"Rahasia yang tersembunyi di balik senyum palsu, tentang keberanian yang muncul dari kegelapan, dan tentang tekad yang tak tergoyahkan dalam mencari kebenaran. Di antara misteri yang menyelimuti, hanya satu yang pasti: keadilan akan menemukan jalan, meskipun harus melewati jalan yang berliku."
-
-
-Risa duduk di ruang kelas, bersama dengan teman-teman sekelas lainnya, menunggu pengumuman penting dari guru mereka. Mereka tersenyum sumringah, karena mereka tahu bahwa pengumuman tersebut akan berhubungan dengan libur semester yang akan datang.
"Baiklah, anak-anak, saya memiliki pengumuman yang menyenangkan untuk kalian semua. Libur semester sudah di depan mata!"
Teman-teman sekelas Risa bersorak dan bertepuk tangan, menyambut kabar gembira tersebut.
"Akhirnya, liburan yang gue tunggu-tunggu sudah tiba. Gue bisa menggunakan waktu ini untuk melanjutkan penyelidikan dan mencari kebenaran lebih leluasa," ucapnya pelan.
"Libur semester akan dimulai besok dan berlangsung selama dua minggu. Ini adalah waktu yang tepat untuk kalian semua untuk bersantai, menghabiskan waktu bersama keluarga, dan mengistirahatkan otak kalian," lanjut ibu guru.
Teman-teman sekelas Risa saling berpandangan dengan senyum lebar di wajah mereka. Mereka berencana untuk melakukan berbagai kegiatan selama libur semester, mulai dari perjalanan keluarga hingga berkumpul dengan teman-teman.
Setelah pengumuman selesai, Risa dan teman-teman sekelasnya berpisah dengan senyuman di wajah mereka. Mereka berbagi kegembiraan dan harapan untuk libur semester yang akan datang.
Dengan semangat yang membara, Risa meninggalkan ruang kelas dengan pikiran yang penuh dengan rencana dan harapan untuk libur semester yang akan datang. Dia siap untuk melanjutkan penyelidikannya dan mengungkap rahasia yang tersembunyi.
****
Risa duduk di meja makan, memandang piring kosong di depannya. Risa memasak makanan favoritnya, sepiring mi goreng pedas. Aromanya yang menggoda memenuhi dapur saat dia sibuk mengaduk mie di atas kompor. Setelah selesai memasak, dia mengangkat piring mi goreng ke meja makan dan duduk di sana, sendirian.
"Hidup gue sekarang penuh dengan misteri. Bahkan ayam goreng di depan gue terasa hambar, gak minat sama sekali. Gue kira ini bakal mudah, tapi----
"Ah, udahlah. Dari pada mengeluh, mending makan aja."
Saat Risa mulai menyantap mie gorengnya, dia merasa sedikit lega. Rasa pedas dan gurih menggugah selera dan memberikan sedikit kepuasan di tengah-tengah semua tekanan yang dia hadapi.
Sambil makan, Risa membiarkan pikirannya melayang jauh, membayangkan hal apa yang akan ia lakukan kedepannya.
Setelah selesai makan, Risa membersihkan piringnya dengan hati-hati. Dia merasa lebih segar dan siap untuk melanjutkan perjalanannya.
"Gue harus kembali ke meja belajar dan melanjutkan penyelidikan ini. Masih banyak misteri yang harus gue pecahkan dan kebenaran yang harus gue ungkap. Gue gak nyangka gue bisa se-ambis ini."
Dengan langkah mantap, Risa meninggalkan dapur dan kembali ke meja belajarnya. Risa duduk di meja belajarnya, fokus pada catatan yang berhamburan di atas meja. Dia tenggelam dalam pikiran dan penyelidikannya, tidak menyadari bahwa ada seseorang yang diam-diam mengawasinya dari jauh.
Seseorang berdiri di balik jendela, menyembunyikan diri di balik bayangan malam. Matanya terpaku pada Risa, menatapnya tanpa henti. Sosok itu mengamati setiap gerakan Risa dengan seksama, tanpa melewatkan sedikitpun.
Risa merasa ada sesuatu yang tidak beres, seolah-olah ada seseorang yang mengawasinya. Dia memutar kepalanya ke arah jendela, tetapi tidak melihat apa pun yang mencurigakan. Namun, perasaan itu tetap ada, membuatnya was-was.
"Kok gue ngerasa ada yang mengawasi gue. Apa perasaan gue aja ya, karena sudah dua bulan yang lalu gue gak pernah dapat teror lagi ataupun semacamnya."
Meskipun Risa merasa gelisah, tapi dia berusaha untuk tetap fokus pada laptopnya.
Sementara itu, sosok misterius di balik jendela terus mengawasi Risa dengan mata yang tajam.
"Gue tau ada yang lagi ngawasin gue, tapi gue mohon pergi! Jangan ganggu gue," ujarnya pelan.
Namun, sosok itu tetap mengawasinya. Dia tidak pergi sedikitpun, seperti apa yang di katakan oleh Risa.
Apakah dia memiliki niat baik atau justru menjadi ancaman bagi Risa, hanya waktu yang akan memberikan jawaban.
Saat Risa tenggelam dalam bacaannya, telepon genggamnya tiba-tiba berdering dengan keras. Dia tersentak kaget dan segera mengambil teleponnya, melihat nama "Mama" muncul di layar.
"Halo, Ma? Ada apa?"
"Halo, Sayang. Maaf mengganggu waktumu. Mama ingin memberimu sesuatu."
"Apa yang terjadi, Ma? Apakah semuanya baik-baik saja?"
"Semua baik-baik saja, sayang. Hanya saja Mama dan Papa harus pergi karena ada urusan mendadak. Sepertinya kami tidak bisa pulang dalam seminggu ini, karena Mama dan Papa mau fokus menyelesaikan urusan ini."
"Seminggu? Lama banget Ma, Apa tidak bisa di tunda saja, Risa kan takut di rumah sendirian?"
"Maaf sayang, tapi masalah ini tidak bisa di tunda. Kamu hati-hati di rumah ya," ucap mama.
"Baik Ma."
Setelah menerima telepon dari orang tuanya, Risa sebenarnya sedikit takut sendirian di rumah, apalagi sampai tidak pulang selama satu Minggu.
Risa memandangi meja belajarnya yang penuh dengan catatan. Dia menyadari bahwa dia juga perlu istirahat dan mengisi energi yang telah terkuras. Dengan berat hati, Risa memutuskan untuk memberikan dirinya waktu untuk tidur dan memulihkan diri.
"Kayaknya gue butuh istirahat untuk memulihkan kembali tubuh gue. Badan gue kayaknya beneran remuk, kalua gue paksa terus."
Risa mematikan lampu di meja belajarnya dan berjalan menuju kasurnya. Dia melepas pakaian dan mengenakan piyama yang nyaman. Setelah itu, dia berbaring di tempat tidur. Memejamkan matanya dan mencoba mengistirahatkan pikirannya.
Dengan perlahan, Risa merasakan dirinya terlelap dan terhanyut dalam alam mimpi.
Namun seseorang yang mengawasi tadi menyelinap masuk ke dalam kamarnya, di keheningan malam sosok mendekati ke arah kasur Risa dan ingin melakukan aksinya, tapi........
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Gedung terbengkalai ( End )
Mistero / ThrillerRisa terus berjalan mundur hingga menabrak lemari di belakang nya. Sedangkan, sosok misterius itu terus melangkah mendekatinya dan menodongkan pisau ke arahnya. "Berhenti atau mati!" "Siapa Lo?" "Hahahaha....... Risa merasakan bulu kuduknya berdiri...