Bab66

6 1 0
                                    

"Fenly tu udah mati Sri lo ada ada saja ya kalau ngomong!" Gerutu Ara kesal.

"Lo gak percaya sama gue? Tanya saja ke bang Sen." Ucap Sri geregetan.

"Kenapa lo, bawa bawa nama gue Sri markonah?" Tanya Shandy disebrang sana saat namanya berasa disebut.

"Ini loh bang, Ara gak percaya. Kalau Fenly masih hidup." Celetuk Sri yang masih terlihat sangat kesal.

"Iya, Ra. Itu bener Fenly." Ucap Shandy menimpali, bikin Ara terdiam.

"Kita gak mungkin bohong Ra."

Setelah selesai telepon pun di matikan sepihak oleh Ara lalu melihat ke Fenly yang berdiri di belakangnya itu bikin Fenly mengernyitkan keningnya, jujur Ara merasa canggung ke Fenly.

"Ini beneran kamu kan bukan setan?" Tanya Ara dengan polos, hingga Fenly pun mengangguk dengan polosnya.

"Iya, ini aku sayang maafin aku sudah ninggalkan kamu selama 3 tahun ini." Ujar Fenly lirih dan langsung saja dia memeluk Ara dengan sangat erat, tapi Ara masih betah terdiam tanpa balas.

"Tapi? Aku selalu ngejagain kamu kok sayang pas di Amerika." Lanjut Fenly berbisik bikin Ara merinding.

"Ha? Menjaga aku, maksud kamu apa sih?" Tanya Ara yang tidak mengerti.

"Ya aku, selalu ngejagain kamu waktu di Amerika, yang aku menabrak kamu sampai airnya tumpah pas kantor itu? Sebenarnya aku sayang, maafkan aku ya." Ucap Fenly tersenyum manis.

"Kamu bohong sama aku, au ah... sana pergi jauh-jauh, aku pundung dengan kamu." Ucap Ara kesal disaat dia akan berbalik Ara malah melihat Alvan.

"Ra?" Seru Alvan lirih yang memeluk tubuh Ara dan bikin gadis itu menjadi terdiam 1000 bahasa, namun berbalas oleh Ara dengan menenangkan Alvan.

"Van, kamu kenapa hm? Ada yang lagi jahatin kamu atau apa?" Tanya Ara di saat pelukannya sudah terlepas.

"Kamu jahatin aku, kamu tau gak Ara aku cinta sama kamu! Selama ini aku berjuang luluhkan hatimu, tapi kamu malah ga peka." Ucap Alvandrick kini berterus terang dan bikin Ara terdiam mendengarkan unek unek dari Alvan Fenly yang berdiri di belakang Ara itu hanya bisa bersedekah dada menahan rasa cemburunya tersebut.

"Alvan? Aku selama ini, sudah anggap kamu seperti abangku sendiri tau, gak lebih, kamu itu berhasil Van bikin aku keluar dari zona terpurukku kamu itu berarti banget untuk ku Alvan. Tanpa pacaran saja kamu udah sepenting ini Van, harusnya kamu tau itu dong Van jangan kayak gini." Ucap Ara gusar.

"Gak Ra! Aku ingin kita bisa lebih dari adik dan kakak. Aku mencintaimu Ra, tolong beri aku satu kesempatan ya ya Ra." Ucap Alvandrick memelas.

"maaf Van, tapi aku udah punya pacar loh. Ini Fenly, dia tu pacar aku maafin aku ya Van." Ucap Ara dengan tegas ia menggenggam tangan Fenly meskipun dari hati kecilnya masih sangat kesal.

"Ra? Aku beneran sayang kamu Ra." Ucap Alvandrick dengan tegas.

"Maafkan aku sekali lagi ya Van. Tapi?aku emang gak bisa nerima kamu jadi pacarku Van, karena aku sudah punya pacar. Dia Fenly jadi tolong ngertikan aku dong Van." Ucap Ara dengan tegas dan tangannya masih menggenggam tangan Fenly dengan sangat erat.

"Dengerin tu bro, harusnya lo itu lihat dulu cewek gue sudah punya pawang atau belum, lo malah terang-terangan bilang cinta sama pacar gue di depan mata gue!" Ucap Fenly ketus bikin Ara yang mendengarnya menahan tawa.

"Sayang? Kita samperin sahabat kamu yuk dimall." Ucap Fenly yang memang sengaja bersikap manja ke Ara.

"Stop! Kita masih belum selesai kan lo udah lama mati jadi nih ya secara gak  langsung kalian berdua itu, harusnya udah gak memiliki hubungan apa pun selama 3 tahun, paham! Harusnya dia pacaran sama gue tau!" Bentak Alvan dengan menatap tajam kearah Fenly.

"Gue belum mati, emang benar gue di nyatakan meninggal sama dokter, tapi gue sekarang sudah kembali. Dan gue juga itu selalu menjaga pacar gue dari jauh, selama dia di Amerika. Dan gue sekarang udah kembali untuk nemuin kekasih gue Ara." Ucap Fenly dengan nada yang sangat amat kesal.

"Van? Gue masih sayang banget sama pacar gue, makanya gue waktu masih di Amerika. Gue selalu ngehindarin lo karena gue tau lo suka sama gue kan? Tapi sekarang, Fenly pacar gue sudah kembali dan dari dulu gue gak pernah mengakhirin hubungan gue dan dia." Ujar Ara tegas dan penuh penekanan.

"Dengar tuh bro, emang gue ninggalin Ara selama tiga tahun semuanya demi pengobatan gue. Dan ya sekarang gue udah sehat total. Jadi ya gue gak akan pernah biarkan siapa pun mendeketi cewek gue lagi!" Bentak Fenly dengan menatap Alvan tajam, bikin lelaki itu tidak terima akan perkataan Fenly.

"Ara? Secepat itu kamu mudah sekali luluh sama lelaki ini? Padahal Dia itu udah ngebohongi kamu, dia ninggalin kamu disaat kamu lagi berjuang demi kewarasan kamu. Terus sekarang? Dia kembali. Kamu semudah itu ya terima dia? Kamu gak ingat Ra, sehancur apa kamu dengerin kabarnya dulu." Ucap Alvan berusaha menghasut Ara bikin gadis itu langsung terdiam.

"Ra!" Ujar Fenly lembut dan mengelus rambut Ara penuh sayang.

"Van, memang bener kata lo gue kesel, dan juga marah dengan dia. Tapi, rasa sayang gue sama dia gak akan pernah berkurang sedikit pun Van harusnya lo tau itu, iya dulu gue emang hancur dengarin kabar pacar gue dinyatakan meninggal Van, iya gue hampir gila ya gue gak waras Alvan. Tapi? Gue sudah dengerin dari penjelasan sahabat gue mamanya dia ingin Fenly itu sembuh dari penyakitnya Van. Lo gak tau saja kan, sejak dulu dia itu kesakitan. Gue selalu berada disamping Fenly dan ya sekarang gue merasa bahagia lihat dia kembali. Jadi? Sekali lagi ya gue minta maaf sama lo Alvan, karena dihati gue cuman ada Fenly bukan lo." Ucap Ara dengan sangat tegas dan tatapan kesal kearah Alvandrick. Jujur? Ingin sekali dirinya pergi sekarang.

"tapi Ra! Aku itu tulus tau sama kamu Ra, tolong beri aku kesempatan untuk bisa bahagiakan kamu Ra." Ujar Alvan menampilkan tatapan memelasnya.

"Sekali lagi gue minta maaf Van, tapi? Gue gak bisa." Ucap Ara tegas.

"Ini semuanya gara gara kehariran lo! Harusnya lo itu sadar diri. Udah pergi ninggalin Ara sendiri disaat dia butuh lo selama 3 tahun ini, tapi lo semudah ini sekarang lo kembali dan dapatkan hati Ara lagi, gak semudah itu Fenly lo harus menerima akibatnya. Karena lo udah pergi ninggalin dia tau!" Bentak Alvan emosi dan tanpa babibu lagi dia pun sontak langsung menghajar Fenly hingga Fenly yang belum siap itu pun hanya bisa terdiam sejenak.



Bruk! Brak!

"Stop!" Teriak seorang gadis yang kini terlihat sangat shock. Dia adalah Ara.

"Van, stoop! Kenapa lo malah emosian ke gini sih Van. Mana Alvan yang dulu gak emosian?" Tanya Ara emosi disaat Ara melihat kedua lelaki di depannya saat ini malah saling tinju.

"Eeh... Ji? Itu Fen kan?" Tanya Sri yang melihat Fenly kini tengah dihajar oleh orang yang sangat dia kenal.

Selamat membaca.

UN1TY || MATAHARIKU (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang