Welcome to Chasing Shadows
Jangan lupa tinggalkan jejak, sekalian tandain kalau ada yang typo.
Mohon kerjasamanya.***
HAPPY READING
***
Seorang gadis muda berdiri di depan sebuah rumah besar. Dia menatap pintu kayu besar yang menjulang tinggi di depannya, dengan ukiran indah yang menghiasi permukaannya. Pintu itu tampak kokoh dan mengesankan, mencerminkan kebesaran dan keanggunan rumah itu.
Tangannya terangkat, siap untuk menekan bel yang tersedia di samping pintu.
Ding dong
Setelah menekan bel, ia menunggu pintu itu terbuka. Tangannya dilipat di atas dadanya, dengan wajah yang seakan-akan sedang menahan sesuatu yang ingin keluar.
Pintu terbuka setelah beberapa menit, dan seorang pemuda dengan pakaian santainya muncul di balik pintu. Pemuda tersebut tersenyum saat melihat seseorang yang dikenalnya berdiri di depan pintu rumahnya.
"Lain kali kasih tau kalau mau ke sini, biar gue jemput," ujarnya memberi tahu.
Plak
Namun, tanpa diduga, pemuda itu malah mendapatkan tamparan di pipinya.
Pemuda itu menatap gadis di depannya dengan rasa tidak percaya. Ini adalah tamparan pertama yang ia terima dari gadis yang ia cintai.
"Berapa kali harus gue bilang? Jangan ikut campur urusan gue!!" ujarnya dengan amarah yang begitu kuat.
Ekspresi ceria yang biasanya terlihat di matanya telah menghilang, digantikan oleh kemarahan yang terpancar dari matanya yang indah.
Gabriel tidak menjawab pertanyaan dari Luka, gadis yang baru saja menampar pipinya.
Luka meremat rambutnya saat Gabriel hanya diam dan menatap ke arahnya.
"Ngomong apa lo sama Leon?" Luka bertanya dengan nada suara yang menuntut jawaban.
Gabriel mengerutkan keningnya. Luka menamparnya hanya karena Leon? Fakta ini membuat dadanya terasa sangat sesak, seolah-olah jantungnya tidak ingin berdetak lagi.
"Lo nampar gue cuman karena Leon? Really?" tanya Gabriel masih tidak percaya.
Luka menatap Gabriel dengan tatapan tajam, "Cuman lo bilang? Asal lo tau, butuh satu tahun lebih cuman buat sekedar deket sama dia!!" balas Luka dengan rasa kesal bercampur marah.
"Dan lo, dengan satu kalimat yang keluar dari mulut lo bikin dia langsung ngejauh dari gue!" lanjutnya lagi.
Luka benar-benar marah dengan Gabriel sekarang, ia juga tidak percaya dengan apa yang telah terjadi. Satu tahunnya terbuang sia-sia hanya karena satu kalimat yang diucapkan oleh Gabriel kepada Leon.
"Satu tahun gue sia-sia gara lo!" ucapnya lagi, kekesalan masih terasa dalam diri Luka.
"Cuman gue yang tau mana yang pantes sama gue dan mana yang enggak," lanjut Luka, entah sejak kapan ia membelakangi Gabriel.
Gabriel menatap dalam punggung Luka, "Lo belum kenal sama Leon, Ka," ucapnya.
"Gue tau dia, gue tau dia gimana!" balas Luka, menatap tajam semua yang berada di depannya.
"Gue lebih tau," ucap Gabriel, matanya kini memancarkan kesedihan.
Luka membalikkan badannya, menatap Gabriel yang juga menatapnya. "Briel," panggilnya dengan suara lembut.

KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING SHADOWS
Random"Ayo pulang," "Pulang aja sendiri," *** "Kalau kata 'pulang' yang lo bilang itu, ini. Gue bakal ikut, gue ga akan biarin lo pulang sendiri," ...