"AHAHAHAHAHA"
Sebastian tertawa keras ketika melihat preman yang seluruh tubuhnya basah akibat air cucian bekas rebus mie. Tian menyiram preman itu dan membuat preman itu terpleset. Ada sisa mie menyangkut di rambut orang itu.
"Hahahah anda mirip cumi cumi terkena rumput laut keriting!"
Sebastian menghampiri preman itu dan mengambil sebuah kotak kalung di tangan preman itu.
"Jangan mengambil milik orang lain! Bekerja dan carilah uang!"
Tian meninggalkan preman itu yang langsung di tahan oleh warga elemen air. Tian menghampiri anak laki laki berusia 8 tahun yang menangis di tembok sebelah toko aksesoris.
"Heh bocah"
Anak laki laki itu berhenti menangis dan melihat sebastian yang datang tersenyum ke arahnya. Tian berlutut di depan anak itu. Dia memberi kotak kalung milik anak itu.
Anak itu baru saja membeli kalung untuk ibunya tapi saat keluar dari toko ada preman yang mencuri kotak kalung dari tangannya. Sebastian yang sedang berjalan lewat situ lantas langsung mengejar preman saat barang anak itu di ambil.
"Terimakasih Tuan Muda.."
"Kalung yang cantik.. untuk siapa?"
"Untuk ibu"
"Anak yang baik pasti ibumu akan senang"
Sebastian mengacak ngacak rambut anak kecil itu. "Lain kali di lawan dong! Jangan biarin orang lain mengambil hak kamu! Sebagai laki laki tidak apa jika berkelahi supaya kelak kita bisa menjaga orang yang kita sayang!"
Anak kecil itu mengangguk
"Pintar! Sayangi ibumu dan buat dia bahagia terus ya"
"Iya tuan muda. Pasti ibu tuan muda bangga punya anak hebat seperti tuan muda. Aku akan berusaha menjadi anak hebat seperti tuan muda"
Sebastian menunduk dan tersenyum. Dia sendiri pun tidak tau apa ibunya bangga padanya atau tidak karena dia tidak pernah berbicara dengan ibunya.
Lebih tepatnya tidak sempat.
"Kamu pasti bisa! Semangat!"
Setelah berkata itu sebastian pergi meninggalkan anak itu dengan memberikan permen ke anak itu.
Saat sebastian sampai di mansion. Dia ingin bertemu ayahnya karena ingin membicarakan tentang kriminal di negri mereka.
"Mohon tunggu sebentar disini tuan muda sebastian" kata penjaga di depan pintu kamar ayahnya
"Kenapa? Ayah di dalam kan?"
"Benar. Tapi dia sedang berbicara hal penting dengan tuan muda dylan jadi sebaiknya anda tunggu disini sebentar"
Bukan sebastian jika mau menurut. Tanpa bicara lagi dia langsung masuk ke kamar ayahnya.
"Sebastian?"
"Eh sudah pulang adikku! Lama banget perginya!"
Tian memberi tatapan sinis ke kakaknya
"Berisik kau!"
"Apa yang sedang kalian bicarakan?"
"Anak kecil ga boleh tau!"
"Dylan"
"Hehehe becanda ayah"
"Aneh banget sih kak!"
"Sebastian.. kakakmu ini mendapat sebuah pesan penting"
Tian memiringkan kepalanya
"Pesan apa?"
---
YOU ARE READING
ELEMENT
FanficDewa menciptakan 4 kekuatan inti bumi. Api, Air, Angin dan Tanah Jeremy menemukan fakta bahwa dirinya anak yang berbeda. Oma kesayangannya memberitahu sesuatu hal penting yang selama ini dirahasiakan dari dirinya sejak ia lahir. Rahasia tentang asal...