Negri Air (1) : Monster Di Telaga

160 18 5
                                    

"Anak anakku tolong sambutlah mereka dengan baik."

Seorang pria berusia 50 an berambut silver dan berjubah biru gelap sedang menasehati kedua anaknya yang sedang berdiri di hadapannya.
Jika dilihat dari wajahnya saja kedua anak itu jelas berbeda.

"Huft.. kenapa harus kita?" sahut si sulung yang melipat kedua tangannya, tidak tertarik dengan tugas yang diberikan sang ayah, sedangkan si bungsu.. mulutnya tadi maju 5 cm menunjukkan tidak suka sekarang menjadi tersenyum licik.

"Baiklah ayahku yang tercinta! Aku akan menuruti perkataanmu."

Si sulung melototkan matanya ke adik satu satunya itu. "Ya! Jangan sok baik aku tahu kamu yang paling tidak suka jika harus mengurusi orang lain!"

"Kata siapa?! Aku sangat menyukai orang baru!" Si bungsu meninggikan dagunya tanda tak terima. Ayahnya hanya menggelengkan kepalanya sambil memijat pelipisnya.

"Dylan. Sebastian. Ayah tidak meminta bantuan kalian. Ini perintah, mengerti?"

Melihat ayahnya yang berubah menjadi serius itu, cukup membuat kedua anaknya menurut

"Baiklah ayah, maafkan aku jika aku tidak serius"

"Jangan khawatir ayah~ mereka akan betah disini!!"

Dylan melirik sinis Sebastian dan sebastian hanya tersenyum kekeh. Oh tentu dia sudah bersama adiknya dari dia berusia 2 tahun jadi dia sangat mengenal sifat adiknya yang jahil dan manja itu.

---

"Apa ini?!!" Wajah gale menjadi panik dan warna kulitnya semakin pucat. Ada air yang mengalir ke daerah kakinya, masalahnya air itu panas entah dari mana asalnya.

Telaga Merrick

Mereka berempat sudah sampai di telaga itu yang merupakan pintu masuk ke negri air. Awalnya mereka ingin membasuh wajah mereka karena panasnya matahari tetapi belum sempat mereka mendekati telaga itu tiba tiba ada gangguan datang.

Gale yang sedang lompat lompat itu berusaha meniup air yang mengalir ke kakinya menggunakan kekuatannya. Sedangkan james dan aiden mulai panik ketika ada air yang mulai mengalir ke arah mereka.

"Apa sebenarnya yang terjadi sih?!" James mengeluarkan apinya untuk mengeringkan air itu begitu juga aiden. Jeremy sedang melihat sekeliling mereka untuk mencari tahu siapa dalang dibalik semua ini tapi fokusnya terbagi ketika dia merasakan sepatu kulitnya basah.

"Eh? Eh?"

Jeremy mengeluarkan kekuatan tanahnya untuk membuat lingkaran lubang di sekeliling kakinya supaya air terus berjatuh ke lubang itu. Tapi dia sedikit marah karena sepatu kulit yang diberikan aiden jadi sedikt basah untung saja sepatu itu terbuat dari bahan yang berkualitas.

"Siapapun! Keluarlah! Jangan main di belakang kami!" Rambut aiden mulai memerah karena amarahnya mulai naik

Lalu tiba tiba tanah bergetar hebat, air yang mengalir ke kaki mereka berhenti, air di telaga juga ikut bergelombang. Daun daun bergerak. Jeremy menarik ketiga temannya itu untuk berdekatan. Tiap dari mereka bersiap untuk mengeluarkan kekuatan mereka jika ada yang ingin menyerang.

Tiba tiba banyak gelembung yang muncul di telaga. Keluarlah sebuah monster berwujud kuda dengan ekor ikan dengan sayap seperti naga, badannya sepanjang 15 meter dengan sirip berwarna hijau. Mereka berempat melototkan mata mereka.

"Celaka.." jeremy mendadak tidak bisa berpikir

"Jangan jangan dia menjaga telaga ini??!" Aiden berteriak

"Bagaimana ini?" Gale seru

"Waktu aku kesini kayaknya gada makhluk ini deh.." james memegang dadanya panik

ELEMENTWhere stories live. Discover now