Penjaga Bumi

54 12 3
                                    

Badanya bergerak terus menerus. Jari tangannya kaku seperti sedang ketakutan. Keringat sudah membasahi wajahnya. Nafasnya mulai terasa pendek, oksigen seperti menipis baginya.

"Tidak...."

"Jangan.."

Matanya terus bergerak di dalam kelopaknya. Mulutnya terus bergumam mengeluarkan kata kata membingungkan. Setelah penghilatan mengerikan di hadapannya memudar, dia menjadi lebih tenang.

Dia membuka matanya perlahan dan cahaya lampu kamarnya masuk ke dalam matanya. Kamarnya dingin tapi dia bajunya basah oleh keringat.

Seseorang pelayan masuk setelah mengetuk pintu.

"Permisi tuan muda jeremy.. ini saya membawakan salep luka..t
..tuan? Apakah anda baik baik saja?"

Pelayan itu terkejut melihat kondisi jeremy yang terlihat kacau. Jeremy menghela nafasnya dan tersenyum kecil.

"Oh tidak apa apa.. saya hanya mimpi buruk saja.."

"Oh baiklah tuan muda.. saya permisi dulu bila ada sesuatu anda bisa memanggil saya"

Pelayan itu bergegas keluar. Jeremy segera mandi dan memakai bajunya. Aiden akan mengajaknya ke suatu tempat, tadinya aiden mau mengajak james juga tapi dia baru saja sadar semalam jadi kondisinya belum sepenuhnya baik.

"Kita mau kemana aiden?"

Jeremy bertemu dengan aiden di pintu utama kuil.

"Oh itu aku mau pergi ke hutan perbatasan antara negri api dan negri angin."

Jeremy menaikkan alisnya sebelah "Kenapa ingin pergi sejauh itu? Apa ada masalah?"

Aiden menatap jeremy dengan tatapan yang sulit di artikan

"Ada sesuatu yang harus aku pastikan. Aku harus kesana jeremy. Tadinya mau sendiri tapi tuan gustaf tidak mengijinkan bila aku pergi sendiri saja. Terlebih kak james aja masih belum pulih seutuhnya. Padahal biasa juga aku pergi sendirian" aiden memanyunkan bibirnya

"Benar. Aku hampir lupa kalau kamu suka pergi sendiri untuk mencari teman kalau ga nemu pasti main ke tempat paman grant"

"Aw!!! Sakit aiden!" Aiden mencubit pinggang jeremy

"Kamu tuh ya! Kenapa diungkit mulu sih! Udah ayo!!"

Mereka berdua pun ke pergi ke hutan. Setelah berjalan beribu ribu langkah, mereka sampai di hutan.

"Sampai juga"

"Kenapa kita ga terbang aja ya? Aku kan elemen universal?"

Aiden mendengus kesal "Makanya kalau punya kekuatan tuh di pake dengan baik! Udah ayo!"

Jeremy murni lupa jika dia bisa terbang tapi untuk aiden dia mengingatnya. Anak itu kan tidak suka hal ribet cuman dia sengaja tidak meminta terbang karena dia ingin menikmati waktu jalan kaki berdua dengan jeremy. Dia merasa bahwa sebentar lagi akan ada hal besar yang akan menimpa mereka jadi aiden ingin menikmati waktu yang sedikit ini sebisa mungkin.

Mereka berjalan terus masuk ke hutan. Setelah berjalan cukup dalam mereka menemukan sebuah lahan tidak terlalu besar dengan batu besar di tengah lahan itu. Cahaya matahari menerangi tempat itu yang sekitarnya terhalang pohon pohon tinggi.

"Sampai!"

Hening sejenak

"Hmm.. aiden kita ngapain disini? Tidak ada apa apa loh? Aku pikir kamu mau mengambil buah atau bunga atau tanaman.."

Aiden mendekat ke jeremy "Jere.. sebenernya ada yang belum aku ceritakan kepadamu.."

"Ada apa aiden?"

ELEMENTWhere stories live. Discover now