Welcome to Chasing Shadows
Jangan lupa tinggalkan jejak, sekalian tandain kalau ada yang typo.
Mohon kerjasamanya.***
HAPPY READING
***
Saat ini, Luka sedang dalam perjalanan menuju kantin. Ia ingin menemui seseorang yang akhir-akhir ini sepertinya menghindarinya. Matanya terpaku pada sebuah meja di sudut kantin, lalu ia mulai mendekati meja tersebut.
"Kak Der, Kak Leon mana ya? Ga keliatan," tanya Luka begitu ia sampai di meja tersebut.
"Ah, ga tau juga, ya. Coba lo cek di rooftop atau taman belakang, mungkin ada. Kalau ga ada, gue juga ga tau, nih," jawab Deri dengan sedikit ketidakpastian.
Luka mengangguk mengerti, "Ooh, di rooftop ga ada, sih. Tapi Luka coba cek di taman belakang deh, makasih, ya, Kak," ucap Luka dengan sopan. Ia kemudian menjauh dari meja tersebut dan berjalan menuju taman belakang dengan harapan bisa menemukan Leon di sana.
Sesampainya di taman belakang, Luka melihat bahwa tidak ada seorang pun di sana. "Ga ada," lirih Luka dengan sedih.
Namun, saat ia hendak berbalik arah, indera pendengarannya menangkap suara decakan. Luka memutuskan untuk mendekati sumber suara tersebut dan melihat siapa orang yang sedang berdecak kesal.
Suaranya terdengar tepat di belakang pohon besar. Semakin dekat Luka mendekati, ia mulai mendengar suara dari permainan Mobile Legends yang berasal dari sebuah ponsel.
Ketika Luka menyadari sosok orang tersebut, senyum langsung muncul di wajahnya. Luka segera mendekati sosok tersebut dan duduk di sebelahnya.
Saat itu, seseorang tersebut hanya melirik Luka sebentar kemudian melanjutkan permainannya tanpa mempedulikan kehadiran Luka.
"Luka nyariin Kak Leon dari tadi, ternyata di sini," ucap Luka sambil memperhatikan Leon di sampingnya.
Leon tidak membalas perkataan Luka, ia hanya fokus pada permainan di ponselnya.
"Kak Leon ngehindarin Luka," ucap Luka dengan suara pelan, hampir tidak terdengar.
Untungnya, dengan suara yang se—pelan itu, Leon masih bisa mendengarnya. Diam-diam, ia tersenyum miring dan menjawab, "Bagus deh kalau lo sadar."
Luka menatap Leon dengan penuh kekhawatiran. "Kenapa? Luka ada salah?" tanya Luka.
"Enggak," jawab Leon datar tanpa menatap Luka sama sekali, tetap fokus pada permainan di ponselnya.
"Terus kenapa?" tanya Luka lagi.
Leon tidak menjawab, seolah-olah ia tidak mendengar pertanyaan Luka.
"Kak Leon!" panggil Luka dengan keras ketika Leon benar-benar tidak merespons pertanyaannya.
Leon menghela napasnya dengan pelan. "Kata Gabriel, gue brengsek, jadi ga boleh deket-deket sama lo," ucap Leon.
Luka mengernyitkan keningnya dengan keheranan. "Kak Leon ga brengsek, emang dia siapa nge—cap Kakak kayak gitu?" ucap Luka dengan ketidaksukaan mendengar hal tersebut.
"Lagian Gabriel bukan siapa-siapa Luka, dia ga berhak ngelarang siapapun buat deket sama Luka. Kak Leon ga perlu dengerin omong kosongnya," lanjutnya.
Leon menghela napas lagi, kali ini ia menatap Luka. "Itu artinya dia peduli sama lo, lo kenal dia udah lama, 'kan? Jadi dia tau mana yang pantes sama lo dan mana yang enggak," Leon membalas dengan lembut, ingin mengungkapkan pendapatnya tanpa menyakiti perasaan Luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING SHADOWS
Random"Ayo pulang," "Pulang aja sendiri," *** "Kalau kata 'pulang' yang lo bilang itu, ini. Gue bakal ikut, gue ga akan biarin lo pulang sendiri," ...