Chapter 4

63 21 7
                                    

Risa dan Devi tiba di depan gedung terabaikan yang sama seperti Risa liat sebelumnya. Risa kembali bersemangat ketika tiba di depan gedung terbengkalai itu.

Hawanya sangat dingin dan mencengkam. "Nah, ini gedung yang gue ceritain."

"Lo gak salah, Ris. Dari mana juga lo bisa nemuin gedung kek gini coba? Ini bukan seram lagi, tapi sangat serem banget coy," ucap Devi merinding melihat gedung itu, memukul pelan lengan Risa.

"Lebay lo, di dalamnya gak serem-serem amat kok. Jadi, lo jangan tertipu sama luarnya aja. Udah yuk, kit masuk."

"Balik, aja yuk! Sumpah, gue takut banget Ris. Pulang yuk, pulang!"

Risa memutarkan matanya malas, mendengar rengekan Devi yang meminta untuk pulang. Bukanya mereka sudah menyepakati untuk ke gedung ini, kenapa sekarang berubah pikiran.

"Gak ada, gak ada. Kita udah disini, udah terlanjur kalau mau pulang. Lo gak usah takut," ucap Risa menarik tangan Devi.

"Oke deh, semoga aja gak terjadi yang aneh-aneh. Tapi, Lo gak boleh lepas tangan gue ya? Jangan tinggalin gue sendiri, apapun yang terjadi di dalam sana," ucap Devi sebenarnya ia masih  agak ragu untuk masuk.

"Siap."

Risa sama Devi mulai melangkah kakinya ke gedung itu dengan langkah hati-hati. Mereka melewati jalan lorong-lorong yang gelap dan berdebu. Devi langsung menguatkan pegangan nya di lengan Risa.

Risa mengeluarkan senter dari tasnya yang udah dipersiapkannya sebelumnya. "Kali ini gue bawa senter. Jadi, gak perlu takut kalau gelap."

"Bagus, ternyata lo pintar juga. Gue ngerasa sedikit tenang."

Risa sama Devi terus masuk lebih dalam di gedung itu, melewati ruangan-ruangan yang kotor dan berantakan. Mereka menemukan banyak artefak dan bukti sejarah yang menarik.

"Ya ampun, di sini bagus banget. Liat buku ini!" Devi melepaskan pegangannya dan berjalan mendahului Risa.

"Kan udah gue bilang, disini tempatnya bagus banget. Lo sih penakut banget, coba aja tadi kalau kita pulang. Rugi kan? Gak liat tempat sebagus ini," ucap Risa.

Saat mereka terus berjalan menyelusuri gedung,
hingga mereka menemukan pintu yang terkunci.

"Pintu ini terkunci, lo penasaran gak apa isinya?

"Gue penasaran, kita cari kuncinya. Siapa tau ada di sekitar sini," saran Devi.

Risa sama Devi mencari sesuatu di sekitar mereka, mencoba menemukan kunci atau petunjuk untuk membuka pintu itu. Akhirnya, mereka mendapatkan kunci yang tersembunyi di salah satu laci yang terlihat sudah tua.

"Dev, gue nemuin kuncinya! Sini, kita buka pintunya,"  ucap Risa senang.

Mereka membuka pintunya dengan hati-hati dan di depan mereka ada sebuah ruangan, mungkin itu adalah ruangan rahasia, yang isinya sangat aneh dan terlihat misterius.

"Keren banget, Ris! Pertama kalinya dalam hidup gue nemuin ruangan kek gini."

"Udah-udah nanti aja kagumnya, lo belum liat yang lain."

Setelah lama berkeliling, masuk ke ruangan satu dan lainnya yang ada di gedung terabaikan itu. Mereka merasa lelah, akhirnya mereka memutuskan untuk duduk di atas lantai.

"Hufh, capek banget."

"Sama," ujar Risa mengelap keringat yang mengalir di dahinya.

"Ternyata gak keleng-kaleng tempat ini, kenapa ya tempat sebagus ini di biarkan terbengkalai begitu aja? Kan sayang ya, pasti bagus kalau di bersihin."

Misteri Gedung terbengkalai ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang