Chapter 4: Obrolan Ringan

10.4K 800 27
                                    

"Oke kalau begitu, ayo jadi temanku."
.
.
.
.
.




Suara bising dari pertengkaran kecil antara Yori dan Ara membuat suasana di ruang keluarga menjadi ramai. Lagi-lagi keduanya bertengkar tentang masalah sepele.

Mau tau?

Ya, Ara dan Yori hanya memperdebatkan idola mereka masing-masing. Yori dengan aktor pemeran tokusatsu favoritnya sementara Ara dengan salah satu anggota boyband Korea kesukaannya.

Rasanya Freya sudah muak, namun dirinya tak peduli lagi. Freya saat ini tengah melamun sambil mengunyah pelan keripik kentang yang berada di pangkuannya. Padahal di hadapannya terdapat tumpukan buku yang seharusnya dibaca dan dipelajari olehnya.

Namun entah mengapa, Freya mengambil beberapa jenak karena dirinya sedang tak fokus dengan semua hal itu.

Terdengar suara hentakan kaki Yori yang beranjak menuju kamarnya disusul dengan Ara yang langsung duduk di sebelah Freya. Oh, perdebatan mereka telah selesai. Freya menebak, yang memenangkannya adalah Ara.

Itu pasti.

"Kok kamu diem mulu? Kesurupan, ya?"

Mata Freya mendelik sinis pada Ara, ia meletakkan bungkus keripik kentang itu pada pangkuan Ara. "Hii serem, aneh kamu, Frey," goda Ara sambil mencolek pipi Freya.

Freya duduk bersandar pada sofa kemudian menghela napasnya, matanya terpejam sebentar kemudian kembali terbuka. Tangan kanannya masih meraih setidaknya satu atau dua keping dari keripik kentang yang berada di pangkuan Ara.

"Ada masalah hari ini? Ga biasanya kamu diem-diem kaya gini," Kunyahan di mulut Freya sempat terhenti, namun ia kembali melanjutkannya.

Hingga saat semua makanan di mulut Freya sudah tertelan, gadis itu langsung menoleh pada Ara, "Lagi mikirin ekskul, bagusnya gabung ekskul apa, ya, Kak?" tanya Freya seraya meminta saran darinya.

Ara kemudian ikut bersandar, matanya mulai mengedar ke langit-langit plafon rumah. Gadis berusia 18 tahun itu mulai memutar otaknya untuk memberikan jawaban pada si adik tengah. "Tergantung, sih." jawabnya. "Tapi kamu 'kan udah kelas sebelas, kok baru kepikiran buat join esksul sekarang? Kenapa ga dari dulu?" Ara kembali berucap.

Freya hanya mengendikkan bahunya acuh, padahal sebelumnya Fiony lah yang membuat Freya tertarik dengan yang namanya ekstrakurikuler.

"Eh aku jadi kepikiran buat join esksul, deh." Fiony mengejutkan Freya dengan menepuk bahunya. Mereka berdua baru saja selesai menonton latihan anak basket sejak kejadian Jastin yang diseret oleh Ashel keluar dari gedung.

"Emangnya buat apa? Kegiatan kita udah padat, tau." sahut Freya sembari membetulkan kacamatanya yang turun.

"Heee, asal kamu tau, ya! Ekskul itu bisa jadi nilai tambahan lho, kalo semisalnya kita ada yang kurang di beberapa mata pelajaran akademik," Fiony sedikit berbisik sembari memicingkan matanya, "Aku mau nilai aku sempurna aja, sih. Kebetulan aku juga gak terlalu pinter di akademik. Siapa tau aku punya bakat di non akademik."

Mendengarnya alhasil Freya bungkam, sedikit memutar ingatan masa SMP. Kalau diingat ingat dirinya juga tidak pernah mengikuti kegiatan apapun di sekolah, dan hal itu berhasil membuat kehidupannya di sekolah menjadi datar.

Bohong jika Freya tak menginginkan suasana baru di sekolah. Freya juga sama seperti murid yang lain. Ia juga ingin memanfaatkan masa-masa remajanya dengan baik.

Walaupun Freya hampir tak punya celah buruk di bidang akademik. Tapi sepertinya tak ada salahnya jika Freya mencicipi bidang non-akademik seperti kata Fiony.

Strategi dan Ambisi (FreFlo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang