Negri Angin (3) : Sejarah Di Buku

159 16 3
                                    

Keempat anak laki laki yang usianya tidak jauh itu sedang menikmati es krim dan roti beraneka rasa di bawah pohon besar milik keluarga zephyr. Aiden yang membeli semuanya di pasar. Jeremy tadinya mau ikut menemani aiden tetapi dikarenakan statusnya yang sudah di ketahui masyarakat di negri angin jadi lord weston melarang jeremy untuk keluar dari windsor house.

Sedangkan james, statusnya sebagai penguasa negri membuatnya tidak boleh pergi sering sering karena takut bila ada bahaya.. penguasa negri api itu akan terancam keselamatannya kalau tiba tiba mati di tusuk orang di tengah jalan.. apalagi kalau perginya bersama aiden.. wah hal buruk bisa saja terjadi pada kakak beradik penguasa negri api itu..jadi lord weston juga tidak mengijinkan james pergi bersama aiden, meski mereka punya kekuatan yang amat sangat besar.
Jadi gale mengirim asisten pribadinya yang bernama keenan untuk menemani aiden.

"Wah es krim disini sangatlah enak!!" Aiden terus memakan es krim rasa odol yang ia beli.

"Cuaca panas begini memang cocok dengan yang dingin dingin!" James menghabiskan es krimnya yang sudah hampir mencair.

"Oh ya jere" gale mendekatkan dirinya ke jeremy yang masih memakan es krim coklatnya

"Iya kak?"

"Buku yang di kasih oma kamu.. itu buku tentang seluruh elemen juga?"

Jeremy mengangguk. James and aiden langsung mendekatkan diri mereka ke jeremy ketika gale menanyakan tentang bukunya.

"Kamu sudah baca semuanya?"

"Belum"

"Kenapa belum? Jadi selama di negri api kamu tidak menggunakan ketiga barang dari omamu itu??"

"Cuma petanya aja sih.. kan aku bisa sampai ke negri api pakai itu.."

"Bener juga.." gale membersihkan mulutnya setelah es krim rasa tiramisunya habis.

"Jadi kenapa belum jere?"

"Belum apanya??" Jeremy menatap aiden bingung

"Kenapa belum dibaca bukunya???" Aiden gemes sendiri karena jeremy tidak fokus

Jeremy hanya diam lalu pergi dari situ. Dia bergegas lari ke kamarnya. Lalu setelah 5 menit dia balik dengan membawa buku di tangan.
Ketiga temannya langsung mendekatkan dirinya lagi ke jeremy. Jeremy membuka buku tersebut.

"Lihatlah ini alasannya aku belum membacanya.."

Mereka bertiga diam dan bingung. Isi dari buku itu berantakan. Tulisan yang tidak jelas, bahasanya begitu asing dan tulisannya tidak berbaris dengan rapi. Sulit untuk dibaca.

"Wah.. aku juga gabisa bacanya jere! Meski sudah mendapatkan pendidikan terbaik tapi tetap saja! Aku tidak pernah melihat tulisan seperti itu"

"Benar.. itu bahasa apa ya??" James menggaruk garuk kepalanya

Gale memejamkan matanya dan berpikir sejenak. Lalu dia membuka matanya dan tersenyum. Dia berdiri dan mengambil tongkat jeremy.

"Jeremy.. tongkatmu kan sudah berubah bentuk dan sudah dipakai.. siapa tau buku itu terkoneksi dengan tongkat ini"

Jeremy mengambil tongkatnya.

"Tapi bagaimana cara menghubungkan keduanya??"

"Coba kamu buat permohonan jeremy" seru james

"Baiklah akan aku coba"

Jeremy menaruh buku tersebut di tanah dan dia mencoba memfokuskan dirinya pada tongkatnya.

"Remo! Tolong bantu aku untuk bisa mengerti isi dari buku ini!"

Lalu tiba tiba tongkat jeremy bersinar dan halaman pertama buku itu mengeluarkan cahaya. Semua orang terkejut melihatnya. Tulisan tulisan yang tadinya berantakan menjadi rapi kembali. Saat jeremy melihat tulisan itu dia menjadi mengerti isi dari buku itu.
Jeremy membaca seluruh isinya.

ELEMENTWhere stories live. Discover now