Perang (5)

90 12 0
                                    

Itulah penyerangan pertama yang dilakulan oleh dominic dan seluruh bawahannya.

10 meter lagi mereka sampai di pintu utama negri api. Hawa panas dan radiasi dari pelindung api yang berada di sekeliling negri membuat siapa saja akan merasakan di panggang hidup hidup jika berada jarak sangat dekat.
Dominic dan orang orangnya langsung membuat sebuah pelindung air seperti tabung yang melindungi diri mereka dari api itu.

Umunya jika kekuatan mereka lemah tabung air itu akan tetap hancur jika mengenai api yang dibuat khusus untuk melindungi sebuah negri. Apalagi yang membuatnya adalah tuan gustaf, jelas musuh manapun akan sangat terkuras energinya jika tetap memaksa untuk masuk. Ntah apa yang sudah dominic lakukan selama ini yang jelas pelindung air yang sedang ada di badan mereka itu bisa menembus pelindung api.

Ketika jarak sudah tidak ada lagi. Mereka berhasil masuk kedalam nergi api. Prajurit prajurit yang berada di dekat pintu masuk langsung melawan musuh musuh yang datang. Meski sisa prajurit di negri api tidaklah banyak tapi 1 prajurit bisa membunuh 10 orang sekaligus. Ternyata tidak semua pemberontak itu memiliki kekuatan yang besar sebagian hanya ingin memberontak karena ketidakadilan yang mereka dapatkan saja.

Jeremy dan keenam temannya. Berdiri bersampingan dan siap dengan segala situasi yang akan terjadi. Titik hitam yang jeremy lihat kini menjadi ribuan manusia yang terdapat dendam di mata mereka semua. Di tengah gerombolan itu jeremy bisa melihat ada sesosok laki laki yang memakai pakaian yang berbeda dari yang lain.

"Itu orang yang ingin membinasakanmu" bisik james ke jeremy

Target di depan mata. Jeremy berjanji dia tidak akan membiarkan orang itu melukai atau mengambil hak hidup orang orang yang dia sayang. Rasa ingin melindungi semakin tinggi ia rasakan.

Tapi dia juga khawatir dengan jumlah mereka yg ribuan. Ini sih namanya bukan peperangan yang sebanding. Jeremy mulai menekuk alisnya ketika banyak orang yang mulai terluka bahkan ada yang meninggal. Ya warganya meninggal adalah hal yang paling dia takuti.

Dengan mata yang tajam jeremy berjalan dua langkah daripada teman temannya. Dia lalu mengangkat remo tinggi lalu mengayunkan tongkatnya, dia langsung menyambar 100 musuh dihadapannya dengan kekuatan apinya. Semuanya terbakar.

Segera setelah jeremy melakukan hal itu, seperti sinyal untuk kenam temannya. Tian, Nathan dan Gale langsung melakukan perintah pertama dari jeremy.

Tian membuat sebuah kerang air di tangannya lalu meniupnya dengan kencang. Itu merupakan tanda penguasa negri air atau keluarga inti air meminta bantuan darurat dari seluruh warga negri air untuk segera datang.

Gale memejamkan matanya. Dia menggerakan tangannya memutar. Muncul sebuah pusaran angin yang tipis tapi memanjang sampai ke atas langit. Bagi orang yang melihat pusaran itu atau memiliki kekuatan angin mereka akan merasa terpanggil segera untuk mendekat dan mencari pusaran itu. Dan mereka jelas tau hanya keluarga inti saja yang bisa membuat pusaran setinggi langit.

Nathan lalu berjongkok. Dia menggunakan telunjuknya untuk menulis sebuah kalimat di tanah.

Kak levon. Aku butuh pertolongan.


Seketika tulisan itu langsung hilang seperti menyerap ke tanah.

Di sisi lain levon yang sedang meditasi di bukit seketika bukit yang ia duduki bergetar kecil, ketika dia membuka mata ada sebuah tulisan yang tertulis di tanah. Levon segera berdiri dan menyiapkan seluruh pasukan terbaik di negri tanah dan mengirimkannya ke negri api.

Jeremy dan teman temannya tidak akan bergerak jauh dari tempatnya sebelum dominic memulai aksinya. Dari tempat mereka saja itu sudah cukup untuk membantu warga negri api.

"Jeremy!!!"

Jeremy dan yang lain langsung mencari sumber suara yang memanggil jeremy.
Mereka melihat ada emil yang terbang di udara dengan keenan disebelahnya. Warga angin tiba terlebih dahulu dengan terbang tentunya. Mereka langsung membantu warga negri api dan menyerang musuh. Mereka mengangkat banyak sekali barang barang tajam dan melemparkannya ke arah musuh.

Lalu tak lama setelah itu warga tanah datang dengan tanah di pijakan mereka yang bergerak cepat membawa diri mereka. Mereka langsung menyambar para pemberontak dengan ranting dan akar pohon yang tajam lalu di lilitkan ke tubuh musuh. Mereka bergabung dengan warga angin.

"Dimana warga kita? Kenapa lama sekali?!" Tian merasa dirinya kalah saing dengan negri lain

"Kamu harus mengerti dengan warga kamu sendiri tian. Memangnya mereka bisa terbang? Memangnya mereka bisa menggerakan tanah?"

Mendengar kalimat dari aiden membuat sebastian memanyunkan bibirnya seperti bebek. Lalu tiba tiba hal yang ditunggu tiba.

Hujan turun

"Kok bisa hujan?? Kan tadi panas??" Nathan kebingungan dengan hujan yang turun tiba tiba

"Ketaun banget pengetahuannya hanya sejempol bayi!" Ledek tian yang diberi tatapan sinis dari nathan

"Wargaku sudah dekat!" Seru dylan

Itu bukan hujan. Lebih tepatnya hal pertama yang dilakukan oleh warga negri air untuk menyerang musuh dengan membuat gumpalan air yang besar lalu menurunkannya seolah itu hujan. Tujuannya kalau mereka basah kan semua jadi lebih merepotkan. Tanah dan seluruh benda jadi licin dan sulit melihat disaat air terus menghalangi penglihatan mereka semua.

Jeremy menyeringai kecil ketika dia melihat wajah dominic sedikit panik dan kebingungan. Strategi awalnya berhasil membuat dominic takut sedikit. Karena sepintar apapun mereka, kekuatan asli akan lebih unggul.

Tuan gustaf juga muncul dengan regu prajurit lebih banyak lagi. Mereka semua berkumpul jadi satu dan menunggu perintah selanjutnya.
Jeremy menggenggam tongkatnya kuat. Dia menarik nafas panjang.

"SEMUANYA BERSATU!"

"SERANG!!!!"

Mereka semua berlari dan menyerang dominic yang juga ikutan berlari menyerang mereka dengan bawahannya.

"Jeremy aku akan melindungimu. Musnahkanlah si dominic!" Tuan gustaf  berlari di belakang jeremy. Jeremy pun langsung menganggukkan kepalanya. Tuan gustaf langsung menepis seluruh musuh dan membukakan jalan untuk jeremy. Tuan gustaf dan yang lain tidak akan membiarkan orang lain menganggu duel milik jeremy.

Sekarang jeremy berhadapan dengan dominic. Anak itu seusia nathan. Tingginya setinggi james, badannya sekurus gale dan wajahnya tegas sekali.
Dia menyeringai ketika melihat jeremy.

"Lihatlah ada seorang anak kecil yang datang dan ingin menjadi pahlawan" dom langsung mengejek

"Jangan banyak bicara! Merasa hebat?"
Balas jeremy

"Ck.. sudah sok hebat ternyata sok kuat juga. Hey bagaimana jika aku memberi penawaran bagus"

Jeremy tidak menjawab dan hanya memberika tatapan mematikan

"Begini.. sayang sekali orang hebat sepertimu harus mati sia sia yakan? Mending kamu bergabung denganku, kita berdua akan menjadi penguasa yang paling hebat sejagat raya!!"

Jeremy tertawa sarkas "Bergabung denganmu? Apa aku tidak salah dengar? Gini gini aku pemilih loh! Lebih baik aku berpartner dengan kak james atau kak dylan yang memiliki kemampuan hebat daripada orang sepertimu!"

Amarah dominic memuncak. Perkataan jeremy membuatnya tersinggung dan itulah yang jeremy inginkan. Dominic langsung menyerang jeremy tanpa aba aba dan dengan cepat jeremy menahan seluruh serangan itu.

"Kita lihat Tuan Dominic. Siapa yang akan menginjak alam baka terlebih dahulu. Aku atau kau duluan."

ELEMENTWhere stories live. Discover now