Chapter 14

33 16 0
                                    


"Dalam kehadiran pria misterius itu, dunia berputar dan kabur, memunculkan sensasi yang mengancam dan menakutkan."

_Risa azza adhiwijaya_

_
_
_



Saat Risa mempersiapkan diri untuk pertemuan malam itu, dia merasa semakin tegang dan penasarannya semakin membara. Dia memasuki mobilnya dan memulai perjalanan menuju gedung terabaikan sesuai dengan instruksi yang diberikan dalam pesan.

"Hufh, oke tenang. Lo pasti bisa," ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Namun, dalam perjalanan menuju gedung terbengkalai, Risa mengalami kejadian yang tak terduga. Tiba-tiba, mobilnya mengalaminya kecelakaan karena ada yang sengaja menabraknya dari belakang.

"Shut, aws. Sakit banget gila," lirihnya keluar dari mobilnya, dia menatap sekitarnya mencari dimana mobil yang sengaja menabraknya. Namun, mobil itu sudah tidak ada lagi.

"Sial, ada-ada aja halangan nya kalau dalam situasi kayak gini. Gabut banget, kayaknya nyawa gue jadi incaran banget sih."

Risa melihat jam di lingkaran tangannya, waktunya tinggal 30 menit lagi dari perjanjian itu. Melirik tangan dan kakinya yang terluka, membuatnya menghela nafas kasar. "Tenang, Lo kuat. Lo pasti bisa, Risa."

Dengan tekat yang kuat, Risa melanjutkan perjalanannya ke gedung terabaikan dengan berjalan kaki. Dia mengandalkan kekuatan kakinya saat ini, tidak mungkin dia membawa mobil yang sudah hancur parah.

Dalam kegelapan malam yang menyelimuti, langkahnya terasa berat dan rasa sakit di tubuhnya semakin terasa. Lukanya terus berdenyut dan darah pun tak berhenti keluar dari lukanya.

"Jangan sekarang, dong. Lo kan di ajari papa jadi cewek yang kuat, masa luka gini aja udah lemah. Malu-maluin banget Lo," cibirnya sekaligus menyemangati diri.

Di perjalanan nya, dia merasakan ada seseorang yang mengikutinya dari kejauhan. Dia merasa tegang dan waspada, menyadari bahwa situasi ini semakin berbahaya.

Risa mempercepat langkahnya, "Siapa yang mengikuti gue? Apakah Lo orang yang sama yang mengirim pesan itu?"

"Kamu tidak bisa melarikan diri dari takdirmu, Risa. Aku tahu apa yang kamu cari dan aku tidak akan membiarkanmu mengungkap kebenaran ini," suara itu mengangetkan Risa.

"Siapa Lo? Tunjukkan muka Lo, dasar pengecut!"

Namun, sosok misterius itu tetap bersembunyi dalam kegelapan, hanya suaranya yang terdengar.

"Kamu tidak perlu tahu siapa aku. Yang penting, kamu harus berhenti menggali lebih dalam. Ini adalah peringatan terakhir bagimu."

"Gue nggak akan berhenti sampai semua kebenaran ini terungkap. Apapun yang coba lo sembunyikan, aku pasti akan menemukannya."

Meskipun ketegangan dan rasa sakit yang melanda, Risa terus berjalan menuju gedung terabaikan. Dia tahu bahwa pertempuran ini belum berakhir dan ada banyak rintangan yang harus dia hadapi.

Namun, dia tidak akan mundur. Dengan setiap langkah yang diambilnya, tekadnya semakin kuat dan dia siap menghadapi apa pun yang akan datang.

Akhirnya, Risa tiba di depan gedung yang terabaikan. Tubuhnya lelah dan sangat lemah.

Risa menghela napas, "gue sampai. Gak ada yang bisa menghentikan gue sekarang."

Dengan hati yang berdebar, Risa melangkah masuk ke dalam gedung terbengkalai. Suasana di dalam gedung terasa gelap dan mencekam. Langkah-langkahnya bergema di koridor yang sunyi, menciptakan nuansa yang semakin memuncak ketegangannya.

Misteri Gedung terbengkalai ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang