Sore ini Ara duduk saling berhadapan sama Fenly, sedari tadi mata Ara tetap tidak lepas dari wajah ganteng Fenly yang terlihat sedikit pucat itu, namun masih bisa ditutupi oleh Fenly dengan bedak yang dipakai olehnya, dia cuma tidak ingin Ara khawatir akan kondisi yang saat ini lagi dia rasain. Sakit? Ya."Kamu kenapa?" Tanya Fenly dengan nada yang sangat lembut.
"Fe~Fen? Eumm ..."
Jujur gadis itu tampak sangatlah ragu untuk melanjutkan kata katanya saat mata Fenly dan mata Ara malah saling bertatapan dalam beberapa detik.
"Kenapa Ra? Ada apa, coba ceritain ke aku?" Tanya Fenly yang masih lembut, namun Ara itu malah reflek memeluk Fenly bikin lelaki itu terkejut. Tetapi? Tetap di balas oleh Fenly.
"Fenly? Aku~"
"Aku apa?" Tanya Fenly setelah kedua orang itu melepaskan pelukannya dan bikin Ara tersenyum lirih.
"Fenly, kamu sayang aku kan?" Tanya Ara setelah meyakinkan hatinya.
"Ya dong aku sayang, jika gak sayang? Gak mungkin aku bersama kamu Ara, kamu kenapa, hum? Ada yang ganggu pikiran kamu?" Pertanyaan dari Fenly yang menatap penuh arti ke Ara.
"Gak ada!" Ucap Ara berusaha tenang meski sejujurnya rasa trauma itu tiba tiba saja muncul kembali.
"Kan dua hari lagi bakal camp dengan YOUN1T. Apa kamu keberatan untuk ikut?" Tanya Fenly kini menggenggam tangan Ara, namun Ara menggeleng.
"Aku gak keberatan Fen, aku bakalan ikut," Ucap Ara dengan tanpa ekspresi bikin Fenly tersenyum tipis. "Karena untuk terakhir kali aku bisa menemani kamu." Lanjutnya di dalam hati.
"Apakah kamu sudah mempersiapkan semua perlengkapannya, untuk pergi camping?" Namun gadis itu kini cuma menggeleng kecil membalasnya.
"Belum, apa disana banyak YOUN1T?" Tanya Ara dengan nada yang lirih dan menidurkan kepalanya di paha Fenly.
"Ya udah nanti kita beli deh peralatan untuk campingnya mau gak, lumayan lah kenapa?" Tanya Fenly perlahan ia pun mengelus rambut Ara.
"Aku takut." Cicit gadis itu cemberut, reflek bikin Fenly terkekeh kecil.
"Loh, kamu takut kenapa, hm? Takut sama YOUN1T?" Tanya Fenly dengan nada yang lembut setelah tawanya itu mereda, hingga Ara pun mengangguk dengan wajah teramat polos.
"Kenapa harus takut? Fans aku itu gak akan gigit kamu kali," Ucap Fenly kini terlihat memancarin auranya dengan menunduk dan gadis itupun langsung menyembunyikan wajah cantiknya di perut Fenly dengan salah tingkah.
"Kamu kenapa Ra? Kok sembunyikan kepala kamu hm! Apa kamu lagi salah tingkah?" Lanjut Fenly terkekeh lucu.
"Ish Fenly huweee ...!" Rengek Ara kini tampak memelas menatap mata lelaki itu, namun tanpa disengaja Ara malah melihat tangan kanan Fenly terpasang plaster bekas jarum suntik, sepertinya tangan Fenly habis diinpus tadi disaat dia belum menemui Ara.
"Whait, tangan kamu itu kenapa? Kok pakai plaster? Kamu habis diinfus ya? Kenapa gak bilang? Tapi kenapa Fajri bilang kamu drop doang?" Cerca Ara penuh pertanyaan bikin Fenly cengo.
"Hehehe ... Satu-satu dulu, kalau mau tanya itu sayang, kan aku malah jadi bingung mau jawab yang mana dulu nih?" Tanya Fenly terkekeh.
Dan Ara itu pun langsung bangun dari tidurnya, kini ia memilih duduk tepat disamping Fenly dengan mata mereka saling menatap, hingga Ara pun reflek menampol kedua bahu Fenly.
"Jawab jujur pertanyaan Ara, oke Fen! Kenapa tangan kamu malah memakai plaster?" Tanya Ara dengan mengelus tangan Fenly yang di plaster dan hal itu bikin lelaki tersebut meringis.
"Ini cuma gara gara hal kecil, tadi aku abis di infus doang kok sayang." Ucap Fenly berusaha menahan ringisannya dan ia menampilkan senyuman manis kearah Ara untuk menutupi rasa sakit yang dirasain oleh lelaki itu sekarang, lelaki itu tidak ingin Ara khawatir.
"What? Doang kamu bilang Fen? Heh! Kenapa kamu gak cerita dengan aku?" Tanya Ara menatap Fenly tajam.
"Karena aku hanya gak pengen kamu jadi khawatir doang sama aku by, jadi aku gak bilang sama kamu hehehe ... " Ara yang dengar perkataan Fenly kini besedekap dada. Bagaimana Ara bisa pergi? Jika kondisi Fenly saja lagi gini.
"Yang terakhir Fajri bilang kamu drop doang itu apa ha jika kamu saja gini!" Geritu Ara dengan sangat kesal.
"Iya Ra, aku emang lagi drop tadi dan kata dokter pribadiku? Aku harus ada vitamin yang masuk ke tubuh, karena akhir akhir ini? Aku sibuk sekali, Jadi ya aku harus diinfus," Ucap Fenly kini malah tersenyum manis di depan Ara dan membaringin kepalanya itu tepat diatas bahu Ara. Sepertinya Fenly lagi mode manja ke dirinya itu.
"Sakit gak?" Tanya Ara lembut dengan mengelus rambut Fenly penuh kasih.
"Gak kok, gak sakit!" Seru Fenly yang kini tampak santai bikin Ara menjadi gemas dan mencubit pipi lelaki itu.
"Soalnya ni jarumnya tuh kecil banget Ra, jadi ya gak sakit," Ucap Fenly bikin Ara mengernyitkan keningnya aneh.
"Ngadi ngadi nih!" Celetuk Ara aneh.
"Kamu mau coba gak?" Tanya Fenly mengedipkan sebelah matanya.
"Yak Fenly! Untung ya gue sayang jika gak? Habis lo ya dengan gue!" Gerutu Ara kesal dan gadis itu pun mencubit kedua pipi dengan Fenly gemas.
"Emang kalau gak sayang, aku mau di apain?" Tanya Fenly mengernyit aneh kearah sang kekasih bikin Ara sontak tersenyum miring ke Fenly.
"Mau aku bunuh," Ucap Ara terkekeh.
"Ra bukan psycopatkan?" Tanya Fenly terkejut, bikin Ara terkekeh kecil dan mencium pipi lelaki di sampingnya.
"Just kiding ya by, aku cuma bercanda so? Jahilkan kamu tuh seru." Ucap Ara dengan kekehannya tersebut.
"Ow gitu ya sekarang, hm!" Seru Fenly yang sontak menggelitik pinggang Ara hingga mereka pun tertawa bersama.
"Maaf Fen! Ayo katanya tadi kamu tuh mau live kan?" Tanya Ara yang sontak menatap Fenly berbinar.
"Bukannya tadi kamu bilang, gak mau ada yang tau?" Tanya Fenly yang bikin Ara cemberut dengan bergelantungan ditangan kanan lelaki itu.
"Dulu sih iya, tapi sekarang aku yakin sama kamu Fen, aku disini disamping kamu, aku terima jika kamu memang mau gopub!" Ucap Ara dengan tegas.
"Jangan kabur ya!" Seru Fenly dengan senyuman yang tidak lepas dari muka tampan lelaki itu, bikin Ara memeluk Fenly penuh kasih sayang.
"Gak bakal!" Ucap Ara heboh.
"Maafin Fenly, aku itu cuma ingin bikin kamu bahagia sekarang. Sebelum aku benar benar pergi. Demi kesehatanku." Ucap gadis itu gitu lirih di dalam hati.
"Sayang kok melamun?" Tanya Fenly yang melihat Ara tiba tiba saja diam, namun Ara hanya tersenyum tipis.
"Aku gak lagi melamun kok Fenly, aku tuh masih gak habis. Kenapa memiliki kekasih yang perfect kayak kamu sih? Padahal dulu kita malah kemusuhan." Ucap Ara bikin Fenly terkekeh gemas.
"Dulu biarlah berlalu, sekarang kamu udah jadi masa depan aku yang selalu dan terus akan aku perjuangin depan dunia." Ungkap Fenly tegas dan bikin gadis itu merasa terharu.
Selamat membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
UN1TY || MATAHARIKU (End)
Подростковая литература(Book 05) Menceritakan lima orang gadis yang tengah menuntut ilmu di sebuah fakultas ternama yang terletak di kota Jakarta dengan jurusan yang berbeda, hingga sebuah kisah masa lalu di antara salah satu mereka pun akhirnya mulai terkuak mampu kah s...