"Astaga gawat Sri gimana ni? Gue gak sengaja tau!" Celetuk Ara begitu lirih.
"Gue gak tau deh Ra, mereka serem!" Cicit Sri yang merasa bersalah akibat membiarin Ara yang tidak bisa diam.
"Heh! Dek, kamu tu ya kalau nendang mikir dong, kasian teman saya!" Ucap Neo dengan tatapan tajamnya mereka bahkan berjalan mendekati Ara sama Sri yang saling melempar tatapan.
"Kalian orang Indonesia? Tolong maaf kita gak sengaja." Ujar Ara yang masih bisa terlihat sangat tenang tidak takut dan itu bikin David berdecak kesal.
"Iya kita orang Indonesia kok, kenapa emangnya?" Tanya Neo memincingin sebelah matanya tersebut.
"Oke oke! Maafin kami berdua ya? So, tadi saya gak sengaja nendang kaleng dan mengenai teman kamu itu. E'eh ... Tunggu dulu!" Ucap Ara yang terkejut disaat dia melihat lelaki tersebut.
"Kenapa sih Ra? Lo kayak liat setan?"
"Nih orang tau, yang sudah menabrak dan numpahin caffe dibajuku tadi Sri! Karma tuh, rasakan." Ucap Ara ketus.
"Eh! Gak baik gitu." Tegur Sri, namun Ara malah tersenyum miring.
"Suruh siapa main nabrak nabrak gue tadi. Dia kira? Gue dinding, mana tuh orang serba tertutup gini. Sok banget lo. Emang? Lo gak merasa sesak nafas pakai masker, pakai topi, berasa idol banget hidup lo ya." Celetuk Ara yang kini tengah tersenyum miring kearah lelaki itu, namun lelaki itu hanya bisa meringis akibat tendangan Ara yang
"Kenapa melihat lelaki itu kesakitan? Gue merasa gak tega, sebenarnya dia itu siapa?" Tanya Ara dalam hati lirih.
"Lo tuh sebenarnya memang bisu ya? Cuma bisa meringis doang? Gak bikin hati gue kesian liat lo." Ucap Ara sinis dan Sri pun sontak menggerutu kesal akan sikap dari sahabatnya tersebut.
"Gak boleh gitu, bisa diam dulu gak!" Gerutu Sri menatap Ara tajam, bikin Ara seketika cemberut kesal.
"Ra ini aku Fenly, tapi belum saatnya kamu tau, mungkin kamu bakalan tau, setelah kita pulang ke Indonesia, kamu lucu dan cantik juga ya." ucap seorang lelaki di dalam hatinya lirih.
"Ra! Gak boleh gitu sama mereka, gak baik loh, maafkan kami ya, Ra ayok lo ikut gue bentar saja, gue mau beri tau lo sesuatu. Kalau gitu, kita permisi ya. Sekali lagi kami minta maaf." Ucap Sri dan kini dia langsung menarik lengan Ara untuk menjauh dari sana.
"Ckck! Ada apa sih, Sri? Lo mau ngasi apa?" Tanya Ara tengah penasaran.
"Ra, barusan tadi, gue dapat chat dari Aji, ka—" Ucap Sri langsung di potong oleh Ara dengan tatapan kesalnya.
"Lah terus? Kok tumben banget lo itu mau beri tau, jika ada chat dari pacar lo, biasanya tuh? Jika dapat chat dari pacar lo, lo pasti sembunyi-sembunyi gitu takut ketauan sama kita." Celetuk Ara sedikit meledek sahabatnya bikin Sri kini menggurutu kesal.
"Kali ini gue lagi serius tau Ra, tadi Aji kirimin sebuah foto, terus foto tu dari story Instagramnya Fenly, gimana bisa IG Fenly aktif jika orangnya sudah gak ada?" Tanya Sri kesal dan seketika Ara membulatkan kedua matanya.
"Coba mana, sini Sri gue lihat?" tanya Ara setelah rasa terkejut mereda dan Sri pun langsung saja memperlihatin layar ponselnya ke Ara.
"Ini tuh kan 30 menit yang lalu, ya gak sih Sri dan tempat ini kayak gak asing sama sekali. Apa jangan-jangan? Fenly itu malah hidup lagi dan malah ambil ponselnya terus bikin SG, habis itu ya dia mati lagi?" tanya Ara polos dan itu membuat Sri reflek tertawa.
"Ya tapi kan, kagak gitu juga Ra." Ucap Sri yang lelah melihat kepolosan Ara.
"Oh!"
"Btw! Jadi kangen pacar gue Ra, sudah lama tau gue dan dia LDR-an." Lanjut Sri lirih bikin Ara tersenyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
UN1TY || MATAHARIKU (End)
Jugendliteratur(Book 05) Menceritakan lima orang gadis yang tengah menuntut ilmu di sebuah fakultas ternama yang terletak di kota Jakarta dengan jurusan yang berbeda, hingga sebuah kisah masa lalu di antara salah satu mereka pun akhirnya mulai terkuak mampu kah s...