Chapter 29

27 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_Misteri gedung terbengkalai_

Risa dan Revan berjalan masuk ke gedung terbengkalai yang telah mereka sepakati  sebelumnya. Gedung itu gelap dan sunyi, dengan dinding yang retak dan debu yang menempel di udara.

"Udah lama gue gak kesini lagi," ucap Risa.

"Karena Andrian yang melarang mu," jawabnya.

"Kok Lo tau sih, Rev?"

" Lo kayaknya harus segera di bawa ke dokter untuk mengobati amnesia Lo," ucapnya.

"Ish, kok Lo bisa tau semuanya sih. Selain teman kak Andrian, profesi Lo apa lagi ?"

"Gue bukan aja sebagai teman kakak Lo, tapi gue juga adik iparnya."

"Hah, apa? Lo bilang apa tadi, gue gak denger ?" ucap Risa menggosok telinganya.

"Gak," jawabnya dingin.

"Apaan sih, Lo tadi bilang apa, gue penasaran?"

"Karena gue tau semuanya," ucap Revan.

"Itu aja ?"

"Hmmm," jawab Revan.

"Oh."

"Gue salah denger kek nya," ucap Risa pelan.

Mereka melanjutkan langkah mereka melintasi lorong yang gelap, mencari ruangan yang telah mereka rencanakan. Suasana tegang menggantung di udara, tetapi mereka berdua mencoba untuk tetap tenang.

"Lihat, mereka kayak nya udah gak sabar untuk semuanya," ucap Risa.

Revan mengangguk. Mereka berjalan menuju   ruangan yang telah disepakati. 

"Assalamualaikum," ucap Risa membuka pintu ruangan itu.

"Wa'alaikumsalam, selamat datang adikku tersayang."

"Kakak," Risa memeluk Andrian dengan erat.

"Kamu baik-baik aja kan, gak ada yang luka?"

"Risa baik-baik aja kak,?" jawab Risa melepaskan pelukannya.

"Akhirnya kalian datang! Kami sudah menunggu dengan tidak sabar."

"Risa...... Lo juga di sini," teriak Devi heboh.

"Aaa, Devi."

"Kok Lo bisa disini ? kalau gue, tu cowok yang bawa gue," menunjuk Revan.

"Oh, itu gue yang nyuruh Revan," ucap Risa cengengesan.

"Ish, Lo mah."

"Udah jangan ngomong hal yang nggak penting lagi. Kami memiliki beberapa informasi penting yang perlu di bicarakan, duduklah!"

Mereka duduk di sekitar meja, sangat antusias dan penasaran dengan apa yang akan di bicarakan .

"Kami telah melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang siapa saja yang bekerja sama dengan kejadian pembunuhan orang tua gue dengan Risa. Kami juga telah menemukan petunjuk yang menarik," jelas Andrian.

Risa menggenggam tangannya dengan tegang,
"Apa yang kakak temukan?  Beritahu pada risa!"

Alex mengambil selembar kertas dari tumpukan berkas, "Kami menemukan bahwa ada sebuah organisasi yang bekerja sama dengan orang tua angkat kalian. mereka ingin mengendalikan harta yang ingin di miliki orang tua kalian."

"Organisasi ? Siapa mereka ?"

"Kakak juga masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut, Ris."

Devi memandang Risa dengan perhatian.
"Lo yang sabar ya, gue yakin Lo bisa lewatin semua ini," ucapnya.

"Makasih Dev.  Dengan ada kak Andrian dan kalian semua disini, udah jadi penguat bagi gue."


••••••


"Kita harus secepatnya menyelesaikan masalah ini, kalau nggak nyawa juga akan ikut terancam," ucap cowok itu was-was.

"Kamu benar. kita harus segera menyelesaikan semuanya, tapi bagaimana caranya?" jawab cewek di depannya.

"Gue juga bingung, tapi yang pasti kita harus menghindari mereka jangan sampai kita bertemu dengan mereka. Bisa mati kita," ucapnya tegang.

"Gue pernah dengar ada seorang laki-laki yang tinggal di gedung sudut kota. Mungkin dia bisa meminta bantuan padanya. Tapi gue nggak tau di mana tempat itu?"

"Jangan khawatir, gue akan mencarinya. Gue punya beberapa kontak yang mungkin bisa membantu kita. Sementara itu, apakah Lo punya rencana lain untuk mengatasi sebelum kita menemukannya?

"Gue nggak tahu apa yang harus dilakukan. Gue merasa frustasi menghadapi ini semua. Gue takut jika orang-orang yang mengincar kita akan menemukan keberadaan kita."

"Gue ngerti, key. Tapi yang terpenting sekarang adalah keselamatanmu. Kita akan mencari cara untuk melindungi mu, sambil tetap mencari tahu lebih banyak tentang orang itu."

"Terima kasih, Vin. Gue benar-benar beruntung ada Lo di sini."

Cowok mengambil ponselnya dan mulai mencari kontak yang dapat membantunya. Dia menekan tombol panggilan dan menunggu orang di seberang sana mengangkat telponnya. Setelah beberapa kali berdering, akhirnya seseorang mengangkat telepon.

"Halo. Ada yang bisa gue bantu?

"Halo, Ren, ini gue. Kami membutuhkan bantuan Lo untuk menemukan suatu tempat . Bisakah kami bertemu untuk membahas lebih lanjut?

"Oh. Tentu, gue dengan senang hati jika saya bisa membantu. Atur saja pertemuannya,  gue akan mengirim alamat rumah gue. Kalian bisa datang kesini," ucapnya.

"Baik, kami akan ke rumah Lo. Terimakasih, Ren."

Setelah menutup panggilan, mereka saling pandang. Sangat bahagia ketika sudah mendapatkan jalan sedikit demi sedikit.

Mereka  berbicara dengan semangat, merencanakan kapan mereka akan pergi ke rumah Ren tersebut.

Setelah menutup panggilan, mereka berdua merasa lega dan senang karena akhirnya mendapatkan bantuan dari Ren.

"Apa gue bilang, kita harus percaya kalau kita akan mendapatkan bantuan," ucap  cowok itu dengan rasa terharu.

"Iya, gue sangat merasa lega. Sekarang kita bisa lebih yakin untuk menemukan tempat yang kita cari," jawab cewek itu dengan senyum yang tak bisa disembunyikan.

Mereka pun mulai merencanakan kunjungan ke rumah Ren.

"Bagaimana kalau besok saja kita ke rumah ren ?" tawar cowok itu.

"Hmm, itu terdengar bagus, lebih cepat lebih baik," jawab cewek itu sambil mengangguk setuju.

Mereka pun mulai membicarakan untuk menentukan jam dan detail lainnya. Mereka berdua sangat bersemangat untuk bertemu dengan Ren dan mendapatkan petunjuk yang mereka butuhkan.

"Kita akan menemukan tempat itu, gue yakin," kata cowok itu dengan keyakinan dalam suaranya.

"Iya, kita bisa melakukannya bersama-sama," ucap cewek itu sambil tersenyum.

"Bersiaplah !"

______________________






                                                          Senin

25 Desember 2023
_Maymay_

Misteri Gedung terbengkalai ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang