Hari ini jam menunjukan pukul 15.00 WIB sore, di sebuah caffe Ara tampak tengah menunggu kehadiran Alex dan Axel yang telah bikin janji sesekali dia melirik ke jam yang tampak cantik di pergelangan tangannya itu. Namun? Matanya malah tidak sengaja melihat seseorang yang memakai masker dan kacamata di sertai topi hitam seakan mengendap endap tidak jauh darinya."Dor! Ngapain lo bengong!" Seru salah satu diantara kedua lelaki itu.
"Ya Tuhan! Gue kaget!" Seru Ara yang menoleh kearah kedua orang lelaki.
"Maaf Ra," Celetuk Alex terkekeh saat melihat raut wajah terkejut gadis itu.
"Bro! Aku melihat kayak ada yang lagi mata matain aku deh. Selama berapa hari ini, jujur ya aku merasa takut. Ini kayak lagi diterror tau. Pas di kampus aku merasa dia ada, pas aku kemana- mana dia kayak ada Xel Lex." Ujar Ara lirih setelah kedua lelaki itu duduk.
"Sudah ceritain sama Fen belum lo?" Tanya Axel Ara reflek menggeleng.
"Aku malah baru ingat udah beberapa hari ini, aku tuh gak chattingan sama Fen dan ya gitu, aku lupa sebenarnya hehe..." Celetuk Ara dengan polos.
"Aish! Pantesan saja Fenly nyuruh gue untuk mantau lo. Lebih baik lo segera hubungin Fenly deh Ra, jika gak? Gue yakin tuh orang bakal datang. Lo kan tau Fen kayak apa jika udah khawatir. Dia tuh rela pergi jauh demi pacarnya tau." Celetuk Alex yang diangguki oleh Axel, namun Ara? Malah terkekeh.
"Sebelum dengan aku? Fenly itu pacar dengan Tasha, jadi wanita yang kalian sebut itu ya Tasha tau bukan aku. Gak mungkin Fen kayak gitu ke aku." Ujar Ara menggeleng tidak habis pikir bisa bisanya kedua curut ini bikin dirinya merasa di prioritaskan.
"Heh! Ini Fenly telpon weh." Seru Alex heboh bikin Axel yang duduk tepat di sampingnya itu langsung membukam mulut Alex agar tidak berisik.
"Hallo... Fenly tumben lo nelpon? Ada apa?" Tanya Axel setelah mengangkat panggilan telpon dari Fenly.
"Kalian jadi ketemu Ara?"
"Jadi! Nih ada dia. Mau bicara dengan dia Fen?" Tanya Alex tersenyum jahil.
"Gak! Ngambek sama dia." Ujar Fenly dari seberang seakan tengah ngambek bikin kedua lelaki itu tertawa.
"Oh gitu? Ngambek hm? Oke oke jika gitu, aku mau cari pacar baru." Ucap Ara memanas manasi.
"Araaa ishh! Gak peka huwe..." Rengek Fenly dari seberang itu bikin keduanya semakin tertawa heboh sedang Ara? Dia malah gemas mendengarnya.
"Baru ini denger Fenly manja gitu ya." Bisik Axel yang disetujui oleh Alex.
"Apa? Aku gak peka? Kamu yang bikin kesel, udah ya bye bye Fen aku tu mau cari pacar baru." Ucap Ara jahil.
"Ara huwee ... Hiiikss... Jangan, Kovel gak mau." Rengek Fenly dari seberang bikin Ara cengo sedang kedua lelaki itu kembali tertawa.
"Ra? Lo sudah apain Fenly heh, nangis beneran nih." Seru Shandy di seberang bikin Ara dan yang lain cengo.
"Hikss... Hikss... Fen gak nangis hikss.."
"Gak nangis, terus ini apa Fen?"
"Loh, Fen beneran nangis ya? Padahal aku tadi cuma bercanda loh. Sudah ya Fen jangan nangis lagi aku lagi jauh ni cup cup cup ... Tournya itu kan tinggal satu kota lagi Fen nah, entar pas udah balik kesini kamu bebas deh Fen mau meluknya seberapa lama hm, udah ya jangan nangis, nanti malam telponan oke?" Ucap Ara berusaha nenangkan lelaki itu agar tidak lagi menangis.
"Janji kan?" Tanya Fenly di seberang setelah tangisnya itu mereda.
"Janji sayang!" Seru Ara.
"Ra, itu Fen pacar lo kan?" Tanya Alex yang tidak habis pikir akan Fenly kini bagai anak kecil yang tengah dijanjiin sesuatu oleh ibunya.
"Maklumin, dia kurang asupan maka itu mirip bocil." Celetuk Ara yang kini terkekeh mengingat tingkah Fenly.
"Pasword Fen adalah? Gak mau Kovel gak mau." Celetuk Alex dan bikin Axel terkekeh, namun mata Ara melihat ke arah seseorang yang sedari tadi masih tidak berubah tempat itu.
Dan bahkan Sejak tadi Ara itu melihat ponsel orang tersebut terus mengarah kearah dirinya. Disaat mereka tengah asik menelpon bersama Fenly. Akibat merasa geram Ara pun langsung saja mendekati kearah orang itu dan Ara langsung saja menarik ponselnya.
"Lo siapa sih? Ngapain lo main rekam rekam gue aja? Siapa yang nyuruh lo ha!" Bentak Ara murka.
"Ada apa Ra?" Tanya Axel panik disaat dia melihat Ara tengah emosi padahal saat ini mereka masih berbicara sama Fenly. Hingga suara dari Axel berhasil bikin Fenly bertanya tanya.
"Ada apa Lex?" Tanya Fenly disebrang.
"Ini ada orang yang beberapa hari ini nerror aku Xel, malah dia tadi sempat merekam aku." Adu Ara dan Ara kini menyerahin ponsel orang itu ke Axel.
Bughh!!
"Brengsek! Lo itu mau ngapain video sepupu gue ha? Bangsat lo, sini gelut lo sama gue. Lo dari tadi diam saja ya lo gangguin sepupu gue!" Bentak Alex tidak perduli lagi pada ponselnya.
"Udah Lex, jangan pakai emosi ini tuh di caffe kak Rania loh Xel bisa diomel ntar kamunya." Ucap Ara menenangin sepupunya tersebut.
"Gak perduli lagi gue. Bangsat, kenapa lo diam saja ha! Siapa yang menyuruh lo, pasti dibayar kan lo?" Bentak Alex dengan menarik kerah baju orang itu yang ternyata seorang lelaki tampan sih? Tapi lebih tampan Fenly.
"Hello ... Ra? Ada apa?" Tanya Fenly panik dari seberang.
"Haha... Lo gak lupa sama gue kan Lex gue Gio." Ucap Gio melepas kacamata dan juga maskernya tersebut.
"Brengsek! Jangan pernah lo gangguin Ara lagi, dia udah bahagia sama pacar barunya!" Bentak Alex penuh dengan jiwa permusuhan mereka.
"Haha... Gak bisa semudah itu lo lepas dari gue Ara." Ungkap Gio tersenyum mesum bikin Ara merinding dan kini ketakutan melihat senyuman itu bikin Ara kembali teringat ke masalalu.
"Gaaak! Lo pergi, gu~gue gak mau. Ma Ara takut." Cicit Ara terjatuh dan kini gadis itu memeluk kedua lututnya dia menutup kedua matanya rapat-rapat kejadian masalalu muncul kembali
"Ra lo tenang ya, Xel mending lo bawa Ara pergi jauh dari sini dulu deh Axel, jangan sampai entar trauma adek kita muncul lagi, biar urusan Gio gue yang nangani, sekarang." Ujar Alex berbisik dan diangguki oleh Axel.
"Ra ayo kita pergi." Ajak Axel sedikit mendekat, namun Ara malah mundur dengan sedikit menggigil ketakutan.
"Ja~jangan mendekat!" Seru Ara yang kini tampak ketakutan, bahkan? Mata gadis itu tampak sangat kosong.
"Sial! Gio, lo harus mati di tangan gue, awas lo Gio!" Bentak Axel murka.
Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
UN1TY || MATAHARIKU (End)
Teen Fiction(Book 05) Menceritakan lima orang gadis yang tengah menuntut ilmu di sebuah fakultas ternama yang terletak di kota Jakarta dengan jurusan yang berbeda, hingga sebuah kisah masa lalu di antara salah satu mereka pun akhirnya mulai terkuak mampu kah s...