Negri Air (5) : Masalah Datang

118 17 1
                                    

Jeremy berhasil menyembuhkan kakek emil dengan bantuan sebastian yang memaksa ikut ke negri angin. Emil pun sangat berterimakasih dan akan berusaha selalu membantu jeremy jika jeremy membutuhkannya.
Jeremy bilang emil tidak perlu repot repot membalas budi tapi karena emil memaksa maka jeremy menyuruh emil untuk mengambil informasi sebanyak banyaknya tentang musuh mereka dan memberikan informasi cepat bila ada masalah. Emil bersedia, lagi pula dia juga tidak ada kerjaan selain bekerja di tempat peternakan ayam.

Sebastianlah yang mengusulkan ide untuk menjadikan emil sebagai mata mata mereka. Karena sebagai seorang pemimpin setidaknya jeremy harus mempunyai seseorang yang bisa diandalkan diluar dari kelompok mereka. Jeremy berpikir ternyata sebastian pintar juga, awalnya ia kira adik dari dylan itu hanya bisa membuat masalah saja tetapi sebastian lebih dari itu. Meski gale berulang kali menghembuskan nafas kasar menahan emosinya ketika sebastian berusaha membuat masalah kecil di negri angin. Padahal anak itu baru saja sehat..

Mereka bertiga balik ke negri air setelah berpamitan dengan orangtua gale. Mereka melewati jalan pintas usulan sebastian karena jalan yang mereka tempuh sebelumnya lebih jauh

"Kamu beneran yakin kita lewat sini tian?" Jeremy menekuk wajahnya muram, padahal dia sudah memakai kantong plastik untuk menutupi sepatu kesayangannya itu supaya tidak kotor.

"Percaya saja padaku!" Seru sebastian yang berjalan di depan mereka. Gale hanya menggelengkan kepalanya jika tidak bersama jeremy yang selalu memberikan tatapan tajam saat gale ingin menyerang sebastian, mungkin mereka berdua sudah duel adu kekuatan. Di mata gale.. sebastian itu anak yang nakal.

Gale bisa saja menahan amarahnya tetapi jalanan yang sedang ia injak ini membuat emosinya terus naik. Jelas saja jalanan yang sebastian pilih merupakan jalan penuh dengan rumput setinggi 50 cm dan banyak tanah basah sepanjang jalan. Tidak hanya sekali kulit kaki gale yang seputih tembok dan kulit kaki jeremy yang sebersih beras itu terkena rumput tajam. Sedangkan sebastian dia memakai celana panjang..

"Masih jauh tidak?"

"Kamu itu bawel sekali! Ini sudah dekat"

"Ingat ya!! aku itu lebih tua!"

"Yayayaya" sebastian memutar bola matanya malas

Jeremy menghembuskan napas menahan sabar "Bisakah kita terbang aja? Pake kekuatanmu kak" Sebastian menoleh tidak suka "Itu curang! Mana bisa terbang seenaknya! Di langit tidak ada pintu menuju negri air!"

Jeremy melihat kebawah kakinya. Mukanya semakin kesal melihat kakinya yang sudah kotor, lalu dia menggunakan kekuatan airnya membersihkan kakinya dan menggunakan kekuatan tanah untuk membuat tembok tipis di kiri kanan kakinya supaya tidak terkena rumput tajam.

"Enak sekali kamu jeremy, aku juga mauu tolong bersihkan kakiku dan aku juga mau pelindung kayak gituu" gale memohon ke jeremy dan sebastian hanya memutar bola matanya

"Anak anak manja"

"SIAPA YANG KAU BILANG MANJA?!"

Jeremy menepuk jidatnya dan membantu gale

---

Di arah timur terdapat sebuah hutan yang cukup luas. Matahari menyinari hutan itu membuat daun daun bersinar dan menari karena tertiup angin sepoi sepoi. Di pinggiran hutan jauh dari permukiman penduduk, ada kerisuhan.

Tap! Tap! Tap!

Kedua kaki memakai sepatu kulit hitam itu mengayun kencang. Gerak gerik tubuh dari sang pemilik sangat gesit dan cepat. Bulir bulir keringat menetes ke pelipisnya turun ke rahangnya. Matanya yang besar menyipit pertanda dirinya sedang dalam keadaan tidak aman. Di punggungnya ada tas yang isinya 2 panah yang sudah berkurang dan 1 panah yang ada di genggamannya.
Karena kelelahan dia bersembunyi dibelakang pohon dan bersiap siap jika ada yang ingin menyerang. Dia mendengar sekitar 20 orang berlari ke arah tempat bersembunyinya.

ELEMENTWhere stories live. Discover now