai itu? Kini tengah berpelukan sama sahabatnya, hingga langkah kaki gadis itu terhenti.
"Tasha aku sangat mencintaimu, kamu jangan pergi kemana pun, ya sayang!" Seru lelaki itu yang tengah memeluk pinggang ramping sang kekasih.
"Tapi gimana nanti ke Ara, Kovel? Ara itu kan selalu ngejar kamu. Jujur saja? Aku cemburu tau. Aku gak suka liatin dia ngejar pacarku terus! Aku itu juga sangat mencintaimu." Ucap gadis itu dengan membalas pelukan pacarnya.
"Sejak kapan mereka berdua pacaran? Kenapa Tasha gak jujur sama aku dan dia anggap aku sahabatnya atau gak selama ini?" Gumamnya dalam hati.
Tap!!
"Ra? Jangan dilihatin, kalau itu malah bikin hatimu sakit!" Seru dari seorang lelaki. Dia? Axel yang tengah menepuk pelan bahu Ara, namun Ara pun masih tidak ingin menoleh ke sampingnya.
"Sejak kapan?"
"Sejak kapan apanya Ra?" Tanya Axel yang tampak kurang paham.
"Sejak kapan mereka pacaran?" Tanya Ara lirih dan matanya telah memanas.
"Sejak dua bulan yang lalu, mereka itu pacaran dalam diam Ra. Makanya aku selalu negur kamu, agar kamu itu gak terus ngejar dia lagi. Tapi? Kamu tetap gak mau berhenti." Ucap Alex menarik pelan tangan Ara untuk di bawa pergi menuju ke rooftop agar gadis itu puas melampiaskan sakit hatinya.
Flashback off.
.
"Ara?" Seru Fenly dengan nada yang terdengar sangat lemah dan berhasil bikin lamunan gadis itu buyar.
"Apa?!" Ucap Ara ketus tanpa disadari dia bahkan sudah siap untuk pergi.
"Kamu itu kenapa sayang? Kamu mau pergi kemana, hm?" Tanya Fenly lirih dan terdengar sangat lemah efek dari habis pingsan, namun Ara bungkam.
Dan Ara yang malah ditanyain begitu pun hanya bisa menggeleng dia lebih memilih pergi meninggalkan lelaki itu sendirian, karena? Jika berlama lama bersama Fenly? Dirinya itu takut jika tangisannya akan tumpah.
"Aku tu mau pergi sebentar." Ujar Ara tersenyum tipis. "Karena kamu itu gak butuh aku lagi Fen untuk apa juga aku itu malah ada disini yakan, kamu udah gak butuh aku. Tapi? Tasha harusnya. Ni aku sadar diri, dari awal Tasha lah Fenly yang kamu butuhkan." Ucap Ara dalam hati dengan menahan tangisan.
"Apa yang kamu pendam itu Ra? Kamu berubah?" Ucap Fenly dalam hati, dari awal Fenly lelaki yang sangatlah peka, namun tidak ada yang mengetahuinya.
Dan tanpa sepatah kata Ara pun pergi menuju ke dalam tendanya, gadis itu? Memiliki rencana untuk ngehubungin Tasha, Ara ingin berbicara sama dia.
"Hallo?" Seru seorang gadis disebalik layar ponselnya tersebut.
"Hallo, Tasha? Ini aku, Ara." Ucap Ara setelah panggilannya itu diangkat.
"Ara lo kemana saja? Lo kenapa malah hilang kayak Fen sekarang, lo tau gak? Gue tuh kangen banget tau sama lo Ra, aish! Lo mah, kuy nongki nongki sama gue hehe...!" Celetuk Tasha antusias.
"Kapan kapan saja ya Tas, sekarang tu gue lagi sibuknya ngampus. Tas? Tadi, lo bilang Fen hilang?" Tanya Ara yang mencoba mengorek informasi.
"Iya Ra, Fen hilang." Ucap Tasha yang terdengar sangat lirih sekali.
"Gue mau ceritakan soal Fenly, Tasha? Fen ada dia gak hilang. Tas? Apakah lo bisa ketemu dengan Fen? Dia butuh lo sekarang." Ucap Ara tersenyum tipis.
"Gue mau, sebab Fen udah gue anggap sahabat seperti lo, tapi? Maaf Ra. Gue itu sudah bukan gadis lagi. Gue punya suami yang sangat gue cintain hehe.... Gue yakin, lo yang pantas untuk Fenly Ra, jadi gue gak bisa ketemu sama Fen Ra." Ucap Tasha tepat di sebalik layar dengan perasaan tidak enak hati.
"Lo, udah nikah?" Tanya Ara yang kini sangat terkejut mendengar fakta itu.
"Sudah Ra, kami dijodohin. Udah dulu ya Ra. Suamiku sudah pulang ni." Ujar Tasha bikin Ara tersenyum getir.
Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
UN1TY || MATAHARIKU (End)
Teen Fiction(Book 05) Menceritakan lima orang gadis yang tengah menuntut ilmu di sebuah fakultas ternama yang terletak di kota Jakarta dengan jurusan yang berbeda, hingga sebuah kisah masa lalu di antara salah satu mereka pun akhirnya mulai terkuak mampu kah s...