Pertarungan (2)

49 11 0
                                    

Setelah teriakkan pertanda dimulainya pertarungan sesungguhnya. Semua yang rencana yang ketujuh anak itu buat muncul satu per satu bersamaan dengan pertarungan yang sedang terjadi.

Dimulai dari bagian LAUT.

"Hiyaaaaaaaaa!"

Suara khas milik azure, kuda peliharaan sebastian bergema. Lalu muncul sebuah makhluk yang besarnya setengah dari azure berwarna putih dengan tentakelnya yang terlihat lebih dulu. Matanya mengeluarkan cahaya ungu muda yang terang. Dotori, gurita hebat dan kesayangan milik aiden muncul disebelah azure dan sebastian. Lalu dotori memberikan sebuah kerang besar kepada sebastian.

"Terimakasih gurita jelek!"

Dotori menjadi kesal dan mencipratkan air ke wajah tian. Dia menahan emosinya dia sudah berjanji pada aiden supaya tidak bertengkar dengan sebastian.

"Semua makhluk hidup tercintaku muncullah!"

Suara kerang yang di tiup sebastian menggelegar ke seluruh permukaan laut dan isinya.

Sebuah pusaran besar muncul di laut. Warga negri air yang terpilih muncul dari dalam laut dengan berbagai macam senjata dan kekuatan air yang mereka persiapkan. Selang beberapa detik. Munculah binatang laut satu per satu dari dalam laut yang sudah ditunjuk untuk bertarung melawan musuh yang memiliki kekuatan air beserta peliharaan musuh mereka.

Hiu,gurita,ubur ubur beracun, ular air, belut listrik dan masih banyak lagi.

"Serang musuh kita!! Jangan biarkan mereka masuk ke dalam pulau! Jangan sampai mereka membunuh kalian!!"

Strategi mereka membuat musuh sedikit di dalam pulau agar jeremy bisa fokus dengan luke.

Mereka mulai bergerak menyerang satu sama lain. Serangan pertama di lakukan sebastian dengan dia menunggangi kudanya kemudian dia membuat ombak besar lalu dia hempaskan ombak besar itu ke musuh yang berusaha mendekat ke pulau. Beberapa musuh mati seketika terkena ombak milik sebastian.

"Payah.."

Dari bawah tian melihat ada bayangan hitam melintas di atasnya. Dylan dengan burungnya terbang diudara. Dylan melihat penyerangan di air mengenai pinggir pulau. Dylan segera membuat sebuah dinding air yang tebal dan tinggi muncul dari dalam laut yang mengitari seluruh pulau. Musuh yang berusaha masuk ke dalam pulau akan terjebak di dalam dinding air milik dylan dan dalam hitungan detik mereka akan kehabisan nafas. Dylan juga membuat monster air 
di sekeliling dinding airnya, monster itu akan menembaki musuh musuh dengan air es yang tajam.

Sebastian terkekeh melihat aksi kakaknya sementara banyak musuh yang ketakutan melihat kekuatan dylan.

"Sombong sekali dia. Pamer kekuatan.."

Tian melihat dotori yang sedang membunuh ikan hiu milik musuh.

"HEI DOTORI!"

Dotori memutar badannya setelah membunuh hiu itu.

"NAIK KE OMBAKKU TERUS HANCURIN KAPAL KAPAL MEREKA!" Dotori mengangguk setuju.

Kapal kapal itu memiliki senjata api yang membunuh banyak hewan air.
Sebastian membuat ombak di sebelah dotori dan gurita itu langsung naik ke atas ombak. Tian meninggikan ombak itu dan menjalankan ombaknya agar mendekat ke kapal musuh. Dotori seperti sedang berselancar di atas ombak milik tian.

Kenapa dotori bisa menjadi gurita yang hebat? Karena dia memiliki kekuatan yang tidak di miliki hewan lain. Kekuatannya ada di matanya.

"Serang mereka dotori!!" Perintah tian

Mata dotori menyala terang mengeluarkan laser ungu yang bila kapal itu terkena lasernya. Maka kapal itu akan terbelah dan tenggelam. Banyak musuh yang segera menyelamatkan diri dengan lompat ke laut.

"Di bagian senjata mereka dotori!!"

Tepat ketika laser mengenai senjata meriam. Satu kapal meledak terbakar.

"Bagus!!!!"

Sementara dylan dia dari atas terus menambah monster miliknya jika monster lautnya berhasil di kalahkan oleh musuh. Monster lautnya itu berbentuk kuda laut besar. Dylan juga selalu menambal dinding airnya yang berhasil di terobos masuk sehingga banyak musuh sekitar 30 masuk ke dalam pulau.

"Ck.. jago juga mereka! Dindingku bisa bisanya dibolongin!"

Sebastian yang masih berada di atas kudanya tertawa keras, dia terlalu fokus pada dotori saja sampai lupa dengan sekitarnya.

Ada seorang musuh yang menyerangnya kuat dari samping. Tian terpental hingga masuk ke dalam pulau menembus dinding milik dylan. Hanya mereka bertujuh yang bisa melewati dinding air dylan karena itu sudah bagian dari rencana agar leluasa menyerang musuh.

Dylan melihat adiknya terpental ke dalam pulau dan langsung terbang menghampirinya.

Sebastian merasakan nyeri di dahi, tangan, dada. Terdapat darah keluar dari kepala dan tangannya akibat tergores batu.

"Aish... kurang ajar!"

"Tian!!!!"

Sebastian melihat ke arah dylan yang menghampirinya.

"Tenang saja aku baik baik.."

"Dahimu berdarah!!"

Dylan langsung merogoh sapu tangan di dalam kantong celananya.

"Tidak usah. Aku juga bawa sendiri"

Sebastian mengambil sapu tangan miliknya. Mereka berdua ternyata membawa sapu tangan hadiah dari ibu mereka.

Sebastian mulai mengusap darah di dahinya. Entah karena halusinasi atau tidak tian merasakan dingin saat mengusap darah di dahinya bahkan rasa sakitnya hilang seketika.

"Ti..tian! Lukamu!" Dylan menunjuk dahi adiknya

"Kenapa?"

"H..hilang!!!"

Tian melihat sapu tangan miliknya yang penuh dengan darah dan ajaibnya darah itu seperti meresap ke sapu tangan dan menghilang. Bersih seperti baru lagi. Dia juga memegang dahinya dan tidak ada darah tersisa atau luka terbuka. Lukanya sembuh dan hilang.

"Gila."

"Kok bisa??"

Mereka berdua saling bertatapan. Hanya ada satu di pikiran mereka berdua. Sebastian menatap sapu tangannya dan tersenyum.

"Terimakasih bu."

Sapu tangan itu sapu tangan yang terbuat dari kekuatan ibu mereka, Amber. Dia memiliki pengetahuan yang pintar tentang obat, racun dan penyakit. Amber melakukan uji coba dengan menggunakan kekuatannya dan ilmu pengobatannya. Terciptalah sapu tangan itu yang dia buat untuk dylan dan sebastian. Sapu tangan itu hanya bisa menyembuhkan luka fisik bagian luar saja tapi luka dalam tidak bisa.

Sebastian mengusap seluruh lukanya dengan sapu tangannya lalu setelah itu dia dan dylan kembali ke posisi mereka dan melanjutkan pertarungan mereka.

##

Yuhuu! Double Update!! ⚡💗

ELEMENTWhere stories live. Discover now