Chapter 2

87 26 5
                                    

Setelah meninggalkan ruangan tempatnya menulis, Risa sadar bahwa dia tidak mengingat jalan keluar dari gedung ini.

Risa melirik sekeliling dengan bingung, "Hmm, seharusnya gue tahu jalur pulang dari sini. Kenapa gue bisa tersesat, sih?"

Risa mencoba mengingat jalan yang ia lewati saat masuk, tapi semuanya terasa asing. Mungkin karena bentuk ruangan di sini hampir sama, jadi dia agak kesulitan untuk mengingatnya.

"Tenang, Risa. Lo harus tetap tenang dan cepat cari jalan keluar biar bisa tidur nyenyak di kasur empuk," ucap Risa sambil menyemangati diri sendiri.

Dia berjalan menyusuri lorong-lorong yang di matanya terlihat sama, dia mencoba mencari tanda-tanda atau petunjuk yang bisa membantunya keluar dari tempat ini.

"Gue harus cari sesuatu atau apalah itu yang bisa bantu gue nemuin jalan keluar dari sini," ujar risa pelan.

Risa menghentikan langkahnya ketika ia mendengar suara-suara samar di sekitar nya, ia berharap bisa secepat mungkin menemukan petunjuk. Sungguh perutnya sudah berdemo minta di isi, sedari siang dia belum makan.

"Kayaknya itu suara langkah kaki? Mungkin ada orang di sini yang bisa bantu gue keluar. "

Risa mengikuti suara langkah kaki itu dan menemukan pintu yang sedikit terbuka. Dia berharap ada orang di luar sana yang bisa membantunya menemukan jalan pulang, atau setidaknya memberinya petunjuk untuk keluar dari sini.

Namun, saat Risa keluar dari ruangan itu, dia terkejut menemukan dirinya berada di ruangan yang sama persis dengan sebelumnya.

"Nggak mungkin! Gue udah bolak-balik ke ruangan ini berapa kali," ucap Risa frustrasi sambil menarik rambutnya.

Risa merasa putus asa dan bingung. Semakin dia berusaha mencari jalan keluar, semakin dia tersesat.

Dengan hampir menangis, Risa berkata, "Gue nggak mau tersesat di gedung ini. Perut gue udah lapar banget, dan gue kangen kasur kesayangan gue."

Risa merasa takut, tidak dia sangat takut. Meskipun dia berusaha untuk tetap tenang, ruangan gelap dan suara aneh di sekitarnya membuatnya semakin ketakutan.

"Gue harus tetap kuat dan cari jalan keluar. Gue nggak boleh menyerah," kata Risa dengan semangat.

Setelah mengumpulkan keberanian, Risa melanjutkan pencarian, berharap menemukan jalan keluar dari gedung misterius ini.

Tiba-tiba, dia melihat seorang pria misterius berjalan di depannya. Dengan rasa penasaran, Risa mengikuti pria itu dari belakang.

"Siapa dia dan apa yang dia lakukan di sini?" tanya Risa pelan.

Sosok pria misterius itu terus berjalan, dan Risa sibuk membuntutinya. Dia melihat pria itu masuk ke sebuah ruangan.

Risa mengikutinya dengan hati-hati, tapi ketika dia sampai di dalam ruangan, pria itu sudah tidak ada di sana.

"Eh, tunggu, dia ke mana? Bagaimana bisa dia hilang begitu aja? Jelas-jelas gue liat dia masuk ke sini," kata Risa kebingungan.

Risa frustrasi,"Gue kehilangan jejaknya. Apa yang harus gue lakukan sekarang? "

Risa berpikir keras mungkin ada pintu rahasia atau jalan keluar tersembunyi di ruangan ini.

Risa mulai memeriksa setiap sudut ruangan, menggeser meja-meja dan memeriksa dinding-dinding, berharap menemukan petunjuk yang bisa membantunya menemukan jalan keluar atau menemukan sosok laki-laki misterius itu kembali.

"Tolong, kasih gue petunjuk apa saja atau tanda yang bisa bantu gue keluar dari sini," liriknya memohon.

Ia mulai memeriksa kembali ruangan tersebut, siapa tau dia menemukan petunjuk yang ia butuhkan.

Risa membaca dengan cermat isi kertas itu, mencoba memahami apa yang tertulis di sana.

"Ini peta gedung ini! Ah, akhirnya gue punya petunjuk buat keluar dari sini," ucap Risa semangat.

Dengan peta di tangannya, Risa mulai mengikuti  jalan yang ada didalam peta itu, berharap bisa segera menemui pintu keluar.

"Oke, Risa. Semangat, Lo pasti bisa! Buktiin kalau Lo gak lemah," ujarnya.

Dia terus berjalan mengikuti  petunjuk yang ada di peta itu, melewati lorong-lorong dan tangga-tangga, berharap bisa keluar dari gedung ini.

"Itu cahayaa! Pasti itu pintu keluarnya!" ucap Risa penuh semangat.

Dengan hati yang berdebar, Risa mengikuti cahaya itu dan akhirnya ia berhasil menemukan pintu keluar dari gedung terabaikan tersebut.

"Akhirnya gue bisa keluar juga!" ucapnya setelah berdiri di luar pintu gedung itu.

Risa melihat langit yang gelap dan menyadari bahwa hari sudah sangat larut malam. Dia merasa lelah, dan juga lapar. Tetapi ia juga merasa senang karena berhasil melewati tantangan dan menemukan jalan keluar.

Risa berdiri di luar gedung terabaikan, menatapnya dengan perasaan campur aduk. Risa memandang gedung itu dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.

"Gedung ini sangat misterius. Begitu banyak rahasia yang tersembunyi disana, gue harus cari tau!"

Risa merenung sejenak, teringat dengan semua apa yang terjadi di dalam gedung tersebut.

"Gue nggak bakal lupa pengalaman ini. Meskipun gue takut dan gedung ini sangat menyeramkan, gue berhasil melewati semuanya," ujarnya dengan penuh semangat.

Atap gedung yang tampak rapuh dan terabaikan. Dia merasa sedikit sedih melihat kondisi gedung yang dulu mungkin pernah megah.

Risa berpikir bahwa gedung ini mungkin telah mengalami banyak perubahan seiring waktu. Ia senang bisa menemukan dan menjelajahi tempat ini. Meskipun tampak menyeramkan dari luar, isi di dalamnya ternyata sangat menakjubkan.

Risa menghela napas dalam-dalam. Sebenarnya, ia enggan pergi dari sini, tapi memikirkan keluarganya yang pasti sudah mengkhawatirkannya.

"Makasih atas semua pengalaman yang udah gue dapetin di sini. Gue bakal bawa pelajaran dan kenangan ini dalam hidup gue," batinnya.

Dengan senyuman di wajah, Risa melangkah menjauh dari gedung terabaikan itu. Ia merasa bersemangat untuk melanjutkan petualangan hidupnya dengan semangat baru yang ditemukan.

"See you gedung terbengkalai, tunggu gue. Nanti gue balik lagi."

Tanpa dia sadari, ada seseorang yang mengawasinya dari lantai atas gedung terbengkalai. Dia menatap Risa dengan tatapan yang tajam dan sulit di artikan. Matanya setajam silet, dia melepaskan topi di kepalanya.

"Risa..."

-
-
-

Next...

Jangan lupa untuk vote dan komen ya!

Misteri Gedung terbengkalai ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang