IV. FAILED?

33 4 3
                                    

Welcome to Chasing Shadows
Jangan lupa tinggalkan jejak, sekalian tandain kalau ada yang typo.
Mohon kerjasamanya.

WARNING: TERDAPAT BEBERAPA KATA KASAR, HARAP BIJAK DALAM MEMBACA.

***

HAPPY READING

***

Leon berdiri di depan cermin besar yang ada di kamarnya, memandangi pantulan dirinya. Ia mengenakan kaos hitam dan celana jeans panjang, serta jaket kulit yang melindunginya dari dinginnya malam.

Leon merapikan rambutnya dengan tangan dan melirik ke arah jam di dinding. Pukul 22.20 menunjukkan bahwa ia harus segera berangkat.

Leon segera mengambil ponsel dan kunci motornya, siap untuk pergi ke tempat yang sudah direncanakan.

Leon turun ke lantai bawah menuju garasi dengan terburu-buru. Sesampainya di sana, pergerakannya terhenti akibat pendengarannya menangkap sebuah suara.

"Ke mana?"

Itu ayahnya. Mungkin baru saja sampai di rumah, terlihat dari penampilannya yang masih lengkap dengan pakaian formalnya.

"Main," balas Leon singkat sambil menaiki motornya.

"Masuk, kamu ga liat jam berapa sekarang?" tegur ayahnya.

Leon merasa kesal. Hari ini ia akan pergi ke arena setelah membuat janji dengan seseorang beberapa hari yang lalu.

"Leon ada janji sama temen, lagian cuman bentar," Leon bernegosiasi dengan ayahnya, berharap ayahnya akan mengizinkannya pergi.

"Kenapa harus malam-malam gini? Kamu pikir udah jam berapa sekarang?" tanya ayahnya.

"Ya janjinya jam segini," balas Leon menatap ke arah ayahnya.

"Bilang sama temen kamu janjinya di cancel dulu. Ayah ga kasih izin,"

"Ga bisa gitulah, lagian-"

"Masuk Leon!" putus ayahnya tanpa ingin mendengar alasan dari putranya.

Dengan perasaan kesal bercampur marah, Leon turun dari motornya dan segera kembali ke kamarnya.

Leon melempar kunci motornya ke sembarang arah setelah tiba di kamarnya. Ia membuka ponselnya dan menelpon seseorang.

"Bisa jemput gue, Ren?"

"Kenapa motor lo?"

"Ga di bolehin keluar,"

"Lah terus gimana? Ga jadi?"

"Jadi, tapi lo bisa jemput gue ga? Atau siapa gitu,"

"Kabur?"

"Iya, ntar jemput di halte dekat rumah gue aja,"

"Ooh, bisa. Otw,"

"Sip,"

Setelah panggilan ditutup, Leon langsung menuju ke balkon kamarnya. Ia akan turun melalui sana.

Dari balkon, ia dapat melihat bahwa cukup tinggi, namun juga tidak akan terlalu sulit baginya untuk turun ke bawah.

Tepat di seberang balkon kamar Leon, ada seseorang yang memperhatikan aksinya. Seseorang itu baru saja akan menutup tirai balkon kamarnya, namun fokusnya teralihkan oleh Leon yang terlihat seperti akan kabur dari rumah.

Ia hanya menggelengkan kepalanya melihat aksi itu, benar-benar berubah pikirnya.

***

CHASING SHADOWS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang