Chapter 30

25 3 0
                                    


"Di balik pintu-pintu terkunci dan koridor yang sunyi, tersembunyi rahasia gelap yang ingin terungkap. Siapkah kamu mengungkap misteri gedung terbengkalai?"

Alex dengan langkah hati-hati, menyusup melalui kegelapan menuju rumah mewah tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alex dengan langkah hati-hati, menyusup melalui kegelapan menuju rumah mewah tersebut. Detak jantungnya berdebar-debar, tujuannya adalah memberikan surat ini untuk mengajak mereka bertemu di gedung terbengkalai itu.

Dia dengan hati-hati menaruh surat itu di atas meja yang ada di ruang keluarga dan setelahnya Alex langsung bergegas pergi dari sana.

Tapi sebelum dia benar-benar pergi dari sana, dia mendengar bunyi langkah seseorang menuruni tangga. Dia dengan cepat bersembunyi dan mencoba mengintip ke arah orang tersebut.

Alex memasangkan telinganya untuk mendengar  percakapan mereka dari ruang keluarga.

"Coba liat, ada surat di sini!"

"Sepertinya mereka memang sudah bosan untuk hidup," ucapnya setelah membaca isi surat itu.

"Apa kita akan menemui mereka?"

"Tentu," ucap Brawijaya dingin.

Setelah mendengar percakapan itu, Alex pergi meninggalkan rumah itu. Membawa berita itu pada temannya.

"Kapan kita akan melakukan semuanya," bisik Gina.

"Malam ini kita akan menyelesaikan semuanya, seperti apa yang mereka inginkan," jawab Brawijaya, suaranya dingin dan tanpa emosi.

"Apakah kamu yakin Mr. Jony bisa membantu kita? Bagaimana jika dia mengkhianati kita?" tanya Gina, suaranya gemetar dengan keraguan.

Brawijaya tertawa tanpa humor. "Kepercayaan adalah kemewahan yang tidak bisa kita beli, tapi untuk saat ini, dia adalah satu-satunya harapan kita. Setelah ini selesai, kita akan bisa menguasai semuanya," jawabnya, suaranya penuh dengan tekad yang mengerikan.

Mereka merencanakan strategi untuk membunuh Risa. Gina dan Brawijaya duduk di ruang tamu yang gelap dan tenang.

Gina memandang Brawijaya dengan tatapan cemas. "Apa yang akan terjadi setelah ini? Apakah kita akan baik-baik saja ?"

Brawijaya menatap Gina dengan serius. "Gina, kita sudah terlalu jauh untuk mundur sekarang. Kita harus menyelesaikan apa yang sudah kita mulai. Kita harus menuntaskan nya sampai ke akarnya, jangan sampai mereka menjadi ancaman bagi kita untuk kedepannya."

Gina menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang ingin keluar. "Tapi apakah ini benar-benar solusi yang tepat? Apakah membunuh Risa adalah satu-satunya jalan yang kita punya? Aku tidak tega melakukannya"

"Gina, berhenti memikirkan anak itu. Kita membesarkan nya hanya untuk kepentingan kita saja, jangan melibatkan perasaan mu disini !" ucapnya tegas dan dingin.

Misteri Gedung terbengkalai ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang